🌧️-9. Wanita Malang

112 16 5
                                    

Badai serta hujan telah berlalu. Kini, fajar telah menunjukkan keberadaan nya. Para santri dan santriwati mulai melakukan kegiatan nya masing-masing.

Ada yang jadwalnya setor hafalan, ada yang jadwalnya nyaret kitab, dan sebagainya. Tak ada satupun yang sadar akan ketidak hadirannya si gadis bernama Kayla itu.

"AMIIIIIINAH!" Teriak Ziah menghampiri. Aminah menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Wa'alaikumsalam, Fauziah." Ucapnya sambil tersenyum. Ziah menunjukkan gigi rapih nya.

"Hehe, assalamu'alaikum." Ujar Ziah cengegesan.

Aminah hanya menganggukkan kepalanya.
"Nyaret kitab kamu, Zi?" Tanya Aminah. Perempuan di sebelah nya langsung mengangguk cepat.

"Iya, sendiri doang lagi." Aminah mengkerut kan alisnya.

"Arum sakit, kalau Ka-" Seketika perempuan itu sadar. Semalaman ini tak ada sahabat receh nya itu.

"-AKU GAK TAHU KAYLA DIMANA, KAYLA HILANG, AMI!" Teriak Ziah histeris sampai terdengar oleh salah satu pengurus.

"Assalamu'alaikum, tadi ukhti denger nama Kayla disebut ya? Kayla mana? Kalau Kayla Fatimah, dia di temuin di tempat jemuran ketimpahan pohon yang tumbang. " Pernafasan Ziah seolah tercekat. Tubuhnya lemas dan terjatuh.

"Astaghfirullahal'adzim, Kayla." Ucap Ziah lirih. Air mata sudah terjun bebas di pipi nya.

Sang pengurus dan Aminah berniat membawa Ziah ke kamarnya. Namun, ternyata perempuan itu menolak.
"Saya mau ketemu Kayla! Dimana Kayla ukhti?" Tanya Ziah panik.

Pengurus itu bungkam. "Jawab, ty." Titah Ziah. Tetapi, pengurus masih saja bungkam.

"Bisur'a, Ukhti! Saya mau tau keberadaan Kayla." Ucap Ziah geram.

"Kayla di bawa ke rumah sakit Tiara Sella satu jam lalu. Terus, ustadzah Mulia bilang dia koma." Bagaikan disambar petir. Dada Ziah sangat sesak. Ia tak bisa mengatakan apa apa.

"Jazakallahu Khairon, ukhti. Saya ke kamar ya." Ucap Ziah melirik ke Aminah.

Kode itu dengan cepat di pahami Aminah. Ia membantu Ziah bangun dan mengantarkan Ziah ke kamar nya.

🌧️🌧️🌧️

"Ya Allah, sembuhkan lah dia. Lepaskan dia dari rasa sakit nya. Aamiin." Lelaki bertubuh jangkung itu menyelesaikan do'a nya. Ia melipat sajadah dan beranjak dari duduknya.

Ia pergi dari musholla rumah sakit, dan mendatangi ruangan Kayla.

"Gimana keadaan nya, ustadzah?" Tanya lelaki itu .

"Kayla koma, Gus." Ucap ustadzah Mulia.

Gus Alva mengangguk. "Saya mau ke pondok dulu ya, ustadzah. Umi dan Abi sudah pulang." Ustadzah mengangguk.

"Titip salam dari saya ya, Gus." Ucap ustadzah Mulia.

"Na'am. Saya pamit, assalamualaikum." Ustadzah mengangguk.

"Wa'alaikumsalam."

Setelah kepergian Gus Alva ustadzah Mulia mulai mengotak-atik handphone miliknya. Berharap, saat membuka grub WhatsApp orangtua murid ia menemukan balasan dari orang tua Kayla.

Namun, harapan nya musnah. Hanya ada ucapan duka dari wali lain nya. Sementara orang tua Kayla tak mengirim pesan sama sekali.

"Aneh banget sama orang tua nya. Gak pernah nge jenguk, ngirim kiriman juga. Lah, pas anaknya kena musibah juga gak Dateng. Na'udzuillah." Ucap ustadzah menggeleng kan kepalanya.

🌧️🌧️🌧️

Kayla membuka matanya perlahan. Wajahnya begitu cerah dengan baju putih dan kerudung syar'i senada.

KAYZA- {THE PIRSUIT OF LOVE}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang