Bab 5 | Pergi Tanpa Di Panggil

14 2 0
                                    

Selamat membaca kisah
Perjalanan mereka

Now playing : Daun Jatuh - Resah Jadi Luka

***

Bab 5 | Pergi Tanpa Di Panggil

Harusnya jangan seperti ini, tapi manusia yang putus asa pasti memilih jalan mati untuk pilihan terbaik

***

Meru mendapatkan panggilan dadakan dari seseorang yang tidak ia kenal. Dengan kondisi wajah yang masih ngantuk Bahkan ia beberapa kali menguap ia mencoba mencari benda pipinya itu karena suaranya mengganggu jam tidurnya sekarang.

Setelah mencari akhirnya dia menemukan benda pipih tersebut dan seolah tahu di mana tempat menekan tombol memanggil ia langsung menaruh ponselnya itu di telinga.

"Hallo,"

"....."

Mendengar jawaban dari panggilan tersebut sontak Meru langsung bangun terperanjat begitu saja.

"Ya, kebetulan udah bangun kok Om, ada apa ya?"

"....."

"Baik Om. Meru akan segera kesana,"

Panggilan mati begitu saja secara sepihak dan bergegaslah seorang Meru, bangkit dari tempat tidur bahkan membiarkan kasurnya tidak dibereskan iya buru-buru keluar dari kamar untuk menuju kamar mandi sekiranya mencuci muka dan menggosok gigi.

Setelah melakukan kedua aktivitas itu Meru segera kembali ke kamar mengambil beberapa barang yang sangat ia penting bahkan sedikit berganti baju agar sedikit agak sopan. Setelah mengambil barang-barang tersebut Meru segera bergegas untuk pergi.

Tapi.

"Teteh!" panggil Linda.

"Ya bu?" jawab Meru.

"Teteh mau kemana subuh-subuh kayak gini?" tanya Linda.

"Anu. Bu, tadi teteh dapat telepon dari Om Bimo untuk menemani Kanaya di rumah sakit. Soalnya Sisi gak bisa jagain Kanaya sepenuhnya," jujur Meru.

"Ya udah nak, hati-hati di jalan ya,"

Seolah mendapatkan jawaban itu sebagai respon yang baik Meru hanya tersenyum dan mulai berjalan meninggalkan rumahnya menuju rumah sakit.

Dengan menggunakan mobil milik kakaknya—V, Meru sampai di rumah sakit dan di sana dia disambut oleh Bimo, Okta dan Sisi yang seperti sudah ada di sana.

"Maafin Om ya nak, bikin repot kamu,"

"Gapapa Om. Meru senang kok bisa bantu Om,"

"Sekarang kamu sama Sisi temani Kanaya sebentar ya, Om sama Om Bimo mau keluar sebentar cari angin," pinta Okta.

"Baik Om,"

Tinggallah Meru dan Sisi berada di ruangan ini. Tidak ada percakapan diantara mereka berdua karena kebetulan baru pertama kali ketemu satu sama lain.

Beberapa menit mereka sibuk dalam pikiran masing-masing, sampai akhirnya mereka berdua kaget mendengar sebuah teriakkan.

"Arghhhhhhhhh!!!"

Meru dan Sisi menatap satu sama lain pada saat teriakan itu dan otomatis mereka berdua langsung menuju kamar rawat Kanaya.

Tubuh Kanaya jatuh ke bawah blangkar. Ia meraup wajahnya kasar. Menjambak rambutnya kuat-kuat seraya menggerakkan giginya.

SGS [9] Aksi | Anak-anak Tanpa Cinta 2 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang