05.DI SIKSA.

463 19 1
                                    


🍁🍁🍁




...

Entah terbuat dari apa hati manusia yang tega mencampakkan Alaya di tengah hutan yang begitu gelap dengan tubuh yang amat berantakan, kaki yang cukup buruk.

Tangisan yang keluar pun tak membuahkan hasil, kepercayaan yang telah di hancurkan membuat Alaya kecewa.

"Tuhan, Alaya capek tuhan... Ajak Alaya pergi."

Sinar bulan menyinari seisi bumi seakan ikut menerangi kegelapan Alaya.

"Bulan, bisakah kau sampaikan salamku kepada tuhan? Aku capek bulan, tolong bulan..." Alaya terus menangis di bawah sinaran bulan.

"BULANN, SAMPAIKAN PADA TUHAN UNTUK MENJEMPUTKU!" Jerit Alaya seakan-akan bulan bisa menyampaikan permintaannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"BULANN, SAMPAIKAN PADA TUHAN UNTUK MENJEMPUTKU!" Jerit Alaya seakan-akan bulan bisa menyampaikan permintaannya.

"Tubuh Alaya sakit tuhan..." Adu Alaya dengan wajah yang sudah di banjiri oleh air matanya.

Setelah para pria itu menggunakannya, mereka langsung pergi meninggalkan Alaya dan tertawa seakan mereka habis berpesta.

Kekecewaan yang mendalam membuatnya tak ingin mempercayai siapapun.

"Tuhan tidak bisakah engkau memberikan aku kebahagiaan walau secuil? Aku bukan manusia baja yang kuat menghadapi semua ini sendirian!"

"Ayahku kau ambil, sosok yang selalu menemani aku di kala diriku seperti sekarang. Tapi apa? Kau mengambilnya tuhan! KENAPA?!"

"SEMESTA SEJAHAT ITU PADAKU?!"

"Dekap aku alam..."

Krekk.

Suara pohon yang akan tumbang itu mengalihkan pandangan Alaya, lalu ia terkejut saat melihat pohon itu akan jatuh menimpanya.

Dengan susah payah dirinya merangkak menjauh dari pohon itu.

Brakk.

"ARRGHHH! SAKITTT!" Dia pikir hanya itu saja pohon yang akan tumbang, namun saat dirinya berhasil menghindari pohon yang akan menimpanya, dari arah lain pohon besar jatuh tak di ketahui oleh Alaya dan menimpa kedua kakinya.

Kalian bisa membayangkan seberapa sakitnya itu?

"TOLONG! ARGH, SAKIT! SIAPAPUN TOLONG!" Alaya terus menjerit seraya berusaha mengeluarkan kakinya yang tertimpa pohon besar.

Ia berharap ada yang bisa menolongnya, sekali berharap saja kali ini.

"TOLONG! Ayah, tolongin Alaya ayah..." Adu Alaya menatap bintang.

DARAH TERAKHIR.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang