22 - Agha

1K 138 15
                                    

Happy Reading✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading✨

Agha menepati ucapannya untuk belajar menerima Amira. Ia tidak lagi membuat ulah untuk melawan wanita itu, sungguh. Bahkan setelah percakapannya dengan Jendra tempo lalu, dengan memberanikan diri, esoknya Agha langsung meminta maaf pada ibu sambungnya itu.

Amira menanggapi dengan decihan sinis, sudah mengira bahwa Agha lah yang memang sengaja membuat dirinya terjatuh, tapi ia tidak menyangka jika anak itu akan langsung meminta maaf.

Dan setelah kejadian itu, Agha juga tidak pernah membantah ucapannya, Agha selalu melakukan apa yang Amira suruh. Tentu ini hal yang menyenangkan untuk Amira lihat.

Seperti sore ini setelah Agha pulang dari sekolah, berhubung Ergi dan Jendra pulang telat karna Ergi sibuk dengan ektra basketnya, sedangkan Jendra juga sibuk dengan les tambahan untuk ujian kelulusan, Amira bisa dengan leluasa menyuruh anak itu untuk membersihkan rumah, serta mencuci piring bekas peralatan memasak.

"Udah, Ma. Agha ke kamar dulu ya?"

"Kamu sudah cuci piringnya?"

Agha kembali mengangguk.

"Angkatin jemuran sekalian, habis itu kamu boleh ke kamar," ucapnya.

Menghela napas pelan, Agha tetap melakukan apa yang Amira perintahkan. Kakinya berjalan keluar menuju halaman belakang.

- 𝙳𝙴𝚃𝙰𝙺 -

Karna bosan, Agha memutuskan untuk berenang. Jangan salah, anak itu cukup pandai dalam hal berenang, karna berenang juga salah satu olahraga yang baik bagi penderita jantung.

Di samping ruang tengah yang berbatasan dengan dinding full kaca itu terdapat kolam. Di sana lah Agha sering berenang jika bosan, seperti sekarang.

"Gi, sini!" serunya ketika melihat Ergi berjalan di tuang tengah.

"Kenapa?"

"Sini turun," ajaknya.

Ergi menggeleng, menolak ajakan Agha.

"Kenapa? Lo gak bisa renang?"

"Bisa."

"Terus kenapa gak mau? Udah sini turun, kita balapan dari ujung ke ujung, gimana?" ucapnya.

"Lo aja, gue gak minat."

Agha berenang ke pinggir kemudian duduk di pinggiran kolam.

"Ayo lah, Gi ... " pintanya kembali.

"Gue mau nonton tv."

Agha mendengus, hingga sebuah ide jahil muncul dalam kepalanya? Sepertinya akan seru. Lagipula mereka juga jarang bermain di air, jadi kapan lagi kalau tidak sekarang.

Detak : Jarvis AghaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang