my oh my

335 29 23
                                    


















Akane terduduk sebentar, setelah teru menciumnya. Dia merasakan sesuatu di perutnya, seperti kupu kupu terbang menggelitik didalam perutnya dan mereka tak mau keluar.

Akane mulai berpikir.. apa.. presiden benar benar menyukainya?, Seperti yang teman nya katakan. Teru sering memperhatikan Akane saat Akane tidak tau. Dan dia juga mengobati Akane- ahh.. tidak tidak, teru memang orang yang ramah dan pengertian, dia seperti itu juga kepada yang lain, pikir Akane.

Di sisi teru

" Ya? Ada apa? Minamoto-senpai? " Allyne masuk ke ruangan teru dengan malu malu, dipikir teru akan memberinya hadiah atau semacamnya karena dia dipanggil.

Teru yang awalnya memblakanginya lalu menghadapnya dengan tatapan.. tajam.

" Benarkah kau yang mengunci dan melukai Akane? " Teru langsung to the point, dan dia menyilangkan tangan di dadanya.

Allyne yang tadi senyum senyum sekarang wajahnya menjadi takut dan pucat. " A-apa maksud presiden?.. aku bahkan tidak tau.. " Allyne berbohong dan melihat kesana kemari dengan panik.

" Serius? Kau bohong dengan seorang ketua osis? " Teru menaikan satu alisnya dan dia mendekati Allyne perlahan.

" M-minamoto-senpai tidak bisa menuduhku tanpa bukti! " Allyne agak berteriak dengan wajah yang sangat berkeringat.

" Oh bukti? Aku tinggal tanyakan aja kepada Akane.. dan sebagai hukumannya.. " teru tersenyum sinis.

" Jangan berani kau tidur malam ini, pel semua lantai sekolah sampai berkilau, dan jika aku melihat DEBU SEDIKITPUN. " Teru tersenyum dengan seram. " Oh tidak akan mau tau. "

Teru lalu menendang pel dan ember yang berisi air kotor ke arah Allyne.

" Ku temui kau besok , dan sebaiknya aku tidak melihat debu. " Teru keluar dari ruangannya, meninggalkan Allyne yang ketakutan.

-

Akane sudah didalam tenda teru dan dia, karena teru sibuk mengurus masalahnya. Yang tadinya semua membangun tenda dengan pasangannya secara bersama-sama, Akane harus melakukannya sendiri, dengan badan yang sakit dia harus tetap membangun tenda untuk dia tidur.

Akhirnya api unggun dinyalakan, dan semua bernyanyi dan membuat marshmellow bakar. Namun Akane tetap di tenda, dia tidak ada rasa makan apapun sekarang.

" Akane-san.. " teru tiba tiba menghampirinya dan duduk disampingnya, Akane berde"hmm" saja.

" Ternyata kau didalam sini.. tadi kucari cari diluar tidak ada.. " teru tersenyum kecil, hanya mereka berdua yang didalam tenda, yang lain keluar untuk menikmati malam dengan api unggun sambil makan

Teru lalu menatap tenda yang sudah jadi dan dia terkejut " k-kau membangunnya sendiri? Maaf.. maafkan aku akane-san.. maaf. " Teru meminta maaf dengan tulus dan dengan wajah penyesalan. " Aku baru selesai dengan Allyne dan.. harusnya aku tidak meninggalkanmu sendiri, kumohon maafkan aku. "

Teru mendekati Akane lagi, lebih dekat, karena Akane dari tadi tidak melihatnya sama sekali. Teru bertanya, dengan wajah sedih dan menyesal " Kau marah ya? " Teru berusaha melihat wajah Akane. Namun Akane tetap diam.

" Apa Masi sakit? " Teru memegang tangan Akane. " Jangan diam saja.. hey.. " teru mendekatkan wajahnya ke wajah Akane. Ternyata sentuhan teru membuat Akane nge blush sedikit, di area pipinya.

" Tch, apa?! " Akane melepas tangan teru dan berusaha menahan blushnya. Teru tertawa kecil, gemas " aww.. apa kau tersipu? " Teru lalu berbinar binar, karena dia berhasil membuat Akane tersipu.

[ACTIVE] Terukane. | Mr. Presiden?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang