Bagian 28

4.6K 362 10
                                    

¤¤¤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

¤¤¤


Seminggu berlalu begitu saja, Nathan juga sudah pulang dari rumah sakit. Jadi minggu-minggu kedepannya Nathan cuman perlu check rutin saja. Sampai jadwal kemoterapi berikutnya dijadwalkan oleh dokter Alwi.

"Hari ini aja deh" Bujuk Daffian, pemuda ini ingin sekali tidur di kost-san adiknya. Sebab Enzo bilang Nathan sempat mimisan hebat disekolah. Jadi Daffian sebagai abang khawatir adiknya sendiri.

Tapi Nathan malah gamau abangnya itu tidur di kost-sannya. Karena katanya nanti kalau yang lain nyariin gimana? Anak ini benar-benar takut ketauan kalau dekat dengan Daffian. Padahal jelas-jelas Nathan juga punya hak atas abang kandungnya sendiri.

"Tuh kan gimana bisa Abang biarin sendirian" Omel Daffian saat Nathan tiba-tiba hampir oleng.

"Pusing..." Lirih Nathan pelan.

Daffian langsung menggendong adiknya, gak peduli sama Nathan yang ngerengek malu.

"Athan bisa jalan sendiri Abang" Ujarnya tak enak hati di gendong.

"Udah gendong aja, emang gak suka di gendong sama Abang sendiri?" Tanya Daffian dibalas gelengan lemah oleh Nathan.

Dengan pelan Daffian turunkan adiknya di tempat tidur.

"Gak usah takut gitu, Abang punya alasan kuat buat orang rumah" Ujar Daffian lalu mengusap surai adiknya.

"Istirahat sebentar, nanti kalau udah mendingan baru mandi" Ucap Daffian.

Nathan mengangguk pelan, kepalanya memang terasa masih pusing.

Daffian terlihat sibuk sejenak dengan ponselnya, lantas setelah itu Daffian pijit lembut dahi dan pelipis adiknya.

"Kalau ada yang sakit ngomong ya, jangan ditahan-tahan Dek" Ujar Daffian membuat Nathan tersenyum.

"Athan suka di panggil Adek sama Abang" Ucapnya.

Daffian tersenyum tipis.

"Iya-ya udah lama juga Abang gak panggil kamu gitu lagi, dulu waktu mama masih ada Abang lumayan sering ladenin rengekan kamu waktu minta main" Cerita Daffian mengingat masa kecil mereka.

"Maaf ya, bahkan waktu kecil dulu aja Abang sering nolak kalau Adek ajak main" Ucap Daffian.

Nathan mengangguk pelan.

"Yang sedih-sedih jangan di inget" Ujar Nathan dibalas anggukan oleh Daffian.

"Nanti malem mau makan apa Dek?" Tanya Daffian.

"Gatau, Athan ikut Abang aja" Jawab Nathan.

Daffian mengangguk pelan lalu memikirkan apa yang enak dan sehat. Nanti mungkin akan Daffian cari di internet, makanan yang baik untuk adiknya.

•••

Keesokan harinya Nicho mengundang Nathan untuk ikut mengadakan bakar-bakar di rumah. Katanya teman-teman dan sepupu pada kumpul di rumah. Nathan awalnya mau nolak karena gak terlalu akrab sama teman-teman abangnya. Tapi di satu sisi dia kangen dengan kembaran yang udah beberapa minggu gak ketemu.

BIMANTARA [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang