🍁🍁🍁•
•
•
....Ternyata semua tentang Alaya yang di rawat di rumah sakit bahkan mendekam di dalam RSJ itu hanyalah sebuah mimpi, nyatanya sekarang alaya masih berada di dalam hutan dimana dirinya tak sadarkan diri.
Masih dengan kondisi mata yang hilang satu dan darah kering di wajahnya dan kedua kakinya.
"Itu, mimpi..?" Tanya Alaya lirih sekaligus meratapi nasibnya.
Ia memandangi seluruh hutan ini, ternyata ini hutan di belakang rumah Alaya. Ia telah sampai disini kembali berkat usahanya.
"Alaya harus bisa, Alaya harus kasih tau semua ini sama mama... Ayo kamu pasti bisa Alaya!" Ujar Alaya sekaligus menyemangati dirinya sendiri.
Dirinya berusaha menggeret kakinya dengan susah payah, sedikit lagi dirinya sampai.
*
*
*Tok tok tok...
"Siapa?!" Sahut Stella dari dapur.
Tok tok tok..
"Siapa ya? Kalo mas Hugo ngga mungkin, kan dia di kamar."
Tok tok tok..
"Iya sebentar..!" Stella mengeringkan tangannya lalu segera melangkahkan kakinya menuju pintu.
Ceklek.
"Siap-"
"Mama..."
Mengetahui itu siapa, Stella sontak melotot terkejut.
"A-alaya."
"Ma, t-tolongin Alaya..." Ujar Alaya dengan lirih sembari menatap wajah yang sulit di artikan dari Stella.
"Kamu ternyata, baru nemu jalan pulang?" Raut wajah yang semula terkejut kini beralih menjadi dingin seolah tak peduli siapa di depannya ini.
"Ma..."
"Saya bukan mama kamu!" Sentak Stella kala Alaya menyentuh kakinya seraya memohon.
Alaya yang mendapatkan hentakan itu terkejut, tubuhnya terhempas sedikit ulah hentakan itu.
"Dan kamu,"Stella menunjuk wajah Alaya.
"Gara-gara kamu tidak pulang, saya harus melakukan pekerjaan rumah yang bukan seharusnya saya kerjakan! Kamu tidak sadar siapa kamu disini?! Iya?!" Nada bicara Stella membuat Alaya tak berani menatap ibunya.
Niatnya pulang ingin meminta pertolongan pada ibunya, namun bukannya mendapatkan pertolongan, dirinya justru seperti orang asing yang datang di rumah ini.
"Sekarang kamu ikut saya!"
"Ma, s-sakit ma... Kaki ala sakit..." Rintihnya saat dirinya di bawah dengan cara di seret dengan kasar oleh ibunya.
Sedangkan Stella tak menghiraukan rintihan demi rintihan yang keluar dari mulut Alaya.
Ternyata melihat wajah Alaya membuat emosinya naik, entah apa penyebabnya.
"M-mama, sakit... MAMA!" Akhirnya dengan susah payah Alaya berhasil melepaskan jeratan itu.
Namun berbeda dengan Stella,"beraninya kamu membentak saya Analaya Aldebaran?!"
Plak..
Satu tamparan itu mendarat dengan begitu kuat di pipi alaya yang di penuhi oleh darah kering yang berasal dari matanya.
Stella menarik rambut Alaya.
Dug.
"Kamu itu benalu disini! Tidak seharusnya kau pulang!"
KAMU SEDANG MEMBACA
DARAH TERAKHIR.
Mystery / Thriller⚠️WARNING! CERITANYA FULL PENYIKSAAN, DI HARAPKAN BIJAK DALAM MEMAHAMI! DAN CERITA INI JUGA MENGANDUNG KEKERASAN, BAGI YANG TIDAK KUAT MENTAL JANGAN DI BACA! ... Runtuh dari dalam memang sudah menjadi moto dalam hidup seorang gadis bernama-ANALAYA A...