🌧️-6. Khawatir

171 20 0
                                    

Kini Zab telah berada di dalam ruangan TU. Ia seorang diri, sementara sosok yang di sebut uty girang itu tidak tahu dimana keberadaannya. Ia mulai mencari biodata santriwati yang bertanda tangan.

Sudah setengah jam ia mencari, tapi hasilnya nihil. Ia tidak menemukan biodata bertandatangan itu.

"Astaghfirullah ya Allah, kenapa gak ketemu ketemu." Ucap Zab duduk di kursi.

Semangat nya untuk menyelamatkan Kayla tidak hancur begitu saja. Ia berniat akan mencari lagi, namun, baru saja ia hendak kembali mencari biodata itu, ada seseorang yang memanggil namanya.

"Assalamualaikum gus Zabroyy. Antum di panggil sama ustadz Rohman." Ucap Kinan menghampiri Zab. Jangan lupa kan sosok Kinan, ia adalah sahabat Zab dari sekolah menengah pertama. Mari kita kenal lebih dalam, tentang akhi Kinan.

Al-kinan Maulana Yusuf, sosok pengurus yang dikenal tegas dan garang melebihi Zab. Jangan lupa, mata nya yang tajam membuat siapapun yang melihat bergidik ngeri. Jika di ajak bicara ia hanya akan menjawab satu atau dua kata. Lelaki itu sangat irit berbicara, kecuali dengan Zab dan Alva. Parasnya juga tak kalah tampan dari Zab. Banyak Santriwati yang mengagumi nya, apalagi suara Kinan ketika di atas panggung dengan Zab yang bermain  darbuka. Jeritan jeritan histeris tentunya selalu terdengar. Dirasa, Sudah cukup tentang lelaki dingin itu.

"Dipanggil ustadz Rohman? Kenapa, nan?" Tanya Zab menatap heran kepada Kinan. Kinan menaikan dua pundak nya tanda tak tahu.

Zab berdecak. "Ya udah, ayo kita samperin." Ajak Zab mendahului Kinan. Lelaki itu membututi Zab dari belakang

Sesampainya di ruang keamanan, mereka berdua langsung menghampiri ustadz Rohman. "Assalamualaikum ustadz, ada apa manggil ana?" Tanya Zab penasaran.

"Duduk, Gus." Titah ustadz Rohman. Zab menuruti perintah tersebut, ia duduk dengan kinan di sebelah kanannya.

"Kamu dan Kayla akan di hukum, setelah menjalankan hukuman Kayla akan di pulangkan selama satu Minggu."ucap ustadz Rohman dengan mata tajamnya. Zab dan Kinan tentu terkejut dengan ucapan yang baru saja di lontarkan oleh Ustadz Rohman.

Lelaki dingin itu berbisik. "Dihukum kenapa, Gus?" Tanya Kinan penasaran. Zab hanya menggeleng kan kepalanya.,

Bukan kah biodata itu belum di temukan, tetapi mengapa ia dan Kayla sudah pasti akan di hukum.

"Afwan ustadz, apakah biodata yang Kayla katakan sudah di temukan? Bukankah tanda tangan nya berbeda? Kenapa tetap di hukum?" Lelaki itu masih belum terima.

"Biodata nya sudah di temukan, dan tanda tangan nya sama." Ucap ustadz Rohman.

Zab terkejut, ia tidak percaya. Sementara Kinan yang tak tahu apa masalah nya, ia hanya diam tak berbicara sedikit pun.

"Boleh gus lihat, jika tidak percaya." Tutur ustadz Rohman memberikan biodata Kayla dan surat cinta itu.

Benar, tanda tangan nya sama dan orang orang pasti akan percaya bahwa memang Kayla yang menulis surat ini.

"Tapi, bukan kah Kayla bilang tanda tangannya jauh berbeda?" Tanya Zab.

Ustadz Rohman mengangguk kepalanya. "Tetapi kenyataannya tanda tangan di surat dan di biodata itu sama, Gus." Jawab ustadz Rohman.

Zab mengangguk pasrah. "Baiklah ustadz, saya menerima hukuman tersebut." Zab tentu sudah tahu hukuman apa yang biasa nya di berikan kepada santri/ santriwati yang kepergok berpacaran atau mengirim surat.

Ustadz Rohman tersenyum. "Untung Pak kyai dan Bu nyai kemarin sudah berangkat ke Mekkah, Gus. Kalau tidak saya rasa Gus akan habis di cambuk." Ucap ustadz Rohman terkekeh. Zab tersenyum kecil mendengar ucapan ustadz Rohman.

KAYZA- {THE PIRSUIT OF LOVE}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang