•
^°
~°
•“Kiyoomi bukan anak okaa-san bukan?”
“.....”
• °^° °~° •
Cukup lama Atsumu menatap Kiyoomi lalu tersenyum.
“Bukan.” Jawab Atsumu enteng, kit heart Kiyoomi tuh, padahalkan dia cuman nebak.
“Kiyoomi anak siapa?” Tanya Kiyoomi cukup serius.
Atsumu terkekeh lalu mengelus kelopak bunga matahari sesekali menghirup aromanya.
“Anak Alam?” Celetuk Atsumu ngawur membuat Kiyoomi sedikit kesal.
“Kaa-san!!”
“Hahah.. Kaa-san menemukan mu di kolom jembatan saat itu.” Jelas Atsumu membuat Kiyoomi mengangguk paham.
“Jadi.. Kiyoomi bukan dari keluarga Miya?”
“Sakusa Kiyoomi, kaa-san menemukan secangkir kertas, tertulis namamu disana.”
“Sakusa? .... Sakusa Atsumu..” Gumam Kiyoomi membuat atensi Atsumu yang tadinya memperhatikan bunga jadi menunduk melihatnya.
“Apa?”
“Tidak.”
Kekehan kecil kembali terdengar, Atsumu duduk di rerumputan lalu membuat Kiyoomi menjadi duduk di pangkuannya sambil menghadap kearahnya.
“Walaupun kau bukan anak okaa-san, tapi okaa-san menyayangimu seperti anak sendiri sayang, keluarga Miya juga sangat menyayangimu.” Atsumu tersenyum, tangannya sibuk mengelus surai hitam milik Kiyoomi.
Kiyoomi tersenyum lalu memeluk Atsumu dengan sangat erat.
“Apa orang-orang mencaci okaa-san karena memiliki anak tanpa suami?” Tanya Kiyoomi cukup khawatir.
“Haha.. mungkin sedikit, lagipula okaa-san belum menemukan Alpha yang di takdirkan untuk okaa-san.” Jawab Atsumu sambil tertawa.
“Maaf kaa-san, gara-gara Kiyoomi-”
“Shhtt, kamu tidak salah sayang, biarkan saja mereka.”
“Tapi- okaa-san jadi..”
“Tidak apa apa, Apa Kiyoomi kecilku mengkhawatirkan diriku? Ututu cini okaa-san peyukk~😙”
Kiyoomi memandang Atsumu jijik, mulai sudah sifat alay bunda nya ini, hahh.. seharusnya dirinya sedikit membatasi sang bunda untuk tidak terlalu bergaul dengan paman Kenji atau paman Tooru.
• °^° °~° •
“Kiyoomi, okaa-san ada perlu di rumah pak kades, kamu jaga rumah ya!!” Teriak Atsumu sembari berjalan keluar.
“Baiklah!” Balas Kiyoomi sedikit berteriak, dirinya tidak suka saat sang bunda pamit dengan cara begini, dia jadi harus ikut berteriak.
Atsumu bersenandung kecil menikmati angin sepoi-sepoi yang membuat surai kuningnya menari dengan indah, pemandangan desa sangat membuat tenang bukan? Tidak ada polusi.
Tok! Tok! Tok!
Begitu sampai, Atsumu mengetuk pintu dengan sopan.
“Futakuchi Kenji!!” ups.. apa tadi Author bilang sopan? Ahh sepertinya salah naskah.
“Dibelakang!!!” Mendengar teriakan Futakuchi dari belakang, Atsumu berlari kecil menuju belakang rumah.
“Yo!!” Atsumu menepuk pundak Futakuchi yang tengah menyirami wortelnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bocah (SakuAtsu)
Roman d'amourPenasaran? baca🗿 Author gak terlalu bisa deskripsi in nya:)