"such a bastard"

237 23 4
                                    

teru membuka pintu dan mendapati kou memakai apron dapur berwarna pink, sambil menunjukan tampang marah ke arah nya.

" Akane baru saja selesai mandi, biarkan dia memakai pakaian terlebih dulu? " teru melihat ke arah kasurnya, yang terlihat Akane sedang bersembunyi di balik selimut itu

" Apa yang.. baiklah.. " kou menatap ke arah Akane, yang tetap bersikeras menutupi wajahnya. 'kenapa dia bersembunyi di dalam selimut..' kou berkata dalam hati lalu meninggalkan mereka berdua sendiri dan mulai mengurus Tiara. " Tiaraa! Berhenti bermain waktunya makan! "

Teru kembali menutup pintunya, dia berjalan ke arah kasur dan langsung membuka selimut itu, Akane Masi menangis, dan karena itu dia jadi cegukan. " sudah lapar? " teru mengusat ibu jarinya untuk menghapus air mata dari pipi nya. " hic.. hic "

" Tarik nafas, buang perlahan " kata teru dengan tenang, Masi memegang pipinya. Akane melakukannya dengan baik, nakun cegukan itu tidak kunjung hilang, kantong mata nya menjadi merah karena menangis " baju ku, hic! " Akane menunjuk kopernya, meminta teru mengambil kan sesuatu untuk dipakai, teru mengambil baju santai berwarna hitam dan juga celana panjang berwarna putih, dia membantu Akane memakaikan nya ke tubuh nya, setelah itu, tidak ada kata "terimakasih", Akane berdiri dan langsung meninggalkan teru,
" such a bastard! "

. . .

" Tiara mau daging! Tiara mau daging! " Adik kecil minamoto yang selalu tidak bisa diam, dia berdiri di atas kursi bayinya untuk meraih paha ayam di piring meja makan

" kau tidak boleh berdiri, princess " teru meletakan tiara untuk duduk lagi di kursi bayinya, dan memberikan nya daging di piring tiara. " itu berbahaya, oke? " Tapi tampaknya tiara tidak mendengarkan, dan dia hanya melahap puas daging itu dengan senyuman di wajahnya.

Akane makan tanpa berbicara, bahkan tanpa melihat ke arah siapapun, dia hanya menatap ke arah piring nya sendiri dan ingin segera meninggalkan meja makan ini. Kou melihat ke arah Akane " akane-san! mau tambah lagi? " Kou tersenyum padanya, Akane mau tak mau menaikan kepalanya dan menatap kou.

" tidak.. aku baik " Akane menunduk lagi dan mengunyah makanannya, cegukannya rupanya sudah berhenti. Kou menaikan satu alisnya " Akane-san, mata mu merah " Akane tersedak mendengarnya, teru memberikannya gelas air dan langsung di minumnya, Akane terbatuk sebentar lalu bertanya,
" A.. apa? "
" mata mu merah akane-san? kau tidak apa? " kou menatapnya lagi, lalu menatap teru, berharap dapat jawaban, teru hanya tersenyum kepadanya, yang di anggap kou itu menyebalkan

" kelilipan. " ( kelilipan = ada kotoran/bahkan hewan masuk ke dalam mata, dan saat di garuk akan terasa sakit, membuat mata merah ) jawab Akane singkat, Masi memakan makannnya.

" ohh.. jangan digaruk " kou bilang pada Akane, seolah itu membantu. Teru menatap akane dan mengelus pipinya pelan " coba kulihat " teru mendekatkan wajahnya dan membuat kepala Akane terangkat dan menatapnya.
" menyingkir.." Akane memegang tangan teru dan mendorongnya, teru menahan pergelangan Akane dan tetap melihat ke arah matanya yang merah. Akane berdecak dan melihat ke arahnya " kita di meja makan " Akane melihatnya

Teru menghela nafas, dan menghabiskan suapan terakhir nya, lalu membawa piring itu di wastafel untuk di cuci. Akane melihatnya dan membawa piring ke wastafel juga. " kembali ke kamar, aku akan mencucinya " teru meraih piring nya, akane bahkan tidak peduli, dia langsung berjalan ke kamar setelah pamit dengan kou.

" Huh.. " Akane memegang kepalanya saat menutup pintu kamar, dia segera ke cermin untuk melihat seberapa merah matanya.

" sekarang aku tidak heran.. " mata Akane begitu merah, hampir di bilang bengkak, padahal mereka tidak melakukannya begitu lama, mungkin akane yang cengeng.

[ACTIVE] Terukane. | Mr. Presiden?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang