35. Intuisi Seorang Sahabat

52 7 2
                                    

"Itulah masalahnya. Kau yang tidak apa-apa seperti ini membuatku merasa semakin jahat setiap harinya, membuatku semakin merasa bersalah."

Jun Ho merutuki diri melihat reaksi Rhea yang diam membeku setelah mendengar ucapannya. Ya Tuhan! Mengapa setiap hal yang pria itu lakukan selalu membuatnya merasa bersalah? Dia merasa bersyukur memiliki pasangan seperti Rhea yang bisa mengerti dengan kondisinya, bisa mendapatkan rumah seperti Rhea merupakan hal tersulit yang dia dapatkan dalam hidup.

Suasana hening menyelimuti diamnya dua sejoli yang sedang bergelut dengan pikiran mereka masing-masing. Sudah satu jam berlalu dan tak ada satu pun dari mereka yang mulai bersuara. Pergelutan batin dan pikiran memaksa mereka untuk diam.

"Lee Jun Ho-ssi, what do you want then?" Pertanyaan dengan British accent yang selalu Jun Ho banggakan dari Rhea terdengar menyakitkan kala itu. Pertanyaan yang menyiratkan sesuatu yang Jun Ho harap tidak terjadi.

Perempuan itu memutar tubuh Jun Ho, memaksanya untuk menatap kedua mata perempuan itu. "Lee Jun Ho, I ask you what do you want?"

Jun Ho akan menjawab semua pertanyaan lain yang Rhea tanyakan, apa pun. Asalkan jangan pertanyaan itu, karena dia sudah tahu apa jawabannya. Sesuatu yang tidak bisa pria itu ungkapkan dan bukan juga sesuatu yang pria itu inginkan. Namun, melihat situasinya....

Rhea mengembuskan napas berat. "Sepertinya aku tahu apa yang ingin kau ungkapkan." Perempuan itu menatap Jun Ho dengan dada sesak menahan sesuatu yang memaksa untuk keluar. "Geureom, uri heeojija," lanjutnya sambil bersiap meninggalkan pria itu.

Bukan, bukan itu yang Jun Ho inginkan. Jun Ho tidak ingin mengakhiri hubungannya dengan Rhea. Dengan langkah besar, pria itu berhasil meraih tangan Rhea yang hendak membuka pintu. "Tunggu, bukan ini yang aku inginkan." Dalam hati Jun Ho sangat memohon bahwa apa yang baru saja terjadi hanya mimpi belaka.

"Bukankah kau sendiri yang bilang butuh waktu? Aku akan memberikan sebanyak apa pun waktu yang kau butuhkan untuk berpikir apakah kau benar-benar sudah siap untuk menjalin hubungan. Ini berarti, ketika kau merasa sudah siap untuk memulai hubungan baru, kau juga harus siap menerima segala konsekuensi yang terjadi."

Sepersekian detik Rhea menatap Jun Ho sebelum melanjutkan, "Aku tidak bisa menjalin hubungan dengan pria yang bahkan dia sendiri belum siap untuk menerima segala risiko yang akan terjadi dalam sebuah hubungan."

Rhea melepas tangan Jun Ho yang menggenggam erat lengannya, menggantinya dengan pelukan hangat yang mungkin menjadi pelukan terakhir mereka.

Sungguh, bukan itu yang Jun Ho inginkan. Namun, seakan ada seseorang yang mengunci mulutnya untuk tidak mengeluarkan sepatah kata pun sehingga dia tidak bisa menyanggah keputusan menyakitkan itu.

"Lee Jun Ho," Rhea menatap pria di depannya cukup lama, merekam setiap detail sosok orang yang dia cintai yang mungkin akan dia rindukan dan hanya bisa dia ingat dalam memorinya, "terima kasih untuk segala waktu berharga yang telah kau berikan selama lebih dari dua tahun ini. Nan galkke."

Perempuan itu benar-benar pergi....

Meninggalkan segala kenangan yang telah terjadi selama lebih dari dua tahun dengan dirinya yang masih belum bisa menerima keadaan. Apakah sejatinya dia memang terlahir untuk menjadi seorang pekerja keras tanpa diberi izin untuk merasakan rasanya dicintai seseorang? Mengapa rasanya sangat sulit untuk mempertahankan seseorang yang dia dapatkan dengan susah payah? Jun Ho yakin ... tidak ada perempuan lain yang mirip seperti Rhea. Layaknya sebuah rumah, perempuan itu adalah persinggahan ternyaman yang belum tentu bisa ditemukan di tempat lain.

-ooo-

Rhea tidak menyangka bahwa Webtoon-Webtoon terbitan webtoonist berbakat Indonesia mendapatkan antusiasme yang tinggi dari pembaca Korea. Semua merchandise dari tiga stan webtoonist Indonesia habis terjual dan Rhea bangga akan hal itu.

The Lucky Fans (FF LEE JUN HO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang