Gyuvin memberhentikan motornya tepat di depan rumah mewah milik kekasihnya. Dari bulan lalu sang kekasih terus memaksa Gyuvin untuk mengajarinya mengendarai sepeda motor matic. Bahkan pemuda China itu tak tanggung-tanggung langsung membeli satu unit motor matic.
Pintu terbuka, di sana ada Ricky yang sudah rapi padahal hanya akan belajar mengendarai motor. Di belakangnya ada Ollie yang baru datang. Wajah Ollie berseri melihat siapa yang dibonceng Gyuvin.
"Yujin!" Ollie langsung memeluk sahabatnya itu dan menyeretnya masuk ke dalam. "Temenin aku mandi, mau ikut juga."
"Ayang, udah yakin mau belajar bawa motor? Mending gak usah, Sayang." Gyuvin kembali bertanya. Dia tak masalah Ricky menyuruhnya antar jemput asalkan pemuda China itu tidak merasakan perihnya jatuh di aspal atau malunya nyungsep ke semak-semak.
"Yakin dong, kalo gak yakin, aku gak bakal seeffort ini!" Ricky mendekatkan diri pada Gyuvin. Langsung saja Gyuvin pasangkan helm hitam dengan telinga kucing milik Ricky.
"Kita latihannya di tempat sunyi aja ya? Di sini banyak yang lewat, takut ganggu pengguna jalan." Ucapan Gyuvin hanya dibalas anggukan oleh Ricky.
Beberapa saat kemudian, Ollie dan Yujin keluar, Ollie sudah sangat wangi dengan rambut basah khas orang yang baru selesai mandi.
"Ayo! Ntar aku sama Yujin naik motor baru, kakak sama abang boncengan ya. Nanti pas sampe baru tukeran." Kedua orang dewasa di sana hanya mengangguk saja.
Mereka mulai mengendarai motor. Ollie memboncengi Yujin, lalu Gyuvin memboncengi Ricky. Sebenarnya Ollie bisa saja mengajari kakaknya, tapi memang dasarnya sang kakak yang tidak mau lepas dari Gyuvin.
Ollie menarik rem pelan, "Nah, di sini aja gak sih?" Tanya Ollie.
"Kok jalannya gak ada aspal gini? Di aspal aja gimana, Sayang?" Ricky meletakan dagunya di bahu sang kekasih setelah melepas helm.
"Bang, kalo lu mau kulit lu lepas pas jatoh, pergi aja di jalan aspal. Di sini udah aman untuk pemula, jalannya cuma tanah terus ada rerumputan kecil." Ollie memutar bola matanya malas.
"Ya udah, ayo!" Ricky dengan excited mulai turun lalu mengusir Ollie dan Yujin dari motor barunya. Dia segera naik dan memegang kuat kedua rem yang berada di bagian tangan.
"Ayang, naik buru." Suruh Ricky sambil nepuk-nepuk jok belakang motornya.
"Loh, emang udah bisa jaga keseimbangan kah? Kalo belum, mending kamu cari keseimbangan dulu baru boncengin ak- EH IYA IYA." Gyuvin segera naik di bagian belakang ketika mendapat tatapan tak menyenangkan dari kekasihnya.
"Bang, perasaan gue kok gak enak ya?" Yujin berbisik ke telinga Ollie. Keduanya kini menaiki bukit yang tak terlalu jauh dari jalan yang digunakan Gyuvin dan Ricky.
Kembali ke Ricky dan Gyuvin. Kini Gyuvin memberikan instruksi kepada kekasihnya.
"Kamu lepasin remnya kan, trus gas pelan aja, aku pegangin ujung setirnya." Gyuvin udah ngulurin tangannya buat nahan kedua ujung setir. Dari jauh malah keliatan kayak Gyuvin boncengin Ricky yang duduk di depan.
"Gas pelan aja ya, Sayangku." Ricky hanya mengangguk lalu menarik gas pelan. Motor mulai berjalan, dibantu dengan Gyuvin yang memegang setir motor.
Gyuvin mengernyitkan dahinya ketika dia merasa kecepatan motornya bertambah.
"Balikin gasnya ke semula, jangan terlalu kenceng!" Seru Gyuvin.
Ricky yang juga merasa panik langsung menarik rem mendadak membuat motornya miring ke kanan. Terima kasih pada kaki panjang Gyuvin yang bisa diandalkan di saat seperti ini. Mereka tidak jadi jatuh.
Ollie dan Yujin sudah tertawa dengan suara yang keras dari atas bukit, bahkan jari mereka menunjuk-nunjuk ke arah Ricky dan Gyuvin.
Gyuvin memutar balik motornya, karena mereka sudah berada di jalan buntu jadi mereka akan kembali.
"Kali ini fokus ya, jangan kebablasan ngegasnya, pelan-pelan aja. Kamu jangan noleh-noleh ke arah Ollie sama Yujin, fokus aja ke depan. Badannya gak usah kayak uget, ada aku yang pegangin setir motornya." Ricky hanya mengangguk saja.
"Oke, Kapten!"
Mereka kembali ke posisi awal.
Gyuvin tertawa kecil melihat wajah Ricky lewat kaca spion yang sengaja diarahkan ke wajahnya, terlihat begitu tegang.
Ricky kembali menarik gas motor dan motor tersebut kembali berjalan pelan. Tapi masih saja kurang fokus, Ricky tak sadar telah menambah kecepatan motor. Bahkan setir motor mulai bergoyang-goyang membuat pegangan Gyuvin pada setir terlepas.
"PELANIN MOTORNYA, SAYANG!" Teriak Gyuvin sambil berpegangan di besi belakang tempat duduk motor, Ricky menurunkan kakinya dan mencoba mencari keseimbangan.
Ollie dan Yujin sudah berlarian dari atas bukit merasa adanya bahaya yang akan terjadi.
Motor milik Ricky berbelok.
"GYUVIN, LOMPAT!" Teriak Ricky.
Sayangnya instruksi dari Ricky telat. Dirinya telah melompat lebih dulu meninggalkan Gyuvin yang kini sudah masuk ke perkebunan ubi kayu milik warga dengan motor Ricky yang bahkan tidak dia pegang setirnya.
Ollie dan Yujin yang melihat itu tidak bisa lagi menahan tawa mereka. Bahkan kini Ollie tertawa tanpa suara.
"Gyuvin! Ya ampun, Gyuvin! Aku minta maaf, Baby." Ricky langsung melompat ke bawah, ke kebun ubi kayu dan membantu Gyuvin berdiri.
Pria jangkung itu batuk lalu mengeluarkan daun ubi yang tak sengaja masuk ke dalam mulutnya.
"Ah, kenyang makan daun ubi." Ucap Gyuvin yang masih pusing akibat jatuh itu. "Udah, Sayang. Kamu jangan ngeyel lagi, kamu gak aku ijinin bawa motor lagi. Aku rela antar jemput kamu, kamu gak perlu bawa motor." Ucap Gyuvin sambil menepuk celananya yang sudah kotor.
"Tapi nanti ngerepotin. Kalo aku lagi gak sama kamu, nanti aku harus nunggu ojek lama." Ucap Ricky.
"Tandanya kamu harus nikah sama aku, biar kemana-mana kita selalu berdua."
Ricky hanya membalasnya dengan memeluk tubuh Gyuvin. Mereka membiarkan Ollie dan Yujin memikul motor agar bisa naik lagi ke atas.
KAMU SEDANG MEMBACA
BOYS PLANET BXB's FANFICTION
RandomDi sini tempatnya cerita geh anak bopeul. Jangan salah lapak ya. Oneshoot, twoshoot, etc. Peringatan : Cerita ini dapat membuat anda gumoh, pikirkan lagi sebelum membaca bcs I don't like conflict so I put a sweetness here.