Bagian 07

4.1K 294 16
                                    

¤¤¤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

¤¤¤

Nicho sudah kembali dari rumah sakit saat sore hari tadi, anak itu kini tengah istirahat dikamarnya. Ada Joyan yang menemaninya dikamar, malah keduanya kini malah tengah bermain game.

"Bang tidur bareng gue aja ya, biar begadang kita" Ajak Nicho.

Joyan mengetuk pelan kepala adiknya dengan kepalan tangannya.

"Lo baru sembuh bego, entar yang ada masuk RS lagi" Balas Joyan.

"Gak asik lo" Ucapnya.

"Gue temenin tidur, tapi gak ada yang begadang. Satu kali match habis itu tidur, gue besok piket kudu berangkat pagi" Balas Joyan.

"Iye-iye" Pasrah Nicho.

Setelah tiga puluh menit berlalu, keduanya memutuskan untuk berhenti bermain game. Joyan juga sudah berganti pakaiannya dengan piyama, kini giliran Nicho yang masih di kamar mandi untuk sikat gigi.

Joyan yang sudah berada ditempat tidur adiknya hanya diam, ponselnya sudah ia charger.

Remaja itu memandangi kamar adiknya. Dulu kamar ini terkesan biasa saja karena diisi dua orang, tapi sekarang terasa begitu luas sekali. Tempat tidur yang dulu ada dua kini hanya tersisa satu, yaitu milik Nicho. Bergitu pun furniture yang lainnya, tersisa satu padahal dulu ada dua di setiap furniturenya.

Pergerakan disebelahnya membuat Joyan tersadar, remaja itu langsung menarik selimut agar menutupi tubuhnya dan tubuh adiknya.

Keduanya siap menjemput tidur, karena ini sudah pukul sepuluh malam lewat. Jadi cukup larut dikatakan untuk anak yang masih sekolah, karena seharusnya waktu tidur yang baik bagi anak sekolahan ya jam sembilan, paling telat jam sepuluh. Tapi untuk zaman sekarang ini jika ada ponsel, tidur di jam sepuluh sudah dianggap tidur paling cepat.

Membicarakan soal tidur, disisi lain Nathan malah sebaliknya. Anak itu masih terjaga, tangannya yang pucat itu sedikit bergetar membersihkan darah yang terus menetes dari hidung mancungnya. Wajahnya sudah pucat pasi dan kuyu, air yang mengalir dari keran wastafel kamar mandi ikut terlarut bercampur dengan darah yang menetes.

Ini kali kedua Nathan mimisan hari ini, demamnya bahkan belum juga turun. Badannya lemas dan kepalanya pusing, sudah minum obat tapi tidak mambantu banyak, siang tadi membaik tapi menjelang malam naik lagi panasnya.

Nathan bernafas lega saat darahnya sudah berhenti menetes. Anak itu lantas membasuh wajahnya agar lebih baik. Setelah itu Nathan berjalan pelan keluar kamar mandi.

Nathan menunduk, lalu anak itu mengambil lembaran tissue diatas meja belajar, lalu mengusapkan tissue itu kelantai yang terkena tetesan darahnya saat menuju kamar mandi tadi.

BIMANTARA [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang