Bagian 03

4.8K 289 12
                                    

¤¤¤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

¤¤¤

Jam makan malam tiba tapi hanya ada Nathan di ruang makan. Anak itu sejak tadi menunggu yang lain. Tapi masalahnya tak kunjung ada yang datang.

"Adek makan langsung aja, Bibi baru dapet pesan kalau bapak pulang telat. Den Joyan sama Nicho juga barusan bilang mau makan diluar" Seru Bi Rahmi memasuki ruang makan.

Nathan hanya mengangguk saja, anak itu mulai makan seorang diri. Nathan sudah biasa begini, terlebih jika Radian tidak pulang atau telat pasti abang-abangnya langsung tidak ada yang makan di rumah. Seolah malas satu meja dengan Nathan.

Bi Rahmi hanya bisa menatap sendu Nathan, wanita itu pun tak bisa berbuat banyak, ia hanya seorang pekerja disini.

Nathan makan dalam diam, anak itu menikmati makanannya meski hatinya tetap saja sakit.

Setiap kali ia diperlakukan asing dan dijauhi oleh saudara dan keluarganya, Nathan semakin merasa bersalah, anak itu seolah menyalahkan dirinya atas kepergian ibunya. Padahal garis takdir Tuhan tak ada yang bisa mengubahnya. Jika jalannya begitu maka terjadilah begitu, sesuai yang tertuliskan.

Rasanya Nathan ingin meminta Tuhan mengulang kembali waktu, dimana biarkan saja ia yang terjatuh jangan ibunya, mungkin rasanya tak akan sesakit ini. Keluarganya juga tak akan merasa terluka sedalam ini.

Tapi mau bagaimana pun, semua keinginan Nathan itu tak akan bisa terulang, nyatanya Tuhan membawanya hidup sejauh ini, diiringi dengan luka.

•••

Keesokan harinya Nathan sepulang sekolah menemani Enzo ke toko buku membeli komik. Sahabat Nathan yang satu ini, tidak bahkan satu-satunya ini memang suka sekali membaca komik dan juga menonton anime. Jadi Nathan sebagai sahabat yang baik mau-mau saja menemaninya.

"Buruan Nzo" Ujar Nathan yang lama-lama bosan juga.

"Iye-iye cerewet bener lo" Balas Enzo lalu mengambil satu komik lagi.

Keduanya berjalan menuju kasir, setelah selesai membayar dua komik yang Enzo beli.

"Mau makan dulu kagak?" Tanya Enzo.

Mumpung diluar kan sekalian aja cari makan.

"Mau makan apa emang?" Tanya Nathan balik.

"Disana katanya ada cafe baru, lagi viral juga kuy lah" Ajak Enzo sambil menaiki sepedanya.

Nathan menatap arah yang Enzo tunjuk, senyum Nathan mengembang dan mengangguk.

Keduanya mulai menggayuh sepeda mereka, sekitar lima menit keduanya menggayuh Nathan tiba-tiba berhenti didepan sebuah gerbang. Anak itu mengamati sejenak gerbang sekolah itu, senyumnya lagi-lagi mengembang, itu sekolah tempat abang-abangnya menimba ilmu, Nathan bahkan merasa senang hanya melihat sekolah abang-abangnya.

BIMANTARA [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang