Keesokan harinya.
Pagi ini rara membuka handphone nya untuk menghubungi adel.
"Telepon tak terjawab"
Rara terheran kenapa adel tidak aktif, biasanya adel yang selalu mengabari rara. Tak habis ide, rara ingin menghubungi orang tua adel, namun ia sadar, orang tua adel sedang bekerja, takut akan mengganggu jika menelpon nya, apalagi ini masih pagi.
Kata ayah rara, saat ayah rara lewat di depan rumah adel tadi, rumah nya sangat sepi.
Mau tidak mau, rara harus chat afan.
______________________________________
Chat Rara dan afan pagi ini.
"Ra, kamu ga sekolah? " tanya bunda Rara
"Aku mau ke rumah sakit bun, Adel dirawat" jawab Rara tergesa-gesa
"Astaga.. Bunda ikut ya" sahut bunda Rara
"Yaudah deh ayo" jawab Rara
Rara dan bunda berangkat menggunakan mobil miliknya jam delapan pagi, jarak rumah sakit dari rumah memang cukup jauh, kurang lebih selama dua-tiga jam baru sampai di rumah sakit.
______________________________________
Sepanjang perjalanan yang jauh, sekarang Jam menunjukan pukul sepuluh lewat tiga puluh, kini mereka sampai di rumah sakit.
Mereka menaiki lift menuju lantai tiga, saat sampai di lantai tiga, mereka lanjut mencari ruangan nomer tujuh.
Tak lama, mereka memasuki ruangan Adel, yaitu ruangan tujuh.
Rara menatap Adel yang tengah terbaring dengan kepala nya yang diperban.
"Adel ya Tuhan.. " lirih rara memeluk Adel dengan perasaan khawatir.
"Lo kenapa bisa gini sih?" Tanya Rara
Adel menggeleng
"Kalian pulang sekolah jam berapa?" tanya Rara ke arah afan
"Jam empat" balas afan
"Jam empat? Bukan nya kita kemarin pulang cepet ya? " sahut rara
KAMU SEDANG MEMBACA
KATAKAN SAMUDERA
Teen Fiction"𝐾𝑎𝑙𝑎𝑢 𝑏𝑖𝑠𝑎 𝑑𝑖𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎, 𝑎𝑘𝑢 𝑚𝑎𝑢 𝑘𝑖𝑠𝑎ℎ 𝑐𝑖𝑛𝑡𝑎 𝑠𝑒𝑘𝑜𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑢 𝑠𝑒𝑝𝑒𝑟𝑡𝑖 𝑟𝑎𝑟𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑎𝑘𝑠𝑎, 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑙𝑢𝑠 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑘𝑎ℎ𝑛𝑦𝑎 𝑎𝑏𝑖𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑛 𝑘ℎ𝑎𝑛𝑠𝑎, 𝑠𝑒𝑟𝑒𝑐𝑒ℎ 𝑜𝑏𝑟𝑜𝑙𝑎𝑛𝑛𝑦𝑎 𝑎𝑓𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑛...