.
.
.
.
.
.──────────────────────────
Hamparan rumput hijau terlihat di area belakang Mansion yang menyambung langsung pada luasnya hutan pinus dibelakangnya. Sepasang kaki mungil terlihat berlari tanpa alas kaki menjejakan kakinya langsung pada lembutnya rumput hijau yang terawat dengan baik.
Suara tawa mengudara menyebarkan aura positif keseluruh penjuru Mansion. Elan bersama dengan Exe tengah bermain di halaman belakang Mansion yang luasnya setara dengan lapangan sepak bola, disebelah kanannya terdapat kebun bunga, sementara di sebelah kiri terdapat kebun buah. Tentu saja kebun itu milik Nyonya besar Sergio.
"No! Abang no, hahaha! no kejal Elan, tendang bola no kejal!"
Exe tersenyum melihat betapa bahagianya sang adik, ia terlampau senang melihat tawa bahagia Elan sehingga Exe tak sadar tubuh kecil balita itu jatuh tersungkur akibat tersandung kakinya sendiri saat berlari.
Dduk!
Netra putra ketiga sergio itu membola ketika menyadari adiknya tersungkur mencium rumput. Exe berlari menghampiri sang adik, mengangkat tubuh kecil itu kedalam gendongannya lalu membersihkan baju si kecil yang dihiasi beberapa helai rumput.
Dapat Exe lihat bibir si bungsu melengkung kebawah dengan mata bulat yang berkaca-kaca.
"Ssssttt, tak apa. Maafkan Abang hm? bagaimana jika kita memetik buah? Elan suka buah?" tanya Exe mengalihkan perhatian si kecil.
Tampaknya itu berhasil, bibir cherry yang semula melengkung kebawah kini tertarik keatas membentuk sebuah senyum indah.
"Buah?! Mau! Elan cuka buah, ayo ambil buah Abaaang~"
Exe terkekeh, ia mengecup surai si kecil berkali kali, terlampau gemas dengan adik bungsunya ini.
"Ayo, Elan harus memakai sendal dulu. Jika tidak nanti banyak kuman yang menempel"
Si kecil mengangguk patuh, tangannya mengalung indah pada leher jenjang sang Abang, dirinya hanya diam saat Exe mencuci kaki kecilnya dan memasangkan sendal berbentuk Donald Duck dengan moncong yang menghadap kedepan.
"Bebek Abang... Denal Dak"
Exe mencubit pipi si bungsu dengan gemas, ia sudah mengetahui dari sang Mommy jika Adiknya ini maniak Donald Duck dan Winnie the Pooh.
Sampai celana dalam dan kaus dalamnya pun bergambar Donald Duck juga Winnie the Pooh.
"Ya Donald Duck, Abang yang membelinya. Elan suka?" tanya Exe.
Surai si kecil bergoyang seiras dengan anggukan sang empu, "Cuka! telimakacih Abang~"
Exe lagi-lagi terkekeh gemas, ide jahil mucul dalam otaknya. Sepertinya ia harus memanfaatkan kepolosan adiknya ini. Exe mendekatkan wajahnya pada si kecil, Elan yang tak mengerti menatap bingung sang Abang.
KAMU SEDANG MEMBACA
'Our Sun' : Elanza Nassa
Novela Juvenil[Brothership] [On-Going] Elanza hanyalah seorang bocah berumur 4 tahun, tapi mengapa kehidupan yang ia jalani sangatlah berat? bahkan mungkin jika orang dewasa yang mengalaminya belum tentu seseorang tersebut kuat seperti Elan. Elanza hanya ingin tu...