Hancur Kan?

789 86 5
                                    

Warga desa kini heboh. Hampir semua orang melihat dan membaca apa yang dikirim Wen Rouhan. Sebagian besar dari mereka meragukan kebenaran foto itu. Namun, ada juga yang percaya.

Kepala desa dan istrinya kebetulan sedang berada di rumah Xuan Lu. Mereka berempat melihat dan membaca pesan itu bersama.

"Foto ini memang Zhanzhan, tapi apa mungkin dia melakukan itu di Jingshi?" celetuk Zhoucheng, istri kepala desa.

"Aku tak percaya. Kita sudah lama mengenalnya, kurasa tidak mungkin dia melakukan hal tak senonoh seperti tuduhan itu," sanggah Xuan Lu yang selama ini sudah menganggap Xiao Zhan seperti adiknya sendiri.

"Ayo ke Jingshi, kita harus membuktikannya sendiri," ujar Haikuan yang juga disetujui Yuchen.

Mereka berempat beranjak keluar rumah. Mereka berjalan ke Jingshi yang hanya berjarak lima rumah saja.

Di kafe, kebetulan para penghuni Jingshi sedang berkumpul bersama kekasih masing-masing. Mereka pun melihat pesan yang dikirim langsung oleh penghuni baru.

Tanpa ba bi bu lagi, mereka dengan segera menutup kafe dan berjalan bersama menuju Jingshi.

Di perjalanan, Yubin bertanya tentang pesan apa yang dikirim si penghuni baru. Kebetulan ponselnya habis baterai, jadi dia tak melihat apa yang menjadi sebab kehebohan desa kali ini.

Ji Li mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan langsung pesan menghebohkan itu di depan wajah Yubin.

Tidak pernah menyangka kan jika pemuda kebanggaan desa ini ternyata hanya seorang JALANG.

Jangan-jangan dia mengangkangkan kaki di bawah para pria kaya untuk membangun desa.

Dan kalian dengan bodohnya menganggap dia kebanggaan desa?

Kalian semua sudah tertipu dengan wajah polosnya, ternyata dia menyembunyikan kenyataan yang sangan menjijikkan!

"Bangsat!" umpat Yubin setelah selesai membaca semua pesan itu.

Ziyi dengan lembut mengusap lengan kekasihnya agar lebih tenang.

"Aku tak percaya Zhan Ge seperti itu!" seru Ji Li yang kini bergelayut di lengan kekasihnya.

"Kakakku bukan orang seperti itu. Aku mengenalnya sedari aku kecil dan aku tahu seperti apa dia." Fanxing menggenggam erat tangan mungil kekasihnya untuk mencari kekuatan. Ia berusaha menekan emosi yang hampir merenggut kewarasannya.

Dengan sabar Cheng-cheng mengusap lengan kekasihnya sambil berbisik lembut.

Perjalanan mereka akhirnya sampai di tujuan. Di depan gerbang Jingshi sudah banyak warga desa. Ada juga sang kepala desa dan kakak iparnya yang sedang berusaha menenangkan emosi warga.

Mereka menerobos kerumunan untuk masuk ke dalam. Di dalam ada Bibi Hua, Bibi Xie, Bibi Jiang, Paman Jiang, Paman Lee, dan Xuan Lu.

Di samping mereka ada Wen Rouhan yang masih duduk tenang menikmati bir kalengnya. Di depannya ada Zhoucheng yang menatapnya sengit.

Mereka mendekati para paman dan bibi melewati penghuni baru begitu saja. Fanxing menatap Rouhan dengan tatapan tajam yang penuh emosi, tapi ia tak berhenti.

"Jie, sudah diperiksa ke kamar Zhan?" tanya Yubin langsung.

Xuan Lu menggeleng. "Kami juga baru tiba. Ini kami sedang berdiskusi sebelum mengetuk kamar Zhan."

"Kalian terlalu lama, nanti pelanggan si jalang itu keburu kabur!" teriak Rouhan.

"Diam kau!" balas Fanxing masih mempertahankan tatapan tajamnya.

He Is ... (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang