prologue

1.5K 156 7
                                    

Pagi hari ini kau berangkat bekerja seperti biasanya. Meski terlahir sebagai anak perempuan dari keluarga kaya raya, kau memilih untuk hidup sederhana dan menutupi semua itu dari orang-orang. Kekayaan itu bukan milikmu tapi milik orang tuamu. Lagipula, kau sudah lupa apa artinya keluarga sejak ayahmu berselingkuh dan menikahi selingkuhannya itu. Kau terpaksa berdamai dengan semua keadaan toxic hanya karena permintaan mendiang ibumu.

Kembali lagi pada dirimu, setelah hampir tiga puluh menit menempuh perjalanan, akhirnya kau sampai di tempat kerjamu.

"Selamat pagi, (y/n)-ssi." Sapa seorang laki-laki yang kau ketahui selalu bersemangat setiap harinya. Kebetulan, ia juga rekan satu divisi mu.

"Selamat pagi, Seokmin-ssi." balasmu tak banyak menunjukan ekspresi

"Seperti biasa, kau kelihatan lemas sekali. Tidak sarapan dirumah?" Tanyanya basa basi karena kalian sedang menunggu lift.

"Ya begitulah" balasmu seadanya.

Kau tak begitu dekat dengan pria bernama lengkap Lee Seokmin ini. Sekalipun dia adalah tipe orang yang terlihat ramah dan mudah akrab dengan semua orang, tapi kau memilih untuk tidak menjadi satu diantara banyak temannya.

Ting!

Lift berdenting menandakan liftnya telah sampai di lantai kau berdiri sekarang. Kau dan Seokmin segera masuk ke dalamnya dan menekan tombol lantai yang akan kalian tuju. Selama di dalam sana, kau sama sekali tidak bersuara sementara Seokmin beberapa kali bersenandung untuk memecah keheningan.

Tak berapa lama, lift sampai di lantai 21, lantai yang kalian tuju. Kau mengangguk singkat pada Seokmin sebelum kau keluar dari dalam lift menuju meja kerjamu. Tapi belum sampai lima langkah kau meninggalkan lift tersebut, Seokmin memanggilmu.

"(Y/n)-ssi."

Sontak kau menoleh kearahnya dengan pandangan bertanya-tanya.

"Apa mungkin kau... sudah punya kekasih?" Tanya Seokmin yang membuatmu mengernyit aneh.

"Kenapa kau ingin tahu?" tanyamu. Seokmin terlihat memikirkan sesuatu sebelum menjawab pertanyaanmu.

"Karena ku rasa aku menyukaimu. Tapi tenang saja, jika kau sudah punya kekasih, maka aku tidak akan mendekatimu." Balasnya agak kikuk.

Ini bukan sesuatu yang baru di hidupmu, jadi kau bisa menanggapinya dengan santai. Tapi kau merasa aneh saja, karena sejujurnya kau tak menyadari Seokmin akan menyukaimu. Tidak ada tanda-tanda bahwa laki-laki ini menyukaimu. Apa ia hanya main-main?

"Jika hanya main-main, maka akan ku katakan bahwa aku sudah punya kekasih." Balasmu singkat yang kemudian ingin melanjutkan langkahmu tapi Seokmin kembali bersuara.

"Jika ku katakan bahwa aku serius, bagaimana? Kau tidak punya kekasih kan?" tanyanya lagi.

"Tergantung keadaannya. Maaf, tapi aku harus permisi, Seokmin-ssi." Balasmu tanpa menoleh ke belakang dan langsung melanjutkan langkahmu.

.

.

.

.

.

Kau tak menyangka bahwa Seokmin ternyata serius dengan kata-katanya kemarin. Hari ini, Seokmin dengan sengaja menunggu kedatanganmu di lobby agar ia bisa naik lift bersama denganmu.

"Apa kau sengaja?" tanyamu yang sedang menunggu lift. Seokmin berdiri di sebelahmu tanpa rasa bersalah dan nampak sangat senang.

"Aku ingin menunjukan keseriusanku. Kenapa? Tidak boleh ya?" tanyanya

Red Flags [M] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang