Happy Reading✨
•
•
•
Hampir setiap hari Amira dan Ergi datang ke rumah Agha. Mereka juga tampak jauh lebih akrab. Tinggal beberapa minggu lagi pernikahan Rasen dan Amira digelar. Karna itu keduanya sibuk mempersiapkan segala sesuatunya.
Sepulang sekolah tadi Agha dan Ergi sibuk bermain game. Amira datang dari arah dapur. Sudut bibirnya terangkat ketika melihat putranya tertawa lebar. Senyuman Ergi adalah segalanya. Ia sangat beruntung bisa bertemu kembali dengan Rasen dan menjalin sebuah hubungan.
Selama ini Ergi hidup dalam penderitaan. Bukan soal materi, melainkan mental.Bagaimana anak itu hampir setiap hari melihat kekerasan yang dilayangkan ayahnya untuk sang ibu, juga dirinya sendiri. Adanya Rasen membuat Ergi mengerti bagaimana rasanya kasih sayang sosok ayah. Rasen juga menyayangi Ergi seperti putranya sendiri
"Ergi, stop dulu mainnya. Ini Mama buatin steak iga kesukaan kamu." Amira meletakkan dua buah piring di depan kedua anak yang seumuran itu.
Melihat Agha yang juga menatapnya, Amira menyodorkan satu piring lainnya pada anak itu. "Ini buat kamu."
Meski sempat ragu, Agha tetap menerimanya. "Makasih, Tante."
"Sama-sama."
Kedua anak itu mulai menyantap makanan yang Amira buat.
"Gimana rasanya, sayang, enak atau kurang?" tanya Amira.
"Masakan Mama selalu enak." Ergi menjawabnya semangat.
"Agha, kamu gak suka?" Amira melihat Agha hanya memakan sedikit demi sedikit, tidak selahap Ergi.
"Kalau kamu gak suka gapapa. Mau Tante buatin yang lain?"
Agha lantas menggeleng. "Ini enak kok, Tante. Enak banget malahan."
Masakan Amira memang enak, Agha tidak berbohong. Hanya saja ia sedikit khawatir, tapi mungkin tidak apa-apa. Lagipula Agha juga tidak memakannya setiap hari, dan juga ia makan dengan porsi yang sedikit, tidak terlalu banyak.
Selesai makan, Agha pergi ke dapur untuk menaruh piring kotornya. Di sana juga ada Amira yang sedang menuangkan air panas ke dalam gelas. Amira membuat coklat panas untuk Ergi.
Sangat cocok diminum dalam kondisi gerimis seperti sore ini.
"Tante lagi apa?"
"Buat ini, kamu mau juga?" tawar Amira.
"Boleh?"
Amira mengulas senyum, "Boleh dong. Sebentar ya Tante buatin. Oh iya, kakak kamu mau gak ya Tante buatin sekalian?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Detak : Jarvis Agha
Teen FictionAgha tidak pernah menyangka jika keinginannya mempunyai seorang ibu berakhir nyata. Namun, seharusnya dia tidak mengaharapkan itu sedari awal. Kalau kata Jendra, "Agha itu ibarat kaca, rentan pecah." Start : 25 April 2024 End : -