Keributan di hari pertama.

137 18 5
                                    

Seorang gadis bersenandung senang saat memasuki gerbang sekolah nya. Hari ini adalah hari pertama diri nya menjadi seseorang yang lebih dewasa. Mungkin sedikit berlebihan, tapi siapapun senang jika sudah memasuki masa putih abu-abu kan?

Sebenarnya jika di sebut pertama memasuki juga tidak terlalu benar, karena ia sudah menjalani MPLS minggu kemarin. Tapi ini adalah hari dimana secara resmi, Yuju menjadi anak SMA. Membayangkan nya saja sudah membuat Yuju senyum-senyum.

Yuju suka dengan seragam nya, putih abu-abu lengkap dengan dasi dan sabuk nya. Hey, katakan pada Yuju siapa yang tidak menyukai hari pertama memakai seragam putih abu-abu?

"Hai." Sapa teman Yuju sedari SMP. Una, gadis mungil dan cantik.

"Nanaa, Aku beneran seneng banget tau, se-excited itu aku pake seragam ini." Una mengangguk menyetujui itu.

"Aku juga sama, tapi aku di buat kesal oleh seseorang pagi ini. Menggangu hari bahagia ku saja." Keluh Una.

"Ada apa?"

"Aku berangkat bareng saudara aku kan ju. Terus di parkiran ketemu segrombolan cowo nyebelin banget! Masa salah satu dari mereka suruh aku buangin sampah?! Kenal aja enggak, tapi untung temen nya negur dia. Liat aja udah aku tandain orang nya!" Kesal Una panjang lebar.

"Hah? Nyebelin banget! Belagu banget ya? Mentang-mentang kita anak baru. Attitude dia kayak sampah." Yuju ikut menimpali.

Yuju heran bagaimana murid seperti itu bisa berada di sekolah yang tergolong favorite itu? Ah. Tapi bisa juga mereka memang di takdirkan mempunyai otak yang pintar.

Mereka memutuskan untuk ke kelas mereka. Seperti nya Tuhan memang sedang baik kepada mereka, mereka mendapatkan kelas yang sama.

"Ju. Kamu kok pucat?" Tanya Eunha saat melihat Yuju. Mereka sedang berjalan menuju ke lapangan, untuk upacara.

"Aku tidak tahu. Mungkin karena aku sarapan sedikit." Jawab Yuju.

"Tapi gapapa kok nana. Aku baik-baik aja, karena enggak pakai lipbalm jadi pucet banget." Ujar Yuju lagi, mencoba meyakinkan Una bahwa ia baik-baik saja.

Una pun mengangguk mengerti, mereka kembali berjalan bersama-sama menuju lapangan.

"YANG TIDAK MEMAKAI ATRIBUT LENGKAP, BERDIRI MENGHADAP MATAHARI." Perintah seorang guru, yang Yuju tau ia adalah Kesiswaan.

"Kalian terus, apa gak bosan?" Atensi Yuju teralih kepada siswa-siswa yang tengah di marahi oleh guru kesiswaan tersebut.

Tatapan Yuju secara tiba-tiba bertemu dengan salah satu siswa di sana. Yuju segera mengalihkan pandangan nya. "Gimana mau jadi calon imam, bawa atribut upacara aja gak lengkap." Gumam Yuju.

Upacara berjalan dengan lancar, kini Yuju dan Una memutuskan untuk membeli minum dulu ke kantin.
"Mereka yang di hukum tadi itu yang aku temuin di parkiran juga." Ucap Una kepada Yuju sembari meminum es jeruk nya.

"Hmm. Pantes, keliatan sering di hukum." Ucap Yuju menimpali.

"Padahal ganteng-ganteng, kenapa ya gak di manfaatin buat hal positif? Jadi selebgram misal nya!" Yuju pun tertawa menanggapi lelucon Una.

"Eh! Itu mereka!" Seru Una, tidak terlalu keras.

Yuju memandang mereka dalam diam, mereka menduduki meja di sebrang meja Yuju dan Una.

Saat Yuju dan Una masih mengobrol, ada seorang siswa menghampiri meja mereka berdua.

"Hai?" Sapa orang tersebut.

"Saya Tio. Ketua osis disini, boleh tau nama kamu siapa?" Ucap orang yang memperkenalkan dirinya sebagai Tio.

"Kamu mau tau nama aku atau temen aku?" Ujar Yuju.

"Kamu."

"Aku Yu- Woi ketos cupu! genit amat lu sama cewe hahaha. Mending lu pergi dah, enek banget liat ketos sok bijak pagi-pagi" Ucapan Yuju terpotong oleh seseorang yang berteriak di meja sebrang Yuju. Ya, itu salah satu dari segrombolan orang tadi.

Tio diam, lalu pergi begitu saja. Hey harusnya Tio membalas ucapan tersebut, lagi pula untuk apa tunduk pada mereka.

"Apasih kamu! Ikut campur urusan orang aja." Bukan Yuju, tapi Una.

"Lu berisik." Timpal orang di sebrang sana, yang memiliki badan cukup besar dan tinggi.

"Heh, kamu yang berisik! Emang ya kalian cuma segrombolan orang gak guna yang suka campurin urusan orang dan se-enak nya!"

"Apa lu bilang? Harusnya temen lu terima kasih sama gue! Gue udah hindarin temen lu dari cowo genit." Balas lelaki tersebut.

"Temen aku gak ngerasa keberatan di ajak kenalan tuh, jadi kamu pengganggu disini! Udah gitu sok kenal, belagu tau gak?!" Ucap Una lagi, Yuju yang merasa keadaan semakin kacau pun menarik Una untuk pergi.

"Harusnya lu gausah ikut campur urusan mereka ming."

"Lu suka sama anak itu kan jak? Baik lah gue hindarin dia dari ketos, bisa aja cewe itu naksir." Lelaki yang berteriak tadi adalah Aming.

"Gak gitu caranya." Ucap Jaka dengan nada datar, yang membuat lawan bicara nya pun terdiam.

Di sisi lain, Yuju sedang menenangkan Una yang sedari tadi masih emosi.

"Nana gak baik hari pertama langsung ribut sama orang." Ucap Yuju mengingatkan.

"Mereka itu siapa sih? Kok bisa ketua osis aja tunduk. Belagu banget." Ucap Una yang masih tersulut emosi.

"Aku juga gatau, ada baik nya kita gausah ber-urusan sama mereka." Balas Yuju dan di setujui oleh Una.

Sejujur nya Yuju juga heran, ada apa dengan lelaki tadi? Padahal kenal saja tidak, toh pria yang bernama Tio itu tidak macam-macam dengan Yuju. Wajar ketua osis ingin kenal dengan murid-murid baru.

___________________

Visual Tio itu Lee Taeyong NCT.

95.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang