¤¤¤
Bi Rahmi menatap lembut Nathan yang tengah menyuap makanannya. Antara senang mempunyai teman makan, tapi sedikit sedih saat anak didepannya harus makan di dapur bersama pembantu sepertinya, disaat keluarga besar majikannya duduk menikmati makan malam di ruang makan.
"Bibi jangan lihatin Nathan terus, Bibi juga makan nanti keburu dingin gak enak" Tegur Nathan karena risih saat Bi Rahmi terus menatapnya sejak tadi.
Bi Rahmi terkekeh lantas mulai kembali menyuap makan malamnya.
Keduanya menikmati makan malam mereka dalam diam. Meski hanya berdua tapi masih terbalut kehangatan diantaranya, sebab tidak ada rasa saling tidak nyaman disana, tidak ada yang merasa keberatan atas hadirnya satu sama lain, dan tentunya tidak ada kebencian disana.
Nathan selesai lebih dulu, anak itu tak lupa pamit pada Bi Rahmi ke kamar duluan. Wanita itu pun mengangguk, tak lupa mengucapkan selamat malam pada si anak bungsu.
Nathan kembali ke kamar, memang kemana lagi dia bisa berkeliaran tanpa rasa canggung di rumah ini? Terlebih saat rumah besar ayahnya ini tengah ramai dengan tamu.
Besok hari minggu, jadi malam minggu seperti ini biasanya anak-anak muda suka sekali begadang, atau keluar malam hingga terkadang lupa waktu bila bersama teman.
Nathan mah beda, dia anak rumahan. Main keluar juga hanya sekali-sekali dengan Enzo, itu pun saat hari masih terang. Kalau malam jarang hampir tidak pernah, lagian Nathan merasa tak enak bila keluar malam-malam, takut ayah dan abang-abangnya berpikir yang tidak-tidak, Nathan itu kan selalu dipandang salah oleh keluarganya.
Nathan memilih bermain ponsel untuk menghilangkan rasa bosannya. Mencari hiburan lewat benda pintar itu.
Tidak ada hal lain yang bisa ia lakukan untuk membunuh kebosanan, kalau tidak main ponsel ya mengerjakan tugas atau catatan jika ada. Sayangnya besok minggu, senin juga tidak ada tugas kalau Nathan ingat-ingat. Jadi lebih baik main ponsel saja.
Lama-lama bukan hanya bosan yang hilang, tapi rasa kantuk yang datang.
•••
Minggu pagi rumah besar Radian sudah ramai dengan kerusuhan. Semua itu tercipta karena mereka hendak pergi ramai-ramai ke pantai. Liburan keluarga di hari minggu yang cerah ini.
Nathan sejak selesai mengambil roti, untuk ia bawa ke kamar pagi-pagi buta tadi, hanya duduk ditempat tidurnya. Dia kan tidak diajak, jadi ya diam di rumah saja, atau nanti setelah mereka pergi Nathan bisa bermain dengan Enzo.
Satu jam tak terasa berlalu, suasana rumah besar itu mulai sepi karena yang lain sudah pada pergi.
Nathan juga sudah keluar dari kamar menuju dapur, ia ingin izin pada Bi Rahmi agar tidak dicariin nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
BIMANTARA [END]✔
FanfictionBimantara berarti "Jiwa yang tangguh" makna ini menggambarkan sosok Nathan Astara. Kisah ini berisikan vignet atau potongan kecil dari kisah hidup Nathan yang penuh luka. Disalahkan, diasingkan adalah hal biasa dalam hidupnya. Berteman baik dengan...