Bab 11 | Dua Wanita Tangguh

13 1 0
                                    

Selamat membaca kisah
Perjalanan Mereka

Now playing : Tulus - Manusia Kuat

***

Bab 11 | Dua Wanita Tangguh

Biasanya wanita akan memperlihatkan sisi lembut karena wanita terkenal dengan kelembutan bukan ketangguhan

***

"Makasih ya nak sekali lagi," ucap Okta.

"Sama-sama Om. Kalo gitu Meru pulang dulu," pamit Meru.

"Gak mau gue anterin pulang," tawar Damar.

"Gapapa. Gak usah repot-repot,"

Meru berusaha untuk pulang sendirian dengan segala tawaran yang ada Meru mencoba untuk menolak karena kebetulan ia ingin sendiri dan tidak ada yang boleh tahu apa yang terjadi kepada dirinya karena di dalam hatinya sungguh ia sedang bergejolak.

Dengan memesan taksi langganannya ia mulai meninggalkan tempat itu dan berusaha meninggalkan kawasan yang memang jauh dari kota.

Pikirannya benar-benar kacau dari tadi bahkan pada saat ia baru masuk saja ia sudah merasakan bahwa kekacauan telah menguasai hati dan pikirannya seolah ia ingin menangis dengan apa yang ia rasakan sekarang.

Biasanya dalam keadaan seperti ini pasti ada seseorang yang mampu ia percayai untuk mengutarakan semuanya akan tetapi Meru selalu hidup bersama dengan V kakaknya jadi ia ingin saja menceritakan apa yang ia dengar dan rasakan kepada kakaknya itu.

Namun sebelum benar-benar menuju ke rumah tiba-tiba satu pesan datang kepadanya dan memberitahukan bahwa ia harus datang ke sebuah kantor Lalu setelah itu dia meminta kepada sopir taksi itu untuk menuju ke salah satu kantor bukan menuju ke rumahnya.

Setelah sampai Meru tidak lupa membayarnya dan langsung menuju ke dalam kantor itu di mana Meru ternyata mengunjungi kantor di mana ibunya dulu bekerja 10 tahun.

"Assalamu'alaikum,"

"Waalaikumsalam, Meru sayang,"

"Kok Ibu gak ngasih tahu kalo Aa ikut sama Ayah ke Jakarta?" tanya Meru yang baru tahu.

"Maafin Ibu Teh, kan tadi teteh juga perginya buru-buru jadi mana sempat Ibu kasih tahu,"

"Ya udah deh Bu,"

Linda melihat ekspresi anaknya yang seperti ada sebuah beban seolah pikiran dan hatinya tidak sinkron karena ada gejolak batin yang dirasakan oleh sang anak.

"Teh, teteh kenapa?" tanya Linda.

Meru menengok kearah Ibunya "Gapapa Bu,"

"Jangan bohong deh, cerita sama Ibu. Ada apa?"

Meru memang tidak pandai berbohong. Hingga akhirnya setelah menatap ibunya dengan Tatapan yang memang menyedihkan akhirnya tangisan Meru pecah di sana sambil memeluk sang ibu Meru menangis. Linda tidak tahu apa yang terjadi sama anaknya jadi lebih baik ia membiarkan anaknya untuk menangis dan ia hanya bisa memeluk sambil mengusap rambut anaknya berharap bisa meredakan apa yang menyakitkan di hatinya.

Setelah puas menangis Meru langsung menatap sang Ibu sambil menghapus sisa air matanya.

"Ada apa Teh?" tanya Linda.

"Bu.....kenapa semuanya harus berkaitan sih Bu?" lirih Meru.

"Berkaitan, maksud teteh?" Linda tidak paham.

SGS [9] Aksi | Anak-anak Tanpa Cinta 2 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang