Happy Reading✨
•
•
•
Suasana pagi ini cukup hangat. Rasen dan kedua anaknya sarapan dengan obrolan ringan.
"Gimana kaki kamu?" tanya Rasen.
Agha lantas mengangkat sebelah kakinya lebih tinggi, kemudian memutar-mutar pergelangan kakinya. "Aman, Yah." Kedua sudut bibirnya terangkat.
Rasen hanya bisa menggeleng pelan melihat tingkah anak bungsunya.
"Lain kali hati-hati," tuturnya.
"Ayah mau ke luar negeri sekitar satu mingguan, kalian gapapa kan kalau Ayah tinggal?"
"Berangkat kapan, Yah?" tanya Jendra.
"Lusa."
Jendra mengangguk mengerti.
"Harus banget satu minggu?" celetuk Agha.
Rasen mengulas senyum. Ia tahu bahwa anak bungsunya itu pasti akan protes.
"Iya. Tapi, nanti pasti Ayah akan selesaikan secepatnya supaya gak sampai satu minggu," balas Rasen.
"Nanti biar Ayah suruh Rendi ke sini buat nemenin kalian," sambungnya.
"Gak usah, Yah Om Rendi nanti bawel. Lagian kan masih ada bibi sama pak Aryo, ada Kakak juga. Iya kan, Kak!" Agha menyenggol lengan Jendra hingga membuat sendok yang berisi makanan di tangannya itu nyaris tumpah.
"Astaga, sengaja?" Jendra menatap sengit ke samping, namun ia tetap menanggapi ucapan adiknya. "Om Rendi juga pasti sibuk. Ayah tenang aja, nanti kalau Agha buat masalah bakal Jendra ikat di pohon belakang."
Kekehan kecil keluar, berbeda dengan anak yang sedang mereka bicarakan, Agha mendengus kesal mendengar ucapan sang kakak.
"Ya sudah kalau mau kalian seperti itu. Tapi kalau ada apa-apa langsung hubungi Ayah ya." Rasen kembali menyuapkan makanan ke dalam mulutnya. "Oh iya, minggu depan jadwalnya Agha check up, jangan sampai lupa. Kamu antar ya, Je."
"Beres, Yah."
"Yah, nanti kalau pulang bawain Bunda baru ya," celetuk Agha.
Rasen kembali menggelengkan kepala. Kelewat terbiasa dengan ucapan bungsungnya.
"Kamu beneran mau Bunda baru?" tanya Rasen hati-hati.
Agha malah jadi gelagapan sendiri. "Ya ... ya kalau Bunda barunya baik ya gapapa, tapi kalau jahat Agha gak mau," jawabnya.
"Nanti kalau Ayah bawa Bunda baru beneran tau rasa, lo." Jendra ikut menimpali.
"Ya gapapa, yang penting orangnya baik."
KAMU SEDANG MEMBACA
Detak : Jarvis Agha
Teen FictionAgha tidak pernah menyangka jika keinginannya mempunyai seorang ibu berakhir nyata. Namun, seharusnya dia tidak mengaharapkan itu sedari awal. Kalau kata Jendra, "Agha itu ibarat kaca, rentan pecah." Start : 25 April 2024 End : -