Jun Ho's Side 5: Ini adalah Takdir

61 6 0
                                    

"Tidurlah, akan aku bangunkan ketika sudah sampai." Jun Ho memejamkan mata dalam perjalanan menuju lokasi jadwal selanjutnya.

Hari itu, setidaknya ada empat jadwal di lokasi berbeda dan belakangan hari ini, Jun Ho hanya punya waktu tiga jam untuk beristirahat di rumah. Popularitasnya sedang berada di puncak, sudah pasti banyak brand dan produser yang mengajak kerja sama.

Setelah drama King the Land berakhir, Jun Ho mendapat banyak tawaran drama baru. Namun, Jun Ho belum bisa menentukan drama mana yang akan dia ambil. Masih banyak naskah yang belum dibacanya. Jun Ho ingin mengambil peran yang berbeda, tapi belum ada satu pun yang menarik perhatiannya.

Mereka tiba di Space Mue dua puluh menit kemudian. Ditemani Ji Hye dan manajernya, Jun Ho langsung bergegas menuju lantai tiga, lokasi di mana toko terbaru Calvin Klein dibuka. Jun Ho tidak sendiri, ada beberapa artis dan idol lain seperti Moon Ga Young, Cha Eun Woo, Jung Kook BTS, Hee Chul Super Junior, dan masih banyak lagi.

"Jun Ho-ya!" Hee Chul yang baru datang menyapa Jun Ho dan memberikan pelukan hangat. Mereka berdua masuk ke lokasi bersama-sama.

Reporter langsung memotret Jun Ho di setiap sudut toko yang dilewati pria itu. Dia juga berpose dan mengeluarkan heart sign andalannya. Berhubung Jun Ho dan Hee Chul sedang menjalani program yang sama, reporter meminta Jun Ho dan Hee Chul berpose bersama.

"Hyung, nan ggalke." Jun Ho memeluk Hee Chul. Meski acara belum selesai, Jun Ho harus segera pergi ke lokasi jadwal berikutnya untuk pemotretan. Setidaknya, Jun Ho sudah bertemu dengan orang-orang penting dibalik pembukaan toko itu.

Tatapan pria itu tertuju pada toko buku ketika mereka bertiga turun melalui eskalator. Dia teringat ada beberapa buku yang harus dibeli, terutama buku bahasa Inggris. Karena jadwal yang padat, Jun Ho sudah jarang mempelajari Bahasa Inggris. Namun, dia ingin memulainya kembali karena sepertinya dia akan sering berkomunikasi dengan Bahasa Inggris.

Jun Ho merasa bersyukur karena toko buku itu tidak terlalu ramai, hanya beberapa orang saja yang datang berkunjung. Dia sedang tidak ingin menyapa penggemar karena dirinya sedang sangat lelah, dia ingin pekerjaannya hari itu segera selesai.

Buku best seller dan new arrival selalu dipajang di dekat pintu masuk. Jun Ho langsung tertuju pada beberapa buku di sana. Namun, tidak ada buku Bahasa Inggris, padahal itu adalah buku yang penting. "Jeogi." Jun Ho memanggil salah satu karyawan.

"Ada yang bisa saya bantu?"

"Apa ada buku Bahasa Inggris keluaran terbaru? Aku tidak menemukannya di sini."

"Mohon tunggu sebentar, akan saya bantu carikan." Karyawan itu mencari beberapa buku Bahasa Inggris di bagian new arrival dan menemukan tiga buku baru. Langsung saja dia berikan buku itu pada Jun Ho.

"Kamsahamnida." Karyawan itu langsung bergegas meninggalkan Jun Ho, kembali melanjutkan pekerjaannya yang tertunda.

Jun Ho mencari tahu setiap materi yang dibahas di ketiga buku. Memperhatikan satu demi satu dan menganalisa apa yang dia butuhkan, pria itu memutuskan untuk membeli ketiganya.

"Ini artinya apa, sih? Enggak ngerti gue."

Jun Ho mengembuskan napas, suara itu datang kembali. Suara yang selama ini selalu hadir di setiap malamnya, yang selalu berbicara dengan lembut dan penuh cinta di dalam mimpinya. Suara yang selalu Jun Ho bayangkan mengucapkan selamat pagi ketika dirinya bangun tidur itu terasa sangat nyata sekarang. Suaranya terdengar jelas di telinga Jun Ho, nyaris terdengar seperti nyata.

"Jeogi...."

Tidak, suara itu terdengar mustahil jika dianggap halusinasi belaka. Langkah Jun Ho terhenti, dirinya sudah berada di depan kasir, siap untuk membayar. Namun, tubuhnya refleks berbalik mencari asal suara. Dan benar saja ... si pemilik suara dalam mimpi berada di pandangannya dalam wujud nyata.

Perempuan itu masih belum sadar jika Jun Ho semakin lama semakin mendekat. Hingga jarak di antara mereka semakin terkikis, Jun Ho berkata, "Kau sedang cari sesuatu?"

Dalam sebuah wawancara dengan majalah, Jun Ho pernah berkata bahwa ketika dia bertemu dengan seorang perempuan tiga kali secara tidak sengaja, pria itu akan menganggapnya sebagai takdir. Dia akan mendapatkan perempuan itu apa pun yang terjadi. Dari mint chocolate, Sungai Han, hingga toko buku, Tuhan sudah saling mengikatkan benang takdir mereka berdua.

"Ah, aku sedang mencari novel untuk belajar Bahasa Korea. Namun, aku tidak tahu novel mana yang bagus." Perempuan itu tertawa renyah.

Jun Ho meminta perempuan itu untuk menunggu sebentar, sementara dia mencarikan rekomendasi novel yang pernah dia baca. Ada satu novel yang ingin pria itu rekomendasikan pada orang-orang terdekatnya dan sekarang ... Rhea telah menjadi salah satu dari orang-orang terdekat, atau mungkin....

Pria itu menunjukkan novel berjudul Please Look After Mother karya Shin Kyung Suk pada Rhea. Novel tersebut menceritakan tentang seorang ibu yang menghilang di Seoul dan perjalanan introspektif yang dilakukan keluarga untuk menemukannya. "Sebuah eksplorasi mengharukan tentang cinta, keluarga, dan pengorbanan. Shin Kyung Suk-ssi berhasil menyusun narasi menyentuh hati yang menyelidiki hubungan rumit dalam sebuah keluarga," jelas Jun Ho.

"Wah! Sepertinya kau sangat menyukai novel ini," ucap Rhea yang sedari tadi berdiri di sebelah Jun Ho, mendengarkan penjelasan pria itu.

Rhea memberi penjelasan singkat saat ditanya mengapa ingin sekali membeli novel berbahasa Korea meski dirinya belum terlalu fasih berbicara dalam bahasa tersebut. Bukankah akan jauh lebih praktis jika perempuan itu membacanya dalam versi Inggris?

"Menjadi editor di penerbitan Korea juga menjadi salah satu cita-citaku. Alangkah lebih baik kalau aku bisa bekerja di dua penerbitan sekaligus, London dan Seoul, bukankah itu menyenangkan? Jadi, aku akan memulainya dengan mempelajari novel berbahasa Korea."

Terlintas sebuah ide di pikiran Jun Ho. Sebuah ide yang terucap begitu saja tanpa memikirkannya terlebih dulu. "Kau mau belajar Bahasa Korea denganku? Sebagai gantinya, kau harus mengajariku Bahasa Inggris. Eottae?"

"Call!" Tanpa berpikir panjang, perempuan itu langsung menyetujui ajakan Jun Ho. Mereka berdua saling berjabat tangan. "Ah, ini biarkan Hee Chul Oppa saja yang bayar. Dia sudah berjanji padaku," ucap Rhea saat Jun Ho menawarkan diri untuk membayar buku-buku yang Rhea inginkan.

Hah, perempuan itu terlalu dekat dengan Hee Chul dan Jun Ho ... agak sedikit tidak menyukainya. "Baiklah, kalau begitu aku pergi dulu. Semoga harimu menyenangkan." Jun Ho bergegas membayar buku-bukunya dan menghampiri Ji Hye serta manajernya yang sudah menunggu.

Mereka harus segera tiba di lokasi jadwal berikutnya. Bahkan Ji Hye terpaksa membeli on-the-go salad untuk makan siang pria itu. "Ji Hye-ya, apa kau percaya dengan takdir?" tanya Jun Ho di dalam mobil, sambil mengunyah makan siangnya.

"Entahlah, aku tidak terlalu memikirkan apakah yang terjadi di dalam hidupku takdir atau bukan. Wae? Oppa percaya dengan takdir?"

Jun Ho tidak menjawab, tapi senyum di wajahnya memberi tanda bahwa pria itu percaya dengan takdir. Ji Hye ikut tersenyum, dia tahu semua yang terjadi di toko buku. Jika memang perempuan itu adalah takdir Jun Ho, maka Ji Hye sudah pasti akan mendukungnya. Semoga saja....

The Lucky Fans (FF LEE JUN HO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang