.
.
.
.
.
.⚠️ warn! this chapter contains physical violence and sexual violence, please be more careful, selective and wise in choosing reading. this just fictional content, not to be imitated. ⚠️
──────────────────────────
Ctass
"Arghhh! Brengsek! manusia biadab!"
Ctasss
Ctass
"Jika aku biadab bagaimana denganmu? KAU MENYIKSA ADIKKU SIALAN!"
"Arghh! hentikan... sakit, Exe kau tega menyiksaku? aku ibumu! Shhh"
"Kau bukan Ibuku! Ibuku hanya Mommy. Mommy Aiko, bukan iblis sepertimu, Merlin Ayunita!"
Ya wanita itu adalah Merlin, sehari setelah ia memberikan Elan pada Arya (chap 3), kontrakannya di kepung oleh pria berbaju hitam. Ia tak mengenal satupun orang itu, tetapi ia tahu, orang-orang itu pasti adalah suruhan Hugo, mantan suaminya.
Dirinya berusaha kabur, tetapi ia tak berhasil. Bukannya bebas, lehernya malah tertancap sebuah suntikan dengan bius didalamnya.
Kini dirinya tertahan di ruang bawah tanah dengan lengan dan kaki terbogol. Tubuhnya penuh dengan berbagai luka, mulai dari luka sayatan, luka tembak, luka cambuk, bahkan lebam.
Netra dark brown itu menatap tajam kearah anak ketiganya, ia tak pernah menyayangi salah satu anaknya. Tak ada sedikitpun bahkan tak pernah ada rasa cinta yang tumbuh di hati Merlin untuk keempat buah hatinya. Gelar Ibu hanyalah sekedar gelar. Karena nyatanya ia tak pernah berperan selayaknya seorang Ibu.
"Mengapa bisa aku lahir dari rahim wanita bajingan sepertimu? kau bedebah, bahkan iblis pun setidaknya masih memiliki hati, tetapi kau? KAU LEBIH IBLIS DARI SEORANG IBLIS! KAU MENYIKSA ADIKKU HINGGA MEMBUATNYA HAMPIR MERENGGUT NYAWA!"
"Dia anak sialan, sama sepertimu dan Kakak-Kakakmu Exe! karenanya hidupku berubah, anak sialan itu pantas mendapatkannya!"
Plakk
Kepala Merlin tertoleh akibat tamparan yang sangat keras, sisi bibirnya sobek dengan bekas tamparan yang membiru pada pipinya. Bukan, bukan Exe yang menampar Merlin tetapi Hugo.
Niat Hugo kemari hanya untuk memantau sang anak, membiarkan anak ketiganya mengurus bedebah yang tak lain adalah mantan istrinya.
Tetapi darahnya bergejolak ketika mendengar lontaran kata yang diucapkan oleh Merlin.
"Jaga mulutmu jalang! anak-anakku bukan anak sialan! hidupmu berubah karena ulahmu sendiri! aku sudah cukup bersabar selama ini. Tetapi kau, kau membuatku marah Merlin!
KAMU SEDANG MEMBACA
'Our Sun' : Elanza Nassa
Teen Fiction[Brothership] [On-Going] Elanza hanyalah seorang bocah berumur 4 tahun, tapi mengapa kehidupan yang ia jalani sangatlah berat? bahkan mungkin jika orang dewasa yang mengalaminya belum tentu seseorang tersebut kuat seperti Elan. Elanza hanya ingin tu...