Hati-Hati Suka!

81 9 5
                                    

"Na, aku duluan yaa. Kamu mau bareng?" Ucap Yuju, kini mereka sedang berada di depan gerbang sekolah, karena jam sekolah sudah usai sejak 15 menit lalu.

"Enggak usah ju, aku pesen ojol aja." Tolak Una, hari ini kita tidak punya tebengan untuk pulang. Tapi ia juga tidak ingin merepotkan Yuju, rumah mereka juga berlawanan arah.

"Serius?"

"Iyaa, aku juga mau mampir beli cemilan." Lalu Yuju mengangguk mengerti lalu berpamitan kepada Una.

Saat Una hendak memesan ojek online, ternyata baterai handphone nya habis." Yah, aduh gak bawa charger. Haduh gimana ya."

Saat Una sedang memikirkan solusi tiba-tiba saja hujan tiba, Una memilih untuk berteduh di depan sekolah nya.

"Aku sial banget sih hari ini, gimana aku pulang." Keluh Una.

Tiba-tiba ada motor yang berhenti di depan nya, awalnya Una mengabaikan keberadaaan orang tersebut tapi saat orang tersebut turun, Una langsung mendelik. Itu Aming, orang yang Una tidak suka.

"Kenapa lu gak pulang?" Tanya Aming membuat Una menoleh kepada pria tersebut.

"Kepo." Jawab Una cuek.

"Cuma bentuk kepedulian doang, lu gitu-gitu juga adek kelas gua."

"Yaa, suka-suka kamu." Aming menggelengkan kepala nya, kecil-kecil cabe rawit, batin Aming.

"Mau bareng?" Tawar Aming, entah ia juga heran mengapa ia menawari tumpangan, padahal mereka itu sering beradu mulut.

"Gak usah. Ngerepotin."

"Gua lagi mau di repotin. Habis hujan agak reda bareng sama gua. Gak baik lu kelamaan disini, angkot juga gak ada yang lewat." Una mempertimbangkan, ada benar nya juga. Tapi ia masih gengsi.

"Malah diem, udah gausah gengsi." Lanjut Aming.

"Aku gak gengsi ya!" Balas Una dan itu membuat Aming terkekeh karena Una terlihat sangat lucu.

"Yaudah mau?"

"Iya, mau."

"Ayo." Una membuka percakapan setelah 10 menit mereka tenggelam dalam keheningan.

"Masih gerimis, gapapa?" Tanya Aming melihat keadaan.

"Gapapa, katanya gak boleh lama-lama disini." Aming pun hanya mengangguk dan segera menaiki motor nya dengan Una.

"Mau mampir enggak?" Tanya Aming saat mereka sudah menjalankan motornya pergi dari area sekolah.

"Gak usah, nanti ngerepotin." Tolak Una, sebenarnya ia memang ingin mampir tapi pasti akan merepotkan Aming.

"Kalo jawaban nya gitu, berarti lu aslinya mau mampir beli sesuatu kan."

"Sok tau banget sih!"

"Udah hafal, bukan sok tau." Balas Aming.

"Sebut tempat nya, gapapa gua anterin sekalian." Ucap Aming dan Una kembali menolak. Tapi dengan paksaan akhirnya Una pun meng-iyakan, lagian Aming yang memaksa.

"Toko ini langganan mamah gua, banyak cemilan enak-enak disini." Ucap Aming sembari turun dari motor setelah sampai di sebuah toko yang menjual berbagai cemilan.

"Ayo masuk." Ajak Aming dan Una pun mengikuti Aming untuk masuk.

Ternyata benar, di dalam ada berbagai cemilan yang enak dan Una pun mengambil beberapa cemilan yang ia ingin kan, saat di kasir pun Aming menawari untuk membayar tapi dengan tegas Una menolak.

"Udah puas?" Una pun mengangguk senang, tanpa sadar Aming ikut tersenyum simpul melihat itu, mereka segera pulang takut jika hujan akan turun lagi.

"Kamu aneh." Ucap Una di sela-sela perjalanan.

"Aneh kenapa?"

"Tiba-tiba baik sama aku, kita sering ribut di sekolah. Kalo kamu lupa."

"Terus kalo gua sama lu sering ribut, gua gak boleh nolongin lu?" Jawab Aming.

"Ih, gak gitu!" Seru Una pada laki-laki itu.

"Hahaha. Gua kadang emang kesel denger omongan lu apalagi kalo nyalahin gua sama temen-temen gua. Tapi di sisi lain itu bentuk kepedulian lu juga sama temen lu itu, jadi habis itu gua anggep angin lalu aja."

Una yang mendengar itu terdiam sejenak." Orang-orang tuh terlalu nyebelin soalnya."

"Termasuk gua?"

"Iya! Tapi sekarang aku bakal coba buat lebih tenang lagi kok." Ucap Una dan Aming merespon itu dengan anggukan. Tanpa terasa kini Aming sudah sampai di depan rumah Una, tentu ia tahu rumah nya dari arahan Una.

"Makasih ya."

"Sama-sama." Lalu Una pun berbalik ingin masuk ke dalam rumah nya tapi suara Aming membuat nya berbalik.

"Gua Aming."

"I-iya?"

"Gua kan belum kenalin nama gua ke lu, biar lu gampang nandain nya. Gua Aming yang selalu bikin lu kesel."

"Ih, enggak." Aming pun tertawa lalu segera berpamitan, baju nya sedikit basah karena masih gerimis tadi, ia harus segera pulang.

Hati Una tanpa aba-aba menghangat, ia sudah tau nama laki-laki itu tapi entah ia lebih senang Aming memperkenalkan dirinya langsung seperti tadi.

"Ternyata kita harus kenal orang nya dulu baru tau sifat nya." Batin Una.

____________
Awas naksir! Ini singkat karena awal pendekatan mereka dulu ya🫰

Yang penting Una tau Aming enggak seburuk itu

Hope u enjoy guys

95.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang