what?

243 24 4
                                    

Di dalam tenda mereka.

Hari ini hari terakhir mereka berkemah, semua OSIS dan murid lain tinggal disekolah untuk membereskan kekacauan dan semua tenda masing masing, bagi yang sudah selesai, diijinkan pulang.

. . .

" Aoi.. kumohon " teru memeluknya dari belakang, memohon mohon kepada nya. "maafkan aku untuk kemarin malam, maaf-"

" DIAM KAU IBLIS! " Akane berteriak padanya dan mencoba melepaskan pelukan teru, itu benar benar tidak bisa lepas

" Tidak, kau harus memaafkan ku dulu " teru tetap memeluknya, malah makin erat. Teru memegang tangan Akane dan mendorong tubuhnya ke pangkuannya, dia mendekatkan wajahnya " kumohon? " Teru menatap Akane, menunjukan wajah tampannya itu.

".. ?! //// " Wajah Akane menjadi merah melihat wajah itu, tapi dia tetap mempertahankan sifat tsundere-nya, dia menghela nafas " kau, tak lepaskan. Kupukul kau." Akane memasang wajah serius, sambil mengepalkan tangannya, wajah teru berubah menjadi serius.

" pukul saja " teru menatap nya, seolah menantang dia, setelah mendapat ijin, Akane langsung memukul pipi teru, keras sekali. Ada darah yang mengalir dari mulutnya.

Teru memegang pipinya, dan menjilat darahnya sendiri, dia tetap memeluk Akane. " apa kau gila?! Lepaskan! " Akane mengepal tangannya lagi, menatap teru dengan serius dan siap melontarkan pukulan selanjutnya.

BUK! BUK!

Teru tetap diam, namun sekarang bagian mulutnya sedikit bengkak dan terus mengeluarkan darah, dia tetap memeluk Akane " maafkan aku..? " entah kenapa, pelukannya tetap tidak bisa lepas.

Akane melihatnya, menghela nafas lagi dasar orang gila. Batin Akane

" kau.. " Akane mencoba melepaskan tubuhnya lagi, namun dia masi kuat untuk menahan gerakan Akane.

Dia berhenti mencoba melepaskan pelukan teru, darah terus mengalir dari mulut teru. Akane menghela nafas yang panjang " kemari kau bodoh " Akane mendekap pipi teru dengan tangannya, dan mengucap darah tersebut. " Ini masih siang.. namun kau sudah membuatku kesal, ini salahmu sendiri " Akane menatapnya dengan tajam.

Dia mengambil kotak p3k di dalam tenda mereka, Akane mengambil kapas dan mengobati luka di wajah teru yang dia buat. " mm.. " teru menahan sakit, dia menatap Akane dan tersenyum " jangan tersenyum seperti itu, idiot. " Akane tetap mendekap wajah teru dan tetap mengobatinya. " diam dulu.. " Akane menatapnya, teru terus bergerak dan mencium tangan Akane yang mendekap pipinya.

" dimana lagi yang sakit " Akane menatap teru, setelah selesai mengobati bagian mulutnya, teru tidak menjawab dan terus menciumi tangan Akane, " ck "
Karena tidak mendapat jawaban, Akane melihat bagian mata teru, ada sedikit bengkak disana, lalu dia mengobati nya dengan kapas, secara perlahan.

" diam dulu.. jangan membuatku memukulmu lagi " akane mengatakan hal yang sama, teru hanya tersenyum dan berhenti mencium tangan Akane, membiarkannya mengobati lukanya.

" apa kau memaafkan ku? " teru bertanya padanya, lagi. Akane hanya menatapnya dengan galak, tidak menjawab dan tetap mengobati wajahnya.

. . .

Setelah selesai, teru langsung menggendong Akane, keluar dari tenda " apa yang- TURUNKAN! " Akane menggeliat, menatapnya dan menatap orang lain, " h-hey.. turunkan, kumohon " wajah Akane merah dibuatnya " kita belum membereskan tenda kita.. teru " dia terus menggeliat " aku tidak ingin kau jatuh, aoi. Kita harus ke cafetaria untuk makan, baru membereskan tenda, oke? " teru tersenyum, dan terus berjalan

" aku bisa jalan sendiri..- "

" hey! Minamoto-senpai, apa kau sudah selesai beres beres? " salah satu teman teru memanggilnya dari belakang. Akane seketika blushing. " t-turunkan aku.. " Akane tidak ingin temannya melihatnya seperti itu, namun terlambat.

[ACTIVE] Terukane. | Mr. Presiden?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang