Epilog

377 64 23
                                    

Awalnya kau pikir kau telah berpindah alam. Kau mungkin sedang merasakan panasnya api neraka atau mungkin sedang disiksa habis-habisan. Nyatanya kau masih di kamar yang sama. Kamar yang hancur lebur akibat Wonwoo yang semalam datang dengan wujud iblisnya.

Kau menatap langit-langit kamar tanpa banyak bicara. Kau masih berpikir tentang apa yang terjadi semalam.

Iblis itu menusuk kerongkonganmu dengan jari panjangnya kemudian kau kehabisan napas dan harusnya mati. Bukannya masih hidup dengan keadaann yang sehat seperti ini.

"Ada yang salah."

"Oh, kau sudah bangun?"

Kau tersentak kaget saat mendengar suara laki-laki yang menyahutimu tadi. Sontak kau bangun dari tidurmu dan mencari sumber suara.

Kau dapat melihat seorang lelaki tampan bak dewa tanpa busana masuk ke dalam kamar tanpa rasa malu sama sekali.

"Astaga! Setidaknya tolong pakai baju Tuan." Ucapmu sambil menutup mata rapat-rapat.

"Tuan? Siapa yang kau panggil tuan?"

Bukannya menjauh, laki-laki itu justru mendekatimu. Kini ia justru duduk tepat di depanmu sembari mengguncang tubuhmu.

"J-jangan mendekat. Saya sudah menikah."

"Iya, aku tahu." Saat laki-laki itu tak sengaja menyenggol tanganmu, kau berteriak kaget.

"Aaa!!! T-tolong jangan sentuh saya."

"Kenapa? Aku ini kan suamimu." Balasnya.

"Suami saya hanya Seokmin. Saya tidak mau dianggap sebagai istri anda sekalipun saya sudah mati. Tolong jangan beri saya hukuman seperti ini, tuan. Saya mohon." Ucapmu memohon masih dalam kondisi memejamkan mata.

"Ini aku Seokmin, suamimu." Laki-laki itu hendak menyentuhnu kembali, tapi kau menepisnya dan semakin menjauhinya.

"Ku bilang jangan menyentuhku!" Balasmu menyalak.

Laki-laki itu terlihat kesal dengan bentakanmu seolah tidak ada yang pernah membentaknya sebelumnya. Ia juga meremat tangannya seperti sangat ingin menghajarmu mati-matian. Ketika kau sadar akan perubahan raut wajahnya, kau mulai merasa terancam.

"K-kan tadi aku sudah bilang baik-baik jangan menyentuhku." Ungkapmu dengan suara mengecil sirat akan ketakutan.

Setelah memejamkan mata dan menghembuskan nafasnya sejenak, laki-laki itu kembali menatapmu lekat. Kali ini ia tidak terlihat marah, justru ia menatapmu biasa saja.

"Aku belum terbiasa."

"Sebenarnya anda ini siapa? Mengapa anda mengaku sebagai suami saya?"

Laki-laki itu memiliki fitur wajah yang sangat berbeda dengan Seokmin. Wajahnya yang cantik tapi juga tampan di saat yang bersamaan. Lagipula Seokmin adalah suamimu, mana mungkin kau tak mengenalinya.

"Kau pasti bingung. Biar ku jelaskan."

Saking fokusnya dirimu padanya, kau sampai lupa bahwa ia masih tidak mengggunakan bajunya.

"Tubuhku sudah mati karena aku menjual jiwaku pada iblis. Aku menyerahkan sisi kemanusiaanku pada iblis lain selain Wonwoo. Aku tahu hal itu akan terjadi, jadi sebelumnya aku telah mencari manusia lain yang akan aku jadikan sebagai pengikut pertamaku. Laki-laki ini memberikan tubuhnya padaku, dengan syarat aku harus membuat keluarganya kaya raya." Jelasnya

Kau terkejut. Setelah apa yang kau perjuangkan agar Seokmin tidak menjual jiwanya pada iblis, pada akhirnya laki-laki itu tetap menjadi iblis yang sesungguhnya. Kau merasa perjuanganmu sia-sia.

Red Flags [M] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang