Bagian 01

12.6K 380 8
                                    

¤¤¤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

¤¤¤

Anak berusia tujuh tahun itu duduk dipinggiran tempat tidurnya. Memegang mobil-mobilan hadiah dari sang ibu, hadiah yang ia dapatkan ketika ulang tahunnya ketujuh tahun dua bulan yang lalu. Hadiah yang juga serupa dengan milik kembarannya, bedanya miliknya bewarna biru tua dan milik abangnya bewarna merah menyala.

Pakaiannya serba hitam, bukan tanpa alasan anak itu mengenakan pakaian serba hitam. Itu karena keluarganya tengah berkabung.

Salah satu anggota keluarga telah berpulang ke pangkuan Tuhan. Anggota keluarga itu adalah satu-satunya perempuan dirumah ini, sosok yang begitu dicintai suami dan anak-anaknya.

Anak berusia tujuh tahun itu sejak tadi hanya di kamar. Sosoknya tak diizinkan melihat ibunya untuk terakhir kalinya, bahkan dilarang untuk ikut mengantarkan sang ibu ketempat peristirahatan terakhir.

Nathan Astara nama anak berusia tujuh tahun itu.

Anak yang masih tergolong kecil dan polos. Meski begitu Nathan sudah cukup mengerti dengan keadaan. Yang Nathan tau ibunya telah pergi ketempat yang jauh, lalu sosoknya sekarang menjadi penyebabnya dan mengakibatkan anggota keluarganya menaruh rasa tak suka terhadapnya.

Clekk

Suara daun pintu yang terbuka membuat Nathan mendongak. Terlihat sosok kembarannya disana dengan mata merah dan sedikit bengkak, sepertinya banyak menangis. Sama seperti mata Nathan, bedanya Nathan sudah berhenti menangis sejak tadi.

Nicholas Astara nama sosok kembaran Nathan, usianya lebih tua lima belas menit dari Nathan, sehingga Nathan menyebutnya kakak.

Nathan hendak mengangkat suara, namun urung saat Nicholas menatapnya tajam.

Nicholas dan Nathan itu kembar, wajah keduanya juga mirip. Namun masih bisa dibedakan, kulit Nicholas sedikit lebih gelap dari pada Nathan yang putih bersih seperti ibunya, sedangkan Nicho ikut ayah. Meski keduanya kembar, sejak kecil tidak seperti anak kembar pada umumnya, keduanya tak begitu akrab, tapi dikatakan bertengkar juga tidak.

Daun pintu kembali terbuka, kali ini anak sulung yang masuk. Alias abang pertama si kembar, wajahnya tak kalah suram seperti sehabis menangis.

"Turun yuk, makan dulu yang lain udah nungguin. Nanti mama malah sedih disana kalau gamau makan" Bujuk Daffian si sulung pada Nicho.

Nathan hanya bisa menatap keduanya dalam diam, menunggu abangnya itu turut mengajaknya.

Daffian membawa tubuh Nicho untuk ia gendong. Lalu menatap adiknya yang satu lagi.

BIMANTARA [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang