¤¤¤
Waktu makan malam tiba, semua anggota keluarga kecuali Nathan ada di ruang makan. Daffian disambut hangat oleh Nicho, karena senang si sulung pulang lebih cepat ketimbang jadwalnya, itu karena Daffian baru saja selesai seminar proposalnya jadi sudah boleh pulang sejenak sambil revisian.Namun wajah si sulung malam ini terasa lebih dingin. Pemuda itu juga hanya membalas senyum tipis saat Nicho mengajaknya berinteraksi.
"Pa, Nathan kemana?" Tanya Daffian santai namun terkesan dingin juga. Pemuda ini ingin mendengar langsung dari ayahnya.
"Dia kan tinggal di kost-sannya" Celetuk Nicho dengan begitu santai. Daffian menatap datar sekilas adiknya itu.
"Kenapa Papa minta Nathan untuk tinggal di kost? Emang hal apa yang udah dia lakuin lagi sampai harus tinggal di tempat lain?" Tanya Daffian membuat suasana dimeja makan sedikit menggelap.
"Oma mu yang minta" Jawab Radian.
"Alasannya?" Tanya Daffian.
"Papa gatau alasan oma kamu minta begitu, Papa cuman nurutin aja maunya oma kamu" Jawab Radian.
Daffian mengusap wajahnya.
"Nathan itu anak Papa, aku tau kita semua gak ada yang begitu peduli sama dia. Tapi mau gimana pun dia tetep anak Papa, apa kurang kita gak ada yang nganggap dia di rumah, sampai harus minta dia buat tinggal di tempat lain?" Seru Daffian, entahlah mendengar Nathan harus tinggal di tempat lain, membuatnya merasa terganggu.
"Abang kenapa sih, aneh banget. Kenapa pula tiba-tiba peduli gitu sama Nathan?" Celetuk Nicho dengan begitu acuhnya.
Daffian memejam mata sejenak, lalu menatap adiknya itu.
"Kamu gak ngerasa sedikit pun rasa kasihan? Kamu itu kembarannya Nathan loh" Tanya Daffian.
Padahal tanpa Daffian tau, Nicho-lah yang menghasut nenek mereka untuk meminta Radian memindahkan Nathan.
"Ngapain kasihan" Ucap Nicho pelan namun masih terdengar.
"Udah, kenapa jadi pada berantem sih" Seru Joyan yang merasa suasana diruang makan semakin panas.
"Kalau kamu mau anak itu kembali kesini, bicara pada oma mu" Timpal Radian membuat Daffian menghela nafas.
Makan malam hari ini dihabiskan dengan sisa waktu yang terasa beku. Tidak ada obrolan lagi setelah Radian menimpali.
•••
"Bang mau kemana?" Tanya Nicho, saat dirinya tengah bersantai di ruang keluarga mendapati si anak sulung, sepertinya hendak keluar rumah.
"Nyari angin" Jawab Daffian datar, entahlah sejak mendengar jawaban Nicho yang acuh saat di meja makan tadi, membuat Daffian menaruh sedikit rasa jengkel pada Nicho. Daffian tidak benar-benar tau sejak kapan ia mulai peduli pada Nathan seperti ini, tapi yang Daffian tau mungkin tidak ada salahnya sedikit berdamai.
KAMU SEDANG MEMBACA
BIMANTARA [END]✔
FanfictionBimantara berarti "Jiwa yang tangguh" makna ini menggambarkan sosok Nathan Astara. Kisah ini berisikan vignet atau potongan kecil dari kisah hidup Nathan yang penuh luka. Disalahkan, diasingkan adalah hal biasa dalam hidupnya. Berteman baik dengan...