Pengenalan dan kekacauan.

107 16 5
                                    

Pelajaran di hari pertama telah usai, sebenarnya juga tidak terlalu berat pasal nya mereka hanya berkenalan dan di beritahu mengenai apa yang akan mereka pelajari di semester ini.

"Kamu pulang naik apa?" Tanya Una sambil menikmati susu yang ia beli di kantin tadi.

"Aku mau jalan kaki ke tempat makan ketoprak di deket sekolah dulu. Baru nanti di jemput di sana." Jelas Yuju.

"Kamu gak bilang mau ke sana, tau gitu aku gak terima ajakan saudara aku buat temenin cari buku." Ucap Una.

"Gapapa una. Besok deh kita ke sana,  Oke?" Balas Yuju, Una mengangguk dengan semangat.

Lalu mereka berpisah, tentu saja karena Una menuju ke parkiran sedangkan Yuju ke gerbang sekolah.

Jalanan sedikit basah, karena tadi sempat hujan. Yuju suka hujan.

Saat asik berjalan, Yuju melihat seorang laki-laki yang sedang berkelahi, ia mengenakan seragam yang sama dengan Yuju. Itu orang yang bertatapan dengan Yuju saat upacara tadi.

"95 bakal hancur. Pegang ucapan gua baik-baik! Anak bau kencur kayak lu semua itu gak bakal bisa lawan gua sama anak-anak gua yang lain." Samar-samar Yuju mendengar ucapan orang tersebut, sebelum akhirnya orang teraebut pergi dan menyisakan siswa tadi.

Yuju melihat bahwa siswa itu kesakitan. Tanpa rasa ragu Yuju menghampiri Siswa tersebut. "Kalo gak bisa berantem, mending gausah." Ucap Yuju saat sampai di depan siswa tadi.

"Dia serang gua pas gua gak siap." Balas laki-laki tersebut, kemudian ingin melangkahkan kaki nya pergi dari tempat tersebut.

"Tunggu, duduk sini." Tarik Yuju lalu mendudukan Jungkook di salah satu kursi yang biasanya di buat menunggu bus untuk lewat.

Yuju dengan sigap mengeluarkan obat-obatan nya. Orang tua Yuju selalu membekali Yuju kotak p3k dimana pun Yuju berada.

Yuju mengobati laki-laki tersebut dengan telaten, dan yang di obati pun hanya diam.

"Makasih. Udah repot-repot." Ujar laki-laki tersebut dan di balas senyuman tipis oleh Yuju. Tipis namun manis bagi laki-laki tersebut.

"Gua jaka. Gua udah 2 kali liat lu di sekolah." Yuju hanya diam menanggapi perkenalan tersebut.

"Nama lu siapa?"

"Yujuwita." Jawab nya singkat. Lalu berjalan meninggalkan Jaka begitu saja.

Jaka segera kembali ke motor nya, menyusul Yuju yang masih berada di pandangan nya.

"Ayo gua anter." Ucap Jaka yang menghentikan langkah Yuju.

"Gak perlu." Tolak Yuju.

"Sebagai tanda terima kasih, ayo!" Tawar Jaka lagi dan itu membuat Yuju lumayan kesal.

"Aku gak butuh timbal balik." Ucap Yuju dan segera lanjut berjalan meninggalkan Jaka.

Jaka yang melihat itu pun tidak lagi mengejar, ia punya cara lain untuk mendapatkan perhatian gadis itu. Lihat saja nanti.

Yuju telah sampai di cafe tersebut, Yuju sangat lapar. Jadi ia langsung memesan ketoprak yang kata Bunda nya sangat enak itu.

Saat sedang menunggu pesanan tiba-tiba Yuju teringat ucapan orang yang berkelahi dengan Jaka tadi.

Ia penasaran, apa itu 95? Kenapa laki-laki tadi seperti sangat membenci Jaka? Kenapa juga banyak siswa dan siswi di sekolah tunduk saat berhadapan dengan mereka.

"Ini neng. Ketoprak sama es kopi." Lamunan Yuju terhenti saat penjual ketoprak tersebut memberikan pesanan Yuju. Lalu Yuju segera menikmati ketoprak tersebut, sangat enak. Benar kata bunda nya, besok Yuju akan langsung mengajak Una.

Saat sedang asik menikmati ketoprak nya, terdengar suara gemuruh motor yang terlihat mendatangi tempat tersebut.

"Mang, ketoprak nya 4." Dan betapa terkejut nya Yuju, itu Jaka dan teman-teman nya.Kenapa harus bertemu dengan mereka lagi.

Teman-teman Jaka yang menyadari ada Yuju pun menyenggol lengan Jaka. Jaka tersenyum menanggapi itu.

"Sana." Ucap Aming, lalu Jaka menghampiri meja Yuju.

"4 kali pertemuan di satu hari. Kebetulan atau emang takdir Tuhan?" Ucap Jaka.

"Takdir Tuhan, yang buruk." Balas Yuju, yang sama sekali tidak berniat menatap laki-laki di depan nya.

"Takdir Tuhan selalu baik menurut gua." Jawab Jaka lagi.

"Pergi ke tempat duduk kamu sama temen-temen kamu. Kamu ganggu aku makan." Usir Yuju dan Jaka pun terkekeh lalu pergi ke meja yang sudah ter isikan teman-teman nya.

"Kenapa kok ke sini?" Tanya teman Jaka yang akrab di sapa Jopan.

"Gapapa. Biarin dia makan." Jawab Jaka.

Saat Yuju akan beranjak pergi dari meja nya, tiba-tiba datang segrombolan laki-laki yang Yuju tau berjumlah 6 orang.

Yuju pikir itu teman Jaka namun salah. Segrombolan laki-laki tersebut menendang meja Jaka dan teman-teman nya. Mereka menarik Jaka dan yang lain nya ke tepi jalan dan langsung memukuli tanpa ampun.

Yuju takut, ia dengan segera ingin pergi dari situ namun ia bingung harus kemana. Keadaan terlalu kacau untuk memberikan Yuju ruang berpikir. Ia memutuskan untuk berbalik arah dan berencana untuk lari dengan kencang.

Yuju melihat Jaka sekilas, laki-laki itu tampak terluka. Padahal ia tadi baru saja mengobati nya.

Saat akan pergi tiba-tiba saja ada bongkahan kayu mengenai kepala Yuju, bongkahan Kayu yang cukup besar dan pasti di gunakan untuk berkelahi, tidak sengaja terlempar ke arah nya. Yuju mulai kehilangan kesadaran nya. Yang terakhir ia ingat adalah Jaka yang memanggil nya.

Jaka terlihat membabi buta, memukul orang-orang tersebut. Lalu karena orang-orang tersebut kalah dengan kekuatan Jaka dan yang lain nya. Mereka memutuskan pergi dari tempat itu.

Jaka segera berlari menghampiri Yuju yang tergeletak.

"Panggilin siapapun yang ada di markas. Suruh bawa mobil kesini. Cepetan." Perintah Jaka, sementara itu ia memangku kepala Yuju agar tidak tergeletak di sana.

Tak begitu lama, teman Jaka yang membawa mobil tersebut datang. Jaka segera membopong Yuju masuk ke dalam dan membawa nya ke rumah rumah sakit terdekat.

Teman Jaka yang lain nya mengikuti mobil tersebut dari belakang.

Saat sudah sampai Jaka segera membawa Yuju ke dalam dan memanggil dokter. Tidak begitu lama Yuju selesai di periksa.

"Gimana dok?" Tanya Jaka saat melihat dokter tersebut.

"Pasien baik-baik saja. Hanya pingsan dan sedikit mengalami luka. Selain itu tidak ada luka yang parah atau pun serius, mungkin sebentar lagi pasien akan sadar." Ucap dokter tersebut dan mendapatkan reaksi lega dari Jaka. Jaka berterima kasih dan dokter tersebut pun pergi.

"Siapa yang bawa bongkahan kayu?" Tanya Jaka kepada anggota nya yang lain.

"Bukan kita. Kita gak siap di serang gitu, gua liat tadi  dari pihak sana yang bawa. Bakal gua selidikin." Jawab Aming.

"Cari orang nya sampe dapet." perintah Jaka dan di angguki oleh teman-teman nya.

"Ka, apa ada baik nya kita bilang bang Wirangga aja soal ini? Lu udah di serang tadi dan sekarang mereka nyerang lagi. Itu jelas mereka kibarin bendera perang buat 95." Ucap Jopan.

"Jangan. Bang Wirangga lagi sibuk kuliah, gua gamau ganggu. Mending habis ini kita bilang ke anak 95 yang lain buat jaga-jaga, kita liat mereka bakal nyerang lagi gak." Ucap Jaka.

"Lu terlalu santai jak. Nyawa 95 di ancam, reputasi kita juga. Sampe kita gak ladenin, mereka anggep kita pengecut. Udah jelas mereka mau ajak kita buat ribut." Kali ini orang yang tidak bersuara sejak tadi akhirnya bersuara, Naka.

"Mereka udah siapin strategi, kita juga harus tunggu dan lihat mereka mau bertindak apa aja. Kita bakal beneran keliatan bodoh kalo serang tanpa strategi. Gua gak peduli orang-orang mau bilang apa soal 95, selagi bukan kenyataan." Ucap Jaka tegas lalu pergi masuk ke dalam ruangan Yuju.

___________________

Jopan itu Jung Jaehyun NCT dan Naka itu Lee Seokmin atau DK Seventeen.

Hope u enjoy.

95.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang