☆ ★ ✮ ★ ☆
Manajer artis itu menatap jengah ke arah Archio, yang tengah duduk di sofa bersama seorang wanita. Botol keempat minuman sudah hampir habis, dan penyanyi tampan yang digilai banyak orang itu tampak seperti kehilangan kesadaran.
Archio terus meneguk minuman sementara tangan kirinya merangkul erat wanita di sampingnya, sesekali mencium pipinya. Manajer itu menggelengkan kepalanya, menyadari bahwa Archio tidak mengenal wanita ini. Wanita itu hanyalah salah satu penggemar yang berhasil menerobos masuk ke backstage untuk memberinya bunga dan mengungkapkan perasaannya.
Awalnya, banyak bodyguardnya yang mencoba menghalangi, tapi Archio meminta mereka untuk membiarkannya.Penyanyi tampan itu sedang butuh teman wanita untuk menemani minumnya. Selain itu, ia juga ingin sedikit bersenang-senang untuk menghilangkan penat setelah konser. Di sisi lain, wanita itu sangat senang karena impian bertemu atau bahkan menghabiskan malam bersama dengan idola mereka tampaknya akan segera terwujud.
Manajer artis itu mendengus kesal saat melihat Archio dan wanita itu melakukan tindakan kurang pantas di depannya. Ia kemudian menarik baju belakang Archio dengan kasar, memisahkannya dari wanita tersebut.
Archio meracau tidak jelas ke arahnya, namun manajer tampan itu hanya mendengus sebagai respons. Kebiasaan buruk Archio ini membuatnya sakit kepala jika memikirkannya. Setelah konser, Archio seringkali meminum hampir semua minuman yang tersedia di backstage, dan membawa wanita-wanita yang entah dari mana datangnya.
Kian, manajer tampan itu, melepas tangannya ketika Archio sudah berada di ujung sofa, jauh dari wanita tersebut. Ia lalu mendekati wanita itu yang kini tampak kesal karena telah dipisahkan dari idolanya.
"Ini duit lo," ujar Kian sambil melemparkan segepok uang pada meja di depannya. "Jangan sampai lo bocorin apa yang Archio lakuin sekarang," lanjutnya dengan tatapan tajam.
"Ke-kenapa?" tanya wanita itu dengan nada takut, tak berani menatap Kian secara langsung.
"Lo mau idola lo kena skandal?" tanya Kian. Perempuan itu langsung menggeleng cepat.
"Ta-tapi Ar-"
"Archio biar urusan gue." Ujarnya melirik Archio sekilas, "lo gamau kan kena hujat fans fanatik Achio?" perempuan itu langsung menggeleng lagi. Ia kemudia mengambil uang merah segepok di meja lalu pergi dari ruangan backstage itu.
"Sadar!" ujarnya seraya menepak pipi kanan Archio dengan keras.
"Awshhh....Sakit Kian bego!" Archio meringis dan menatap manajernya dengan tatapan sayu. Dia mencoba mengusap pipinya, tetapi tak lama setelah Archio mengusap pipinya, ia terjatuh dari shofa karena kesadarannya yang mulai hilang.
Kian menghela nafas nya kasar melihat Archio yang sudah berbaring di lantai. "Yang sopan. Gue lebih tua dari lo." katanya sambil membantu Archio berdiri. Kemudian, dia memapah artis mabuk itu untuk keluar dari ruangan.
Ini sudah menjadi rutinitas bagi Kian setiap selesai konser. Ia hampir selalu berakhir dengan harus memapah Archio yang mabuk dan membawanya keluar dari lokasi konser.
Sering kali, Kian berpikir untuk berhenti dari pekerjaannya, tetapi gaji yang tinggi membuatnya tetap bertahan. Pria berusia 24 tahun ini tahu bahwa ia harus mengurus artisnya, meski kadang pekerjaan itu lebih terasa seperti seorang pembantu daripada manajer. Namun, mau tak mau, pria ini harus bertahan dengan artis pemabuk seperti Archio.
Meski Archio memiliki asisten dan staf lainnya, ketika masalah seperti ini muncul, Kian lah yang harus turun tangan. Ia juga yang bertanggung jawab membayar media atau siapa pun itu yang melihat perilaku buruk Archio untuk menutup mulut mereka. Sudah tugasnya untuk melindungi Archio dari skandal yang dapat merusak reputasinya. Jika Archio hancur, sumber uangnya darimana?
KAMU SEDANG MEMBACA
Luminous
Romance"Kita memiliki banyak perbedaan. Aku hanyalah butiran debu, sedangkan kamu adalah bintang yang bersinar di atas." -Luna. "Jangan berharap banyak dari gue. Gue di atas, lo di bawah," -Archio ─── ⋆⋅☆⋅⋆ ── Luna Adzkia, seorang gadis desa yang baru saja...