midnight (smut)

290 23 1
                                    

. . .

Setelah mereka selesai dengan film nya, Kou meletakan kembali CD nya ke tempat semula, Masi dengan tampang ketakutan meskipun film sudah berakhir.

" Aku.. aku akan kekamar sekarang! Selamat tidur teru-nii! Akane-san! "

Kou langsung berlari ke lantai atas, ke kamarnya dan menutup pintu, dia pasti ingin cepat cepat tidur, Teru tertawa kecil melihatnya

" Nah? Ayo tidur. " Teru menepuk bahu Akane, yang sedari tadi Masi diam layaknya patung di sofa, bahkan sentuhan teru di pinggul dan pantatnya tidak mengganggunya. " aoi? " Teru melihat lebih dekat ke wajah Akane

" mwuaah! " Teru mencium bibirnya, dan membuat suara kecupan saat melakukannya, Akane menatapnya dengan kesal " hentikan itu! "

" Nah, akhirnya kau bicara, ayo tidur~ " Teru mengulangi kalimatnya, dia memeluk Akane penuh sayang dan melihatnya, " ck, kau duluan saja.. aku mau ambil air " Akane beranjak dari sofa, kearah dapur untuk meminum segelas air.

" Apa kau masi takut? " Teru mengikutinya dari belakang, tampak khawatir kepadanya, " ti.. tidak! Kau kira aku takut hanya melihat hal yang sebenarnya tak nyata? " Akane mengomel tanpa alasan, dan meminum seluruh gelas dalam satu tegukan

" Hey! Minum pelan pelan " Teru mengambil gelas itu dari tangan Akane dan menatapnya dengan tatapan cemas
" Tidak perlu takut " Teru menepuk kepalanya dengan sayang, dan dengan gerakan yang cepat dia mengangkat tubuh Akane seperti koala

" Kau! Kau ini! Kenapa?! Turun! "
Akane menggeliat ketika di angkat, mencoba melepaskan diri " turun! "

" Dan berhenti remas pantatku! "
Akane memegang tangan Teru dan menariknya, namun teru menolak
" Jika kau terus bergerak, kita akan jatuh dan itu tidak menyenangkan, oke? " Teru tersenyum, dia tetap berjalan dan akhirnya sampai ke kamarnya.

Teru menjatuhkan badan akane ke tempat tidur, dia berada di atas akane sekarang " karena tadi ada sedikit gangguan.. " Teru langsung melepas pakaian atas nya dan melemparkannya asal ke lantai.

" tidak mau! " Akane menggeleng kan kepala dan menjauh darinya, " Teru jangan! " akane sudah meneteskan air mata, " hah.. " Teru malahan tertawa, dia mendekati Akane lagi sampai dia tak punya tempat untuk lari sekarang

" Aku bahkan tidak melakukan apapun, dan kau sudah menangis? Jigsaw tidak akan disini untuk mengigitmu aoi. "
Teru memasukan sedikit candaan dalam kata katanya, namun sepertinya itu malah membuat akane semakin cemas.

Teru tetap tersenyum, niatnya sudah bulat, dan bagian bawahnya sudah bangun. " Aoi kumohon..? " Teru memeluk badan kecil akane, dia masuk ke dalam bajunya dan menciumi perut nya.

" ehm..! jangan.. AH! JANGAN DISITU.. "
Teru menghisap puting Akane dan menjilatinya. Akane menangis lagi, tangan Teru masuk ke dalam celana Akane dan melepaskannya dengan perlahan, dia mulai melonggarkan lubang milik Akane

" berhenti menghisapnya.. tolong.. ehm.. Teru.. " badan Akane semuanya lemas, dia tidak punya tenaga untuk mendorong dorong Teru lagi, dia sangat tidak tahan jika seseorang melakukan itu pada putingnya.

Teru keluar dari baju Akane, melihat wajahnya yang begitu merah dengan air mata " dari wajahmu, aku menyimpulkan kau menyukainya, aku akan lakukan untuk mu lebih sering " Teru menjilat bibir nya sendiri dan menatap Akane yang tetap mendesah karena Teru belum selesai dengan pantatnya

" Seseorang bisa mendengar mu hanii.. "
Teru tetap tertawa, dia tidak ada niat untuk menghentikan apa yang baru saja dia mulai

Dia tetap mencoba melonggarkan lubang akane, dia melakukannya dengan lembut sekali, masuk dan keluar dengan tempo pelan. " euh.. hmm.. "

[ACTIVE] Terukane. | Mr. Presiden?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang