Hari yang kau takutkan selama ini akhirnya tiba. Hari dimana Seokmin akan mendapakan hukuman dari ayahnya. Karena ketidaktahuanmu akan hukuman seperti apa yang akan diberikan pada Seokmin, sejak pagi kau sudah uring-uringan, berjalan mondar mandir dengan kecemasan penuh. Padahal yang akan mendapat hukuman santai-santai saja.
"Hei, tenanglah sayang."
"Bagaimana aku bisa tenang?! Kau akan mendapat hukuman Seokmin! Hukuman! Kau akan dihukum. Bagaimana aku bisa tenang sementara kau akan dihukum karena membelaku?!" pekikmu meledak-ledak
"Benar, tapi aku yang akan mendapat hukuman. Bukankah aku sudah bilang, kau tenang saja, dia tidak akan menyentuhmu sama sekali. Seujung rambutpun tidak." balas Seokmin penuh keyakinan.
"Tapi tetap saja, aku takut kau terluka."
Seokmin tersenyum hangat. Ia lantas menarikmu ke dalam pelukannya. Berharap pelukannya bisa menenangkanmu.
"Kau begitu mencintaiku ya?"
"Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja, aku mencintaimu. Sangat mencintaimu."
Kau mendongak dan melihat Seokmin tersenyum dengan lebar. Nampaknya pria itu senang sekali hanya karena mendengar kau mengutarakan isi hatimu, padahal kau khawatir bukan main terhadap keselamatannya.
"Itu sudah cukup menjadi bekalku untuk menghadapi ayahku. Aku akan baik-baik saja. Percayalah, sayang." ucapnya dibubuhi dengan kecupan hangat di pelipismu.
"Berjanjilah untuk tetap hidup, Seokmin. Demi Tuhan, aku tidak akan sanggup hidup tanpa kehadiranmu di sampingku. Lebih baik aku menemui ajalku lebih dulu daripada melihatmu meninggalkanku."
"Aku berjanji, aku akan tetap hidup untuk menemanimu bertemu ajalmu kelak."
"Aku pegang janjimu. Jika kau meninggalkanku lebih dulu, aku akan langsung membunuh diriku saat itu juga."
"Shhhttt! Tidak akan aku biarkan kau melakukan hal itu. Hidupmu itu berharga. Aku akan hidup untukmu, (Y/n). Hanya untukmu."
Kau mengangguk dalam pelukannya. Membiarkan otakmu mengingat bagaimana hangat dan bagaimana harum tubuh Seokmin menguar terhirup oleh hidungmu. Hari ini adalah hari penentuan, dimana Seokmin akan dihukum oleh iblis yang sesungguhnya. Meski kau yakin Seokmin tidak akan mati, tapi sedikit tidaknya kau tahu bahwa iblis itu tidak akan bermurah hati sekalipun pada darah dagingnya sendiri.
.
.
.
.
.
Singkatnya, Wonwoo mengundang kalian ke kediamannya. Kau dan Seokmin memenuhi panggilan itu dengan mental yang telah dipersiapkan dengan baik, tapi nyatanya tidak ada hal-hal mengerikan yang terjadi. Wonwoo menjamu kalian dengan baik. Ia bertindak selayaknya seorang ayah, meski ia terlihat sepantaran dengan Seokmin. Wonwoo bahkan lebih sering tersenyum.
"Bukankah ini aneh?" bisikmu pada Seokmin
Kalian sedang duduk di meja makan, Wonwoo tadi ijin pergi meninggalkan meja makan untuk sementara, entah kemana. Kau tidak peduli juga.
"Iya, aku merasa ada yang aneh disini." Balas Seokmin
"Sebenarnya hukuman macam apa yang akan kau dapatkan?"
"Harusnya dia menyambukku ratusan kali atau paling tidak memotong salah satu jariku."
Kau mendelik terkejut. Pantas saja Seokmin merahasiakan hukuman apa yang akan ia dapatkan.
"Kau sudah tahu dan kau masih bisa bersikap tenang selama ini? Kau benar-benar..."
"Itu tidak ada apa-apanya. Sungguh aku tak bisa membaca apa yang akan ia lakukan setelah ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Flags [M] ✔
FanfictionKehidupanmu yang baru akan segera dimulai. Menjadi seorang istri dari laki-laki baik seperti Seokmin, tentunya, merupakan dambaan setiap wanita. Tidak ada yang salah dengan itu sampai kalian menempati rumah baru kalian. "Ada yang aneh dengan rumah...