Luka

794 92 6
                                    

Setelah satu hari penuh menghabiskan waktu di rumah Wang Yibo, Xiao Zhan mengajak kekasihnya untuk berkunjung ke rumah orang tuanya.

Orang tua Zhan menyambut kedatangan mereka dengan suka cita. Ternyata Wang Yibo bisa menjadi orang yang cukup ramah saat bersama calon mertuanya.

Mereka menghabiskan waktu dengan berbincang, bercerita, dan makan bersama. Wang Yibo bisa mengimbangi papa Xiao Zhan dalam permainan catur. Mereka berdua terus mengulang hingga matahari sudah digantikan rembulan.

Xiao Zhan baru mengantar Yibo ke depan setelah makan malam. Keadaan saat ini sungguh membahagiakan pasangan itu.

Xiao Zhan yang sudah bisa berdamai dengan masa lalu. Wang Yibo pun sudah menemukan sosok yang ia inginkan untuk menjadi pedamping hidupnya.

"Besok aku jemput. Temani aku ke acara bisnis. Mama, papa, juga Dylan ikut. Jadi kita berangkat sama-sama." Wang Yibo mengecup kening kekasihnya setelah selesai berucap.

"Aku tidak pernah datang ke acara seperti itu, takut," ujar Xiao Zhan.

"Ada aku. Besok ikut, jangan jauh-jauh dariku."

Mau tak mau akhirnya Xiao Zhan menyetujui ajakan kekasihnya. Tak ada salahnya kan masuk dalam lingkungan kehidupan calon suaminya. Ah, calon suami ya....

Esok harinya, tepat pukul tujuh malam, Wang Yibo datang ke rumah kekasihnya. Memakai setelan jas warna hitam dengan dalaman kemeja putih membuat aura dominan singa kita sangat terlihat. Siapapun pasti terpikat hanya dengan sekali tatap.

Xiao Zhan keluar dengan menggunakan jas putih dan celana bahan hitam. Ada seperti pita yang terikat panjang di lehernya. Menambah kesan manis dan cantik. Saat senyum seperti sekarang, Wang Yibo rasanya ingin mengurungnya di rumah saja. Terlalu cantik untuk tidak jadi pusat perhatian nanti.

"Bunny, kita tak jadi berangkat ya!"

Xiao Zhan menatap heran kekasihnya. Tadi dia masih menerima pesan singkat untuk segera bersiap, lalu sekarang tiba-tiba tidak jadi berangkat? Apa kekasihnya tiba-tiba sakit?

"Yibo, kau sakit? Kenapa ke sini kalo masih sakit? Ayo masuk, istirahat di dalam saja."

Wang Yibo menahan tangan Xiao Zhan yang akan menariknya masuk ke dalam rumah. Ia menatap dalam mata rusa kekasihnya yang menunjukkan kekhawatiran.

"Aku tak apa, aku hanya takut jika kita tetap berangkat kau akan akan menarik perhatian mereka!" Tangan Yibo sudah bertengger di pipi kekasihnya, mengusapnya dengan lembut.

Xiao Zhan tersenyum yang membuat kecantikan dan keimutannya semakin bertambah. Jadi makin gak ikhlas kan Yibo kita...

"Bukankah aku di sana nanti selalu di sampingmu? Memangnya mereka berani melirik milik tuan muda Wang?"

Yibo menghentikan usapan lembut di pipi kekasihnya tanpa menurunkan tangan. "Tapi aku tetap tak bisa menutup mata mereka yang memandangmu!"

Xiao Zhan mengalungkan tangannya di leher Wang Yibo. "Kita memang tidak bisa mengendalikan mata mereka, tapi kita bisa tetap saling menjaga. Mereka hanya bisa melihat kan, tapi kau bisa langsung menciumku."

Kode kan? Tak salah dong kalo singa kita langsung meraup bibir tipis yang sudah menjadi candunya itu.

Usai berciuman hampir lima menit, mereka akhirnya berangkat ke tempat acara. Keluarga Wang sudah berangkat lebih dulu. Mereka ketemu di tempat acara, begitu pesan papa Yibo.

Menempuh perjalanan dua puluh menit, mobil mewah yang dikendarai Yibo memasuki area hotel tempat acara berlangsung.

Yibo turun lebih dahulu, lalu memutar untuk membukakan pintu kekasihnya. Mereka masuk dengan bergandengan tangan mesra.

He Is ... (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang