jealous boi

191 17 4
                                    

Akane menelan salivanya 2 kali sebelum menjawab.

" Sex "

Lalu dia langsung diam, melihat wajah Teru dan menunggu reaksinya.

". . ." Sang empu yang di tatap terdiam, menatapnya, dan wajahnya masi dipertahan kan untuk terlihat lembut
" Jadi.. kau bohong? " Ucap Teru kepadanya

" A..apa? Bohong tentang- "

" Kemarin, aku menanyai mu ditengah kita melakukan sex. "

Teru menatapnya, Akane terlihat bingung namun juga takut, tangan Teru bergetar, Akane bisa merasakannya. Dia mencoba mengingat apa yang Teru tanyakan.

" Aoi, apakah ada seseorang yang pernah memasukannya ke lubangmu? "

Teru menanyainya saat itu juga, Masi dengan tangannya yang gemetar, Akane lalu teringat kembali dan menelan saliva nya, dia sekarang ingat.

" Nah. Sudah ingat kalau begitu " Teru menyingkir kan Akane dengan lembut dari pangkuannya, dia lalu berdiri dari sofa dan mengambil jaketnya.

" TERU! TUNGGU! " Akane menahan tangannya, sekarang tangan mereka berdua sama sama gemetaran, Akane menahan tangisan yang sudah diujung matanya, dia harus menjelaskan sesuatu.

" Itu.. itu bukan keinginan ku, aku bersumpah demi hidupku, aku dipaksa."

Air mata Akane berjatuhan, dia menunduk agar Teru tidak melihatnya, lalu dia melepaskan tangan teru dan membiarkannya untuk pergi, namun Teru tetap ditempatnya, dia tidak pergi

Dia berbalik dan menatap ke arah Akane yang menunduk, terduduk di sofa dengan kepala yang menatap kebawah, Teru bisa melihat air mata nya yang terus bercucuran.

" Mantan mu memaksa mu? " Teru membuka mulut, Akane langsung menatapnya, karena dia mengira nya sudah pergi. Akane langsung menggangguk dengan keras dan menghapus air matanya secepat mungkin.

" Dia bukan orang yang baik kalau begitu? " Teru menyimpulkan sendiri dan tetap menatap Akane, tampaknya dia juga menahan tangisan nya, dia sangat baik melakukannya.

Akane berdeham sebentar
" tidak.. juga.. " dia melanjutkan, melihat wajah Teru yang penasaran, Akane mengisyaratkannya untuk duduk disebelahnya lagi, dan Teru melakukannya.

" Dia.. terpengaruh alkohol dan.. tak bisa mengendalikan diri.. " Akane menunduk lagi, dan Teru tidak melihat ke arah Akane.

Akane yang langsung menyadarinya berkata " aku tau kau marah.. aku mengerti, tak apa " Akane menggenggam tangannya sendiri dan tetap menatapnya, lalu dia baru sadar. Teru menghindarinya karena Akane tak ingin dia melihat wajahnya, dia sedang menangis, dalam diam.

Akane beranjak dan menatapnya, dia tak pernah melihat Teru menangis, seumur hidupnya, Teru langsung menutup wajahnya sendiri dan berkata " sial."

" Kau.. menangis? " Mata Akane berbinar, dia tidak tau sisi teru yang ini, dia tak pernah melihatnya. Dia membuka tangan Teru dan memperlihatkan mata nya yang terpejam, namun tetap bercucuran air mata.

" Hey..-" omongan Akane terputus.

" Apa kau masi berhubungan dengan nya? Apa kau masi menyukainya? "
Teru menatapnya dalam sekali, wajah mereka juga sangat dekat, Teru tetap menatap nya, menunggu jawaban.

" Tentu saja tidak.. sama sekali-
hey.. kau ini.. "

Teru memeluk perut Akane, tampaknya masih menangis, dia menenggelamkan wajah nya di perut Akane, yang dipeluk balas memeluknya.

Entah kenapa, selama ini dia agak menganggap sepele perasaan Teru, ternyata dia benar benar mencintainya, dia senang karena menemukan sisi teru yang belum pernah dia ketahui.

[ACTIVE] Terukane. | Mr. Presiden?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang