aoi's nightmare

224 18 5
                                    

Sudah total satu minggu sejak kejadian "tidak menyenangkan"  hari itu, Akane sudah pulang ke rumah nya sendiri dan berpisah dengan keluarga Minamoto

Akane benar benar melarang keras saat teru memberitahu bahwa dia akan mengunjungi rumah Akane setiap hari untuk menengoknya, dia tidak mau kejadian tersebut terulang lagi, dia benar benar tidak mau.

. . .

Ini sudah malam hari, menjelang tengah malam. Akane sedang mengerjakan tugas nya, hanya tinggal sentuhan terakhir saja dan dia selesai. Dia sedang mengetik di laptopnya dan handphone nya tiba-tiba berdering karena ada panggilan masuk.

" presiden "
Namanya tertera di layar handphone Akane saat dia melihatnya, Akane menghela nafas sebentar lalu mengangkatnya, meskipun tidak diperbolehkan mampir ke rumahnya, namun Teru memaksa agar Akane harus selalu mengangkat telepon nya jika dia tak ingin teru datang.

" Halo? " Akane bergumam dengan nada malas, dia lalu menguap tanpa sengaja.

Di sisi teru

" Aoi? Kau belum tidur? " Teru berkata dengan lembut, dia sedang merapikan piring piring sambil menahan handphone dengan pundak dan telinganya. " Jangan tidur terlalu malam, aku akan membantu dengan tugasmu jika perlu. "

Teru selesai merapikan piring dan memegang handphonenya, dia tersenyum.

B-bajingan ini bagaimana dia tau aku sedang mengerjakan tugas?! batin akane

" Ya.. hoam.. kau sendiri? Kenapa belum tidur? " Akane menanyakan pertanyaan yang sama sambil tetap mengetik di laptopnya.

" Aku membantu kou mencuci dan mengeringkan piring bekas makan malam " Teru berkata dengan lembut

Di sisi Akane

Akane agak terkejut seketika, dia menatap handphonenya, dan ternyata Teru mengajaknya untuk video call.

Akane mengangkatnya dan memperlihatkan wajahnya, Teru tersenyum lebar sambil menatap wajah Akane " perlihatkan yang benar, aku tidak bisa melihat wajah mu dengan jelas " Teru tetap tersenyum

Akane pun menurutinya dengan ungkapan kesal, dia meletakan handphonenya dengan menyenderkan nya ke sebuah gelas. " Puas? "

Teru mengangguk dengan mantap, Akane tidak menghiraukannya, setelah meletakan ponsel nya, dia melanjutkan mengetik. Senyum teru memudar.

" Aoi.. " Teru memanggil dengan lembut, yang dijawab dengan dehaman akane, namun teru diam saja selama beberapa detik.

Akane menyadarinya, dan menatapnya di dalam layar handphone " ada apa? "

Teru menatapnya lagi
" aku merindukanmu " ucapnya dengan nada se memelas mungkin " bolehkan aku berkunjung- "

" tidak. " Akane menjawab dengan mantap, Teru memajukan bibir nya dan cemberut. Tidak berusaha terlihat imut atau semacamnya, namun memperlihatkan wajah sedih nya. Akane menatapnya dan tertawa " apa-paan wajah itu? Kau terlihat semakin jelek " Akane berkata dengan nada mengejek

Teru tidak menjawabnya dan tetap seperti itu, dia benar benar ingin memegang tangan Akane lagi, padahal ini baru seminggu.

Teru melihat keadaan langit, dan itu terlihat mendung, sudah jelas tak lama lagi akan turun hujan yang lebat. Namun sepertinya Akane tidak mengetahuinya.

Akane menghela nafas menatap teru, dia meminum susu coklatnya dan berkata
" Baiklah, kau boleh kesini "

Mata Teru berbinar dan dia langsung berdiri dari sofanya, " aku berangkat sekarang. " Teru terdengar bersemangat dan terisi penuh lagi

[ACTIVE] Terukane. | Mr. Presiden?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang