🌧️-3. MPLP, kiriman.

153 20 1
                                    

Tak terasa MPLP pondok pesantren Fatulloh sudah seminggu di jalankan. Tepatnya hari ini akhir dari MPLP. Selain MPLP selesai, hari ini juga orang tua memberikan kiriman kepada anaknya. Hal ini sudah sering dilakukan setiap seminggu sekali.

Banyak santri dan santriwati yang mendapatkan kiriman oleh keluarganya, kecuali Kayla. Waktu sudah menunjukkan pukul 15:47 tapi nama Kayla belum di panggil untuk mengambil kiriman.

"Wajah nya pada bahagia banget, ya." Gumam Kayla melihat teman satu asramanya yang sedang membuka kiriman.

Ada satu santriwati yang sama halnya dengan Kayla, Ziah namanya. "Kayla belum dapet kiriman juga, ya?" Tanya Ziah. Kayla mengangguk lesu dan tersenyum tipis.

"Sama kok Kay! Aku juga belum dapet kiriman." Ucap Ziah. Karena mereka terlalu jauh kesini. Batin Ziah.

Kayla terdiam. Ia mengingat kejadian satu Minggu lalu. Dimana dengan tiba tiba ia di masukkan ke pondok pesantren. Sampai sekarang ia tidak tahu jelas apa alasan kedua orangtuanya. Ia bahkan tidak bisa menghubungi orang tuanya. Tidak seperti santriwati lain yang kemarin baru saja menghubungi keluarganya.

"Halo Kayla?" Ziah mengipaskan tangan nya di depan wajah Kayla. Kayla masih terdiam, jujur ia sangat merindukan keluarganya.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh panggilan Azalea Kayla Az-Zahra kamar Fatimah kelas 10A untuk segera ke pengeras suara." Panggilan itu tidak menghancurkan lamunan Kayla. Ia masih terdiam dalam pikiran nya sendiri.

Ziah mengguncangkan tubuh Kayla pelan. "Kayla itu ada kiriman buat kamu. Kayla!" Sentak Ziah membuat lamunan Kayla terhenti.

"Aah iya iya. Aku pakai kerudung dulu ya." Ucap Kayla dengan senyumnya. Ia sangat bahagia mendengar kabar tersebut.

"Aduh ini yang jarum itu kemana sih." Ucap Kayla.

"Nih, Kay." Arum tersenyum sambil memberikan jarum pentul. "Pelan pelan pakai nya. Aku mau beresin lemari dulu, ya." Kayla mengangguk. "Terima kasih Arum sayang." Arum bergidik ngeri mendengar kata terakhir dari Kayla.

Kayla berlari larian menuju pengeras suara. Ia sangat merindukan orang tua nya. "Huh..huh.. maaf akhi Zab, ada orang tua Kayla gak tadi?" Tanya Kayla. Sebab, di sini hanya ada Kinan dan Zab saja. Zab tersenyum. "Ini ada kiriman doang." Ucap Zab memberikan satu plastik hitam dan totebag bergambar kupu kupu.

Senyum Kayla memudar. Orang tua nya tidak ke sini. "Terima kasih, akhi. Assalamualaikum." Kayla pergi dengan senyum yang perih.

Ia berjalan lesu menuju asrama. "Assalamualaikum." Salam Kayla.

"Wa'alaikumsalam." Ucap para santriwati berbarengan. Arum dan Ziah menghampiri Kayla. "Widih, Kayla udah dapet kiriman nih." Ucap Ziah. "Bukan kiriman yang aku mau, Zi. Tapi, pelukan mama dan papa."

🌧️🌧️🌧️

Malam sudah tiba.

"Kay! Ayo halaqo dulu!" Panggil Arum. Kayla mengangguk. "Iya. Aku pakai jilbab dulu ya."

Arum tahu betul Kayla masih sedih. Kayla sudah bercerita kepada Arum dan Ziah. "Udah Kay. Minggu depan kan penjenguk kan. Aku yakin pasti orang tua kamu kesini." Ucap Arum.

Kayla mengangguk.

"Udah yuk! Takut telat." Ziah menarik lengan kedua temannya.

Saat keluar dari asrama banyak pasang mata yang melirik tajam ke arah Kayla.

"Lihat deh gaya nya. Centil banget."

KAYZA- {THE PIRSUIT OF LOVE}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang