Saturdays Coffee
Friday – 19:30Sophia melepas apron, penutup kepala serta maskernya sesaat keluar dari dapur kafe yang sedang sibuk. Menarik kursi terdekat, Sophia menjatuhkan tubuhnya di sana diikuti dengan Rebecca yang memberikan sebotol air mineral.
"Sudah lama aku tidak turun tangan membantu Chef Alvin, kukira akan terasa lebih mudah ternyata jauh lebih rumit dari yang kubayangkan." Selepas buliran air mengalir membasahi kerongkongan Sophia yang kering, ia melirik ke sisi kiri untuk mengamati Leo yang sedang bermain seorang diri dengan dunianya.
"Beruntung aku dan Kakakmu hadir di sini, kalau tidak...."
Jika tidak, dengan berat hati Sophia akan menghubungi Jeff seperti ucapannya kala itu. Sophia menghela napas, berkat Rebecca dan Kiara yang bersedia meluangkan waktunya, Sophia tak perlu melakukan hal merepotkan itu.
Sementara Rebecca pamit ke toilet, bunyi lonceng pertanda ada seseorang yang mendorong pintu masuk pun berbunyi. Sontak Sophia pun berteriak dari tempatnya, "Sorry, we're closed."
"Kai!"
Teriakan Leo yang menggema justru membentuk garis kerutan di dahinya. Sophia membalikkan badannya dan tanpa di sangka ia menemukan Jeff sedang berdiri tak jauh darinya. "Astaga, Jeff."
"Hai, apa aku mengganggumu?" senyum tipis Jeff mengembang memenuhi paras tampannya.
Sophia melangkah menghampiri pria dalam balutan sweater biru tua itu. "Sama sekali tidak. Seharusnya kau menghubungiku lebih dulu agar aku bisa menyiapkan sesuatu."
"Aku tidak sengaja melewati sekitar Hardware Street, jadi aku memutuskan untuk berkunjung sebentar. Aku juga datang bersama Kai, kami baru selesai berbelanja di supermarket." Belum sampai lima menit mereka tiba, Kai sudah berkutat dengan mainan milik teman baru yang ia temui di taman bermain beberapa waktu yang lalu.
Pandangan Sophia ikut mengarah pada dua bocah kecil tersebut. "Sepertinya mereka sudah sangat bersahabat...," perkataannya membuat Jeff terkekeh pelan. "Duduklah, aku akan mengambil minuman untukmu."
"Tidak perlu, Sophia. Aku takkan lama." Jeff menolaknya secara halus, wanita itu pun memahaminya. "Bagaimana prosesnya?"
"Berjalan baik. Aku mendapat bantuan dari Rebecca dan Kiara, Kakakku, sehingga semuanya bisa berlangsung sesuai rencana."
Sementara itu di sudut lain, Kai dan Leo sedang melakukan reuni tidak terduga. "Leo, mengapa kau ada di sini?"
"Aku menemani Ibuku dan Aunty Sophia. Kau sendiri mengapa ada di sini?" Leo berbalik mengajukan pertanyaan yang sama.
"Aku mengantar Ayahku menemui teman bisnisnya. Dan ternyata Ayahku dan Aunty-mu sudah saling mengenal." Kai menoleh, maniknya memerhatikan dua orang dewasa yang entah sedang membicarakan apa.
"Aunty tidak bilang padaku...."
"Mungkin dia lupa memberitahumu," jawab Kai singkat, kemudian menyentuh salah satu mainan figur yang tergeletak di atas meja. "Kau mengoleksi banyak action figure Superman, ya?"
Kembali pada Jeff dan Sophia, mereka baru saja kembali dari kitchen bersama Rebecca setelah mengecek situasi dan kondisi. Sophia pun turut mengenalkan Jeff pada Chef Alvin dan Kiara.
Sesaat setelah Rebecca pamit undur diri meninggalkan dirinya dan Jeff, telunjuk Sophia terus bergerak menciptakan pola abstrak pada embun yang timbul di luar permukaan kaleng soda. "Kalian hanya pergi berdua?"
"Ya, kami hanya berdua." Jeff memiringkan kepalanya, sebelah alis tebalnya terangkat. "Ada apa?"
Sophia mengerjap seraya menggeleng cepat. "Tidak, aku hanya bertanya. Kuperhatikan, kau hanya selalu pergi bersama Kai...." Sisa kalimat Sophia tertahan di ujung lidahnya, ia tak enak hati untuk menanyakan perihal kehidupan pribadi Jeff.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Consequences
RomanceSophia terluka ketika menyadari bahwa cinta Jeff sudah habis untuk Alexa, sang mantan istri. Dilema antara memaksa bertahan meski risiko menderita atau melepaskan cinta pertamanya yang bertepuk sebelah tangan. ** Sophia mengiyakan permintaan Jeff un...