Sakit

792 87 2
                                    

"YIBO!!!"

Hal pertama yang mereka lihat adalah tubuh pemuda dua puluh empat tahun itu tergeletak di lantai kamar. Rambutnya masih basah, mungkin dia baru keluar dari kamar mandi.

Yubin mendekat dan menepuk pelan pipi Yibo. Tak ada respon. Mereka saling tatap sebelum memutuskan untuk memanggil dokter.

Haoxuan ditemani Fanxing berangkat memanggil dokter. Yubin dibantu Ji Li memindahkan tubuh Yibo ke ranjang.

"Akhirnya dia tumbang, Ge," ujar Ji Li.

"Bahkan Zhan belum keluar, dia sudah tumbang." Yubin menatap wajah pucat Yibo.

"Apa kita harus memberitahu Zhan Ge?"

"Apa kau pikir dia akan peduli?"

"Tapi Yibo sudah melakukan banyak hal untuknya."

"Itu bukan permintaannya kan?"

Ji Li menunduk. Ia tak bisa berkata-kata lagi. Yubin menariknya, mengajaknya duduk di sofa menunggu kedatangan dokter.

"Aku ingin memberitahunya, tapi Yibo selalu melarang," ucap Yubin mulai cerita.

"Maksudmu, Ge?" tanya Ji Li penasaran.

Yubin menghela napas sejenak. " Aku beberapa kali ingin memberitahu Zhan tentang semua ini, tapi Yibo selalu melarangnya. Dia selalu bilang, 'jangan mengganggunya! Zhan masih butuh waktu untuk memulihkan perasaannya.' Kau tahu kan Yibo selalu mendahulukan Zhan. Apapun itu, pasti dia akan selalu bilang, 'jangan lupa Zhan Ge.'"

"Jadi selama ini Zhan Ge tidak tahu apa yang Yibo lakukan? Bahkan saat Yibo kecelakaan dua minggu yang lalu?" Ji Li menatap Yubin dengan ekspresi tak percaya.

Yubin menggeleng. "Dia bilang hanya tangan patah, masih bisa sembuh."

"Gila!"

Yubin mengangguk lalu menatap pemuda yang berbaring di ranjang. "Mungkin meski nyawa Yibo pergi detik ini juga, dia akan tetap bilang jangan mengganggu Zhan."

"Astaga, cinta Yibo menyeramkan."

"Dia tak pernah bertanya tentang Zhan pada kita. Dia bahkan masih tidak tahu kalo Fanxing adalah adiknya Zhanzhan. Dia menunggu Zhan untuk bercerita sendiri. Entah kapan..."

Tanpa mereka sadari, di luar pintu ada seorang pemuda yang mendengarkan obrolan mereka. Pemuda itu tadinya ingin masuk ke dalam saat mendengar keributan. Apalagi ia juga mendengar teriakan memanggil nama Yibo.

Ia merasa khawatir, karena itu ia ingin keluar dan melihat bagaimana keadaan pemuda yang berhasil mengetuk pintu hatinya yang selama ini terkunci rapat.

Ia mundur saat mendengar obrolan Yubin dan Ji Li. Rasa bersalah menghampiri hatinya. Ia mulai berpikir, apa yang terjadi saat dirinya tidak keluar kamar sebulan ini?

"Yibo....maafkan aku!"

Dengan air mata yang mengalir di pipi, pemuda itu berjalan kembali ke kamarnya.

Setelah kepergian pemuda itu, Haoxuan dan Fanxing datang bersama seorang dokter. Di belakang mereka Xuan Lu datang bersama suami, adik, dan adik iparnya.

Tadi mereka melihat dua pemuda Jingshi itu datang ke klinik desa untuk menjemput seorang dokter. Mereka tidak tahu siapa yang sakit, tapi mereka memiliki satu pemikiran yang merujuk pada pemuda yang selama ini tidak pernah keluar dari kamarnya.

Saat sampai di Jingshi, mereka sadar jika perkiraan mereka salah. Dokter itu masuk ke kamar si penghuni baru. Mereka baru akan masuk saat tiga pemuda Jingshi baru keluar dari kamar nomor tiga itu.

He Is ... (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang