🌧️-12. Rumah yang tak ramah

86 18 2
                                    

"Maukah kalian Aku beritahu tentang ketiga orang tadi? Adapun seorang diantara mereka, dia meminta perlindungan kepada Allah, maka Allah lindungi dia. Yang kedua, dia malu kepada Allah, maka Allah pun malu kepadanya. Sedangkan yang ketiga berpaling dari Allah maka Allah pun berpaling darinya."
-sabda Rasullullah Saw-

Beberapa menit setelah nya Kayla sudah selesai merapihkan kamar Mayden. Dengan pengawasan Mayden yang memperhatikan setiap gerak-gerik Kayla.

Di rasa sudah rapih, Kayla pamit untuk pergi ke kamarnya. "Aku ke kamar dulu ya, mau istirahat." Pamit Kayla melewati Mayden.

Baru dua langkah. Tangan Kayla di tahan oleh Mayden. Kayla menengok ke arah sepupunya. "Aku capek," ucap Kayla jujur.

Senyuman kecil terbentuk di bibir Mayden. Ia menggeleng pelan. "Kerjaan Lo belum selesai." Penuturan itu membuat Kayla kesal.

"Please, deh. Biarin aku istirahat sebentar aja. Aku capek. Capek." Ucapan Kayla tak di indahkan sama sekali oleh Mayden. Tangannya di tarik ke arah dapur.

"Masakin gue makanan. Gue laper." Perintah Mayden. Mendengar penuturan tersebut, Kayla kaget bukan main.

"Gak puasa?" Tanya Kayla memastikan.

Skakmat. Mayden bingung harus menjawab apa. Ia menggeleng cepat. "G-gue lagi datang bulan." Jawab Mayden sedikit gugup.

Tak percaya dengan jawaban Mayden. Kayla tersenyum kecil. "Aku tahu kak Mayden ga puasa. Dari jaman Majapahit juga gitu kan? Jarang puasa." Ucap Kayla.

Mayden kesal dengan perkataan Kayla itu. "Sok su—" perkataan Mayden di potong oleh Kayla.

"Bukan sok suci, kak. Puasa itu wajib. Ada hadist nya loh, kak.
barang siapa yang tidak berpuasa sehari di bulan Ramadan, tanpa ada alasan yang dibenarkan oleh Allah, maka dia tidak bisa menggantinya meski dengan puasa setahun. itu hadist riwayat abu Dawud. Terus,
dalam Fiqih Sunnah, bahwa orang yang sengaja membatalkan puasa tanpa udzur apalagi sengaja tidak puasa maka dosanya melebihi dosa zina dan menenggak minuman keras,”

Mayden benar-benar tak bisa berkata apa-apa lagi. Ia benar-benar telah kalah.
"Berisik Lo, gak usah ceramah. Telinga gue panas dengernya." Ucap Mayden kesal.

Kayla tertawa kencang. "Kakak setan ya? Makanya dengar ceramah jadi panas? HAHAHA." tawanya begitu puas.

"Stres, Lo?" Tanya Mayden.

Kayla menggeleng sembari tersenyum. "Gak, masih waras. Masih bisa puasa dan sholat." Ucap Kayla.

"Gak usah nyindir Lo. Dan gak usah senyum, mau muntah gue liat senyum Lo." Ucap Mayden pergi meninggalkan Kayla di dapur.

"Astaghfirullah, ternyata keluarga ku se buruk ini ya."

🌧️🌧️🌧️

"Allahuakbar, Allahuakbar." Suara adzan sudah terdengar. Kayla yang sedang muroja'ah langsung turun ke bawah. Ia melihat kedua orang tuanya sedang berbuka puasa.

Senyuman terukir di wajah Kayla. Ia senang, orang tuanya mau melaksanakan kewajiban tersebut.
Kayla duduk di kursi sebelah Mayden.

Ia mulai mengambil buah kurma yang tersedia. Namun, tangannya di tahan oleh sang mama. "Siapa suruh ngambil kurma?" Tanya sang mama.

"Kayla makan kurma nya satu aja kok, ma. Gak apa apa, kan? Cukup satu kurma sama air putih aja kok, Ma. Kayla gak bakal banyak makan makanan milik kalian." Mendengar ucapan tersebut sang Mama langsung melepaskan tangannya.

"Alhamdulillah, terima kasih, Mama." Ucap Kayla dengan senyuman manis nya. Melihat senyum itu, hati Mama dan Papa seakan di cabik-cabik. Perih sekali rasanya.

KAYZA- {THE PIRSUIT OF LOVE}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang