Luna₊˚⊹♡

36 9 0
                                    

☆ ★ ✮ ★ ☆


Suatu pagi dengan suasana sejuk, cahaya matahari mulai menerobos jendela, membangunkan seorang gadis cantik dari tidurnya. Gadis cantik ini mengucek matanya pelan, meresapi keheningan pagi yang masih terasa damai di dalam kamar tidurnya.

Dengan gerakan yang pelan, Luna bangkit dari tempat tidur. Langkahnya beriringan dengan detak jantung yang perlahan-lahan bangkit dari tidur. Ia melangkah menuju jam dinding di sudut kamar, tatapan lembutnya menyisir angka-angka pada jam itu.

Sejenak, ia berdiri di sana, membiarkan kesunyian pagi menemani pikirannya. Di bawah sinar remang-remang fajar, ia memandang ke luar jendela, menyaksikan perubahan langit dari kegelapan menjadi sorotan cahaya yang perlahan merayap, seperti lukisan alam yang sedang dikerjakan oleh sang Pencipta.

Di luar, embun pagi masih menggantung di ujung daun, memantulkan cahaya pertama yang muncul. Burung-burung mulai berkicau, menyambut datangnya hari baru dengan irama yang menenangkan. Hati Luna terasa ringan, seolah seluruh alam menyatu dalam harmoni yang sempurna.

Kemudian, tanpa ragu, Luna bergerak menuju tempat wudhu. Dalam diam, air mengalir membasuh wajahnya, memberikan kesegaran yang menyegarkan pada tubuh dan jiwanya. Setiap tetes air yang jatuh membawa serta beban yang mungkin melekat pada dirinya, meninggalkan perasaan damai

Luna, seperti namanya yang berarti bulan, memiliki wajah cantik yang memancarkan ketenangan dan kehangatan. Wajahnya yang teduh selalu membuat orang di sekitarnya merasa nyaman. Mata Luna besar dan bersinar, seolah-olah menyimpan cahaya yang menenangkan di dalamnya. Alisnya alami dan melengkung lembut, membingkai matanya dengan sempurna dan menambah keanggunan wajahnya.

Rambut Luna panjang dan seringkali dibiarkan terurai bebas, mengalir lembut seperti sutra. Terkadang, ia mengikatnya dengan sederhana saat beraktivitas, namun tetap terlihat elegan dan mempesona. Warna rambutnya yang alami memberikan kesan klasik dan abadi, seolah-olah ia adalah sosok yang diambil langsung dari cerita dongeng.

Ketika Luna tersenyum, seluruh wajahnya ikut bersinar. Senyumnya tulus dan hangat, membuat orang yang melihatnya merasa damai. Luna memiliki kemampuan untuk membuat orang di sekitarnya merasa nyaman hanya dengan kehadirannya. Ia tidak hanya cantik secara fisik, tetapi juga memiliki pesona alami yang memikat hati siapa saja yang berinteraksi dengannya.

Setelah berwudhu, Luna melakukan salat Subuh, berdoa dengan khusyuk untuk kedua orang tuanya, berharap mereka mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya. Ia juga memohon agar diberi kemudahan saat menempuh pendidikan di kota besar. Ketika berdoa, Luna tersenyum, mengingat kembali saat sebulan yang lalu ia diterima di jurusan kedokteran di salah satu universitas terbaik di Indonesia dengan beasiswa penuh. Akhirnya, ia bisa mewujudkan cita-cita dan harapan orang tuanya yang ingin ia melanjutkan kuliah.

Setelah selesai menunaikan ibadah, Luna mengikat rambut panjangnya dengan asal-asalan, membuat beberapa helai terlepas dari ikatannya. Tanpa banyak basa-basi, ia menuju dapur untuk mulai menyiapkan pesanan kue hari ini. Sejak kedua orang tuanya meninggal dua tahun lalu, Luna terpaksa harus belajar hidup sendiri. Salah satu cara yang ia lakukan untuk bertahan adalah dengan membuat dan menjual kue.

Seperti biasa, sebelum matahari terbit tinggi, Luna akan mulai menyiapkan kue yang akan ia jual nanti. Dapur Luna kecil namun rapi, dipenuhi aroma manis dari adonan yang sedang dipanggang. Setiap sudut dapur memancarkan kehangatan, mencerminkan jiwa pemiliknya. Luna mengambil celemeknya, mengenakannya dengan cekatan, dan mulai bekerja dengan penuh semangat. Tangan-tangannya yang lincah dengan cekatan mencampur bahan-bahan.

LuminousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang