5. Sakit Yang Tidak Pernah Diinginkan

42 5 0
                                    

Hollaa......hari ini update ya ges ya...

Gak banyak, cuman satu part aja. abis itu ngilang lagi huehe..

Jangan lupa untuk selalu mengingat Allah dimanapun dan dalam keadaan apapun ya kawan-kawan.

cuss baca 

Mengapa manusia yang jahat selalu bermanis-manis dulu sebelum melakukan kejahatan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mengapa manusia yang jahat selalu bermanis-manis dulu sebelum melakukan kejahatan. Mengapa mulut harus menjadi semanis madu kalau pada dasarnya niat hati tidak setulus itu. Dan mengapa hati perempuan harus mudah sekali luluh, mengapa ia tidak berontak saja dari awal. Mungkin kita semua lupa. Bahwa pada dasarnya hati sudah memiliki ikatan kuat tentang sebuah kebohongan. Sejak pertama mungkin ia akan cenderung ragu ketika dihadapkan dengan tingkah laku seseorang. Manusianya saja yang bebal tidak mempercayai isi hati. Dan inilah pelajarannya.

Di keesokah harinya, kebetulan Ning Gantari menemui Mumtaz. Disana air matanya jatuh di depan sahabat karibnya itu. Dan kebetulan saat itu Yusuf juga hadir disana. Mereka satu aliyah dulu. Yusuf adalah ketua organisasi kerohanian Islam yang juga sahabat mereka berdua. Yusuf datang sebab memang ada keperluan dengan Mumtaz untuk masalah IT. Yusuf mahasiswa akhir ilmu hukum yang sedang sibuk mengurus skripsi sebagai syarat lulusan sarjana hukum. Calon advokat itu memiliki tubuh yang berisi dan kaku ketika bertemu perempuan asing. Namun berbeda jika bertemu dengan sahabat-sahabat lamanya. Yusuf adalah pribadi laki-laki yang baik selama mengenalnya kurang lebih 7 tahun. Entahlah ini pandangan sementara sedangkan pandangan kedepannya tidak tahu, karena pada dasarnya sifat manusia itu dinamis, berubah-rubah.

Pada akhirnya di waktu itu mengalir juga lah cerita Ning Gantari dari awal hingga akhir tentang Gus Faqih akhir-akhir ini. Mumtaz hanya mampu mengusap pundak Ning Tari. Sedang Yusuf dia hanya menghela napas agar emosinya tidak meledak dan malah menyakiti dua sahabatnya.

"Ya Allah, capek banget aku dengan pola yang sama dan ini pola yang paling menyakitkan saat berhadapan dengan nyambek mokondo. Aku trust issue sekarang sama laki-laki. Termasuk sama kamu suf. Aku juga jadi trust issue. Maaf ya." Kata Ning Gantari.

"Aku juga, trauma sama cowok alim, mukanya polos, lu jangan alim-alim ya, awas aja." Kata Mumtaz.

"Aku nyesel banget punya rasa ke orang, hatiku dihancurkan. Dibuat pecah-sepecahnya sama takdir dan pelakunya. Hatiku nyesek pengen banget marah. Aku pengen banget ngaduin ke Allah sebejatnya perilaku dia tapi belum bisa sholat, aku capek banget pengen ngadu ke semua wali Allah tapi belum ada kesempatan hiks."

"Kalian nih gak bakalan berubah orientasi kan ? jadi LGBTQ."

"KAGAK LAH. KITA MASIH NORMAL YA!!!"

"Nah gitu dong ngegas. Okeh gini aku paham gimana rasa sakit kamu taz, aku juga paham gimana rasa kecewanya kamu Ning. Memang ini bukan sakit yang diharap. Ya iyalah mana ada sih yang berharap sakit hati. Gak papa, kalau pengen nangis dan gak percaya. Aku juga gak luput dari salah. Tapi tetep jangan menggeneralisir semua laki-laki. Kasihan kalau nanti ada orang yang datang ke kalian dan perilaku juga akhlaknya baik tapi dicap buruk sama kalian. Dan mungkin memang sekarang masih berat untuk tidak menggeneralisir, ya sudah sekarang keluarkan aja dulu semua jengkel, marah, sedih kalian, semua emosi yang terpendam. Luapin ke hobi kalian, kerjaan kalian atau apapun yang bisa naikin value kalian. Kalian harus buktiin ke orang-orang yang udah menyakiti kalian, bahwa kesakitan itu bukan apa-apa. Kesakitan itu cambuk untuk berubah menjadi lebih baik lagi. Kuat kok prenn, kalian itu berharga kok kalau dimata yang tepat." Ucap Yusuf panjang lebar.

SADRAH NABASTALA (Simpul Rasa Series aka Ning Gantari)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang