sweetest pie

123 10 0
                                    

" kau memang pelacur! Dasar pelacur! "
aoi tidak tau apa apa, dia dipukuli oleh orang itu tanpa henti, akane hanya bisa diam karena dia benar benar tidak tau apa apa.

" apa yang- Ah! SADARLAH! " akane di cekik oleh orang itu, dia sudah sangat mabuk karena alkohol, dia tidak bisa lagi mengenali akane sekarang " pelacur bodoh! Mati saja! "

Akane tetap tercekik, sampai dia hampir kehabisan nafas, " tolong.. sadarlah.. huk.. kumohon. " akane memegang tangan orang itu dengan putus asa, orang itu sudah mencekik nya dengan begitu kuat dengan kekuatannya.

Tiba tiba penglihatan akane menjadi buram, semuanya terlihat gelap seketika, akane tidak ada disana lagi, dia ada di ruangan yang gelap tanpa cahaya sedikitpun di sekitarnya. Sampai..
Suatu cahaya menghampirinya, memegang tangannya, dan menariknya keluar dari ruangan gelap itu. Dan saat itulah ketika-

Dia membuka mata, dia berada di tempat tidur milik teru, akane sangat mengingat bentukan kamar teru sejak terakhir kemari, aoi melihat teru yang sedang berada di sampingnya, menciumi tangannya. Teru tertidur pulas di sampingnya, tapi karena dia, akane dia bangun kan dari mimpi yang sudah bukan disebut mimpi buruk lagi, itu hampir membuatnya mati.
Akane menatap teru, dengan tatapan lega bercampur kaget.

" apa dia akan terus menciumi tanganku seperti itu.. " akane bergumam pelan pada dirinya sendiri, dia menarik tangannya dari pegangan teru, melihat apa yang akan terjadi. Beberapa detik kemudian, teru membuka matanya, seperti bayi menyadari bahwa mainan nya telah hilang. Dia menarik tangan akane lagi, dengan setelah sadar, lalu menciumi nya lagi.

" . . . "
Akane menghela nafas pendek, dia menarik tangan nya lagi, dan saat itu juga, teru akhirnya terbangun, matanya terbuka setengah, dan dia melihat Akane dengan tatapan sayu karena mengantuk.
Teru reflek melihat ke arah jam dinding, jam menunjukan pukul 2 subuh, langit pun masih gelap gulita.

Pipi Akane memerah tiba tiba, teru menatapnya dengan setengah sadar, Akane mengangkat kepala teru ke arahnya dan mencium bibirnya, dengan lembut selama beberapa detik. Teru langsung sepenuhnya bangun, saat akane selesai menciumnya. Pipinya makin merah.

" jika.. jika mau ciuman, bilang saja, jangan terus menciumi tanganku seperti itu, kau mengerikan " teru memegang tangan akane yang berada di pipinya, dia mengangguk dengan lembut dan tersenyum manis, pipinya pun juga ikut memerah. Akane kembali dengan posisi tidur, dan teru juga kembali ke sebelah akane, teru menatapnya " mimpi buruk sayang? " aoi reflek menunjukan wajah yang terkejut, dia bahkan tidak bilang apapun. Lalu dia mengangguk dengan pelan.

" ah.. Begitu " teru mendekatkan tubuh mereka, dan dia memeluk pinggang Akane, " ceritakan, apa yang kau impikan? " teru mengelus rambut Akane sambil terus menatapnya, itu membuat Akane merasa saat malu, dia menutup wajah teru dan berkata " sudahlah.. mimpi tak penting, aku sudah lupa." kata nya, jelas berbohong. Teru memegang tangannya dengan hati-hati, dan menatap kearahnya seolah mengatakan
" kau yakin? " tatap teru dengan khawatir, Akane mengangguk saat melihat wajah teru, " kembalilah tidur.. Kita harus ke akademi besok " Akane mencium kening teru.

Ini sungguh tidak biasa untuk seorang Akane, total dia sudah mencium teru 2 kali menit ini. Teru menyukai perubahan ini pada Akane, dia lalu mengangguk dan mulai terlelap kembali kedalam mimpinya. Akane bernafas pelan, dan mulai tidur lagi, dia benar benar ingin melupakan mimpi tentang "dia" barusan.

" aku benar benar tidak ingin mengingat shinigami lagi.. kumohon. "

. . .

Jam menunjukan pukul 6:30 pagi. Akane yang melihat nya reflek langsung terbangun dari tidur nya, ia menggaruk mata nya sebentar, dan ingin segera beranjak dari tempat tidur.

Akane lalu langsung mandi, memakai seragam wakil OSIS, dan juga mencuci muka nya. Sekarang aoi sedang bercermin sambil merapikan rambut nya. Dan sentuhan terakhir, dia memakai kacamata nya.

[ACTIVE] Terukane. | Mr. Presiden?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang