Rush Hour (KamJay)

247 15 3
                                    

Dulu Jay adalah mahasiswa kesayangan para dosen, kehidupan perkuliahannya selalu berjalan mulus tanpa gangguan, nilainya selalu baik tanpa harus mengeluarkan uang. Semua berlangsung dua semester sebelum mahasiswa pertukaran pelajar bernama Na Kamden datang.

Dosen lebih menaruh perhatian pada mahasiswa yang berasal dari Korea Selatan itu. Nama Jay yang dulu bersinar kini mulai meredup karena kedatangan Kamden yang juga ikut-ikutan mencari muka pada para dosen.

Jay melempar tas punggungnya di atas kasur dan langsung dihadiahi tatapan tidak senang dari para sepupu yang sedang bermain di kamarnya.

"Kali ini si Kamden kenapa lagi?" Tanya Bahiyyih yang sedang belajar make up bersama Sofia.

Jay menghempaskan tubuhnya ke ranjang king size miliknya.

"Gue benci banget sama dia. Semua milik gue mau direbut dia termasuk nama baik gue di depan para dosen." Ucap Jay.

Pintu kamar terbuka memperlihatkan pria dewasa yang baru selesai mandi.

"Adik-adik, abis ini langsung turun makan malam ya. Kakak udah masakin makan malamnya." Itu Vernon Chwe.

Jay adalah seorang yatim piatu, dia berhasil mendapatkan beasiswa untuk berkuliah tanpa menyentuh sepeserpun uang peninggalan ayahnya. Rumahnya tak pernah sepi karena setiap hari saudara sepupunya bergantian datang untuk sekedar makan, menginap, bermain, mengerjakan tugas, atau mengajak Jay mengobrol.

Kini mereka berempat nampak sedang makan dengan tenang sebelum Jay membuka suara.

"Kira-kira gimana gue nyikapin si Kamden ya? Masalahnya tuh temen-temen sekelas gue kalo liat Kamden deket sama dosen aja langsung laporan sama gue, kayak apa sih. Benci banget gue." Ujarnya.

Vernon menggeleng-gelengkan kepalanya, "udah sih. Benci berlebih juga gak baik, nanti bisa jadi suka. Emang lu mau suka sama Kamden?"

"Amit-amit."

***

"Sudah diputuskan bahwa yang akan ikut debat nanti adalah Na Kamden. Silahkan persiapkan diri Anda ya, Tuan Na." Ucap dosen di depan. Seketika terdengar suara bisik-bisik.

Kamden mengangkat tangannya, "Sir, saya pikir Jay Chang lebih layak ikut debat. Saya tidak punya persiapan yang cukup untuk debat dengan kurun waktu segitu."

Dosen tadi tersenyum lalu menggeleng, "Anda murah hati sekali. Tetapi ini sudah mutlak, mungkin Jay bisa menjadi cadangan apabila Anda memiliki kendala yang tidak dapat dihindari."

Pada akhirnya Kamden menang lagi.

Jay kini menangis di kamarnya. Dia merasa bahwa ini sudah akhir dari semuanya karena nyatanya Kamden sudah menjadi mahasiswa favorite semua dosen.

Besoknya Jay pergi ke kampus dengan kantung mata yang membesar serta wajahnya yang nampak pucat.

Pundak Jay ditepuk pelan membuatnya langsung menoleh ke arah kursi di belakangnya.

"Kamu lagi sakit ya?"

Itu Kamden.

Jay harus berpura-pura baik lagi untuk menanggapinya.

"Ah, gak kok. Cuma kurang tidur aja." Jay kembali memutar badan ke depan dan tidur di antara lipatan tangannya.

Pundak Jay kembali ditepuk. Saat Jay berbalik, dirinya disodorkan sebotol air mineral sebungkus sandwich.

"Buat aku?" Tanya Jay dan dibalas anggukan dari Kamden. Meskipun banyak sekali kecurigaan Jay, dia tetap mengambil pemberian Kamden.

"Makasih ya." 

BOYS PLANET BXB's FANFICTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang