MAAF

47 6 0
                                    

Aku sedang menunggu. Hari dimana kita bisa berkomunikasi seperti kemarin lagi.
—Elleya Nadira

Bel istirahat berbunyi kini elleya berjalan sendiri menuju kelas haikal. Ia berharap bisa memperbaiki hubungan nya dengan cowo itu.

" Ada haikal nggak? " tanya elleya kepada Zidan dan arhan yang sedang duduk di depan kelas.

" Kan lo cewenya el. Masa nanya kita emang kita pacar nya haikal " ledek Zidan sambil terkekeh.

Elleya memutar bola matanya kesal.
" Gue serius. Haikal dimana?" Ucap elleya ketus.

" Wes wes santai el. Tuh cowo lo di dalem kelas lagi ngelamun aja kaya orang frustasi " jawab Zidan.

" Lo selesain deh masalah lo sama dia. Gua nggak mau pertemanan kita rusak gara-gara cewe!" Ucap arhan sambil menatap sinis ke arah elleya.

" Iya sorry. Lo semua pasti nyalahin gue kan Karna masalah ini " jawab elleya sambil menunduk dengan raut wajah merasa bersalah.

" Eh han jangan ngomong gitu. Kasian elleya mukanya langsung berubah gitu " Saut Zidan yang langsung menepuk pundak arhan.

" Gue—masuk ya " ucap elleya.

Elleya bergegas masuk ke dalam kelas. Kelas IPA 4. Disana ada haikal dan radit haikal yang sedang sibuk dengan phonsel nya dan radit yang sedang asik sendiri memakan nasi bungkus di meja nya sambil mendengar musik.

" Aku mau ngomong " ucap elleya yang kini berdiri di depan meja haikal.

Haikal berdecak saat gadis itu datang menghampirinya.
" Gua nggak mau!" Jawab pria itu ketus, sambil memalingkan wajahnya dari elleya

" Kamu masih pacar aku kal. Jangan kaya gini " Ucap elleya frustasi.

" Pergi lo! " ucap haikal.

" Nggak mau!"

" Pergi sebelum gua kasar sama lo ! " ucap pria itu sambil menggebrak meja nya kencang. Hingga radit pun sampai mematikan musik nya.

" Coba aja kalo kamu berani. Aku yakin kamu nggak akan berani " Ucap elleya kesal.

" Lo jangan nantangin gua el " Balas haikal sambil menatap tajam gadis di depannya.

Namun yang elleya salah fokus dengan luka lebam di pipi haikal. Luka itu berwarna merah lebam seperti bekas pukulan.

" Kenapa lagi ini? " Tanya elleya sambil menyentuh pipi haikal.

" Bukan apa-apa " Ucap pria itu sambil menyingkirkan tangan elleya dari wajah nya.

" Berantem lagi? Kali ini sama siapa lagi kal? Kamu bener-bener ya nggak pernah berubah. Selalu aja apa-apa di selesain pake cara berantem " ucap elleya sambil menatap kesal ke arah haikal.

" Bukan urusan lo! Kenapa lo jadi bawel gini sih el? Lo aja bisa kan jalan sama cowo lain terus apa hak lo ngatur gue buat nggak boleh lakuin apa yang gua mau ! " ucap haikal.

" Ayo ke uks aku obatin " ucap elleya sambil menarik tangan haikal.

Namun haikal buru-buru menangkis tangan elleya.

" Nggak usah sok peduli sama gua. Gua muak banget sama lo!" Ucap haikal.

Haikal berbalik dan berjalan menuju pintu.
Namun elleya gadis itu tidak pantang menyerah untuk memaksa haikal.

" Kali ini aja kal. Aku mau obatin luka kamu, setelah itu terserah kamu masih mau anggap aku atau engga " ucap gadis itu.

Haikal mematung. Dan berbalik arah melihat ke arah elleya yang sedang menatap nya.

••••

Kini di uks haikal duduk di sofa yang berhadapan dengan elleya. Gadis itu kini sedang mengambil betadine dan kapas yang ada di dalam laci.

Setelah itu ia duduk berhadapan dengan haikal. Sambil membawa kapas dan betadine di tangan nya.

" Jangan berantem. Kalo kenapa-napa gimana" ucap elleya sambil memakaikan obat merah ke wajah cowo itu.

" Peduli apa lo sama gua " balas pria itu.

" Aku pacar kamu " ucap gadis itu menatap ke arah pria yang ada di depan nya.

Kini mata mereka saling bertatapan. Entah bagaimana keduanya saling terbius mereka merasakan kecewa yang sama.

" Siapa pun asal jangan temen gua el. Siapapun asal jangan abidzar " ucap haikal sambil mengusap rambut elleya yang menutupi matanya.

" Aku nggak ada hubungan apa-apa sama dia kal. Kamu salah paham " ucap gadis itu.

" Lo udah ngomong itu berapa kali. Dan gua muak banget denger nya " ucap haikal menatap elleya tajam.

Elleya membuang nafas kasar.

" Aku harus apa kal? Aku harus apa biar kamu percaya sama aku " ucap gadis itu dengan nada lelah.

" Lo tau nggak rasanya gimana pas pertama kali liat lo berduaan di perpus sama abidzar?! " ucap haikal sambil menarik pundak elleya agar dekat dengan nya. " Lo tau nggak gimana rasanya. Liat lo di bonceng sama Abizar?!" Bentak haikal sambil mencengkram pundak elleya.

Elleya meringis kesakitan saat haikal mencengkram kuat pundak nya. Dan menatap nya tajam.

" Kal lepas sakit " ucap elleya sambil meringis kesakitan.

" Lo denger ya. Kalo abis ini lo liat gue ngelakuin apa yang udah lo lakuin ke gue. Jangan protes dan gausah sok peduli lagi sama gua!" ucap haikal lalu melepas kan tangan nya dari pundak elleya.

Laki-laki itu beranjak pergi dan meninggalkan elleya yang masih duduk di sofa uks seorang diri. Elleya tidak menahan haikal lagi ia tahu laki-laki itu saat ini sangat benci padanya.

———————BERSAMBUNG————————

HALOO JANGAN LUPA DI FOLLOW DAN VOTE YA!! UNTUK TAU UPDATE CERITA ELLEYA🦋
——Aulia

Elleya Nadira🦋

 Elleya Nadira🦋

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haikal Ataya

Haikal Ataya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cinta Untuk ElleyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang