Pertemanan Yang Di pertaruhkan.

88 11 3
                                    

Una bercerita tentang ia di antar oleh Aming kemarin, hanya kepada Yuju. Reaksi Yuju pun tampak senang mendengar itu. Yuju senang karena ia setelah ini tidak akan mendengar Una dan Aming adu mulut lagi.

Terhitung sudah hampir 1 bulan ia bersekolah disini, tidak ada ribut-ribut lagi yang ia dapatkan. Una dan Aming tidak ada kedekatakan khusus setelah itu, begitu juga dengan Yuju dan Jaka.

Memang terkadang Jaka masih suka mendekati Yuju seperti menawari pulang bersama dan lain nya, tapi Yuju sering menolak. Di sisi lain, Yuju dan Jopan lah yang lebih dekat.

"Yuju, bentar lagi bakal ada lomba 17 agustus. Ikut lomba apa?" Tanya Jopan, kini mereka sedang berdua di kantin, sebenarnya Jopan yang meminta Yuju menamani nya sarapan. Berhubung para guru sedang rapat pagi-pagi sekali.

"Gatau, nanti diskusi lagi sama anak kelas." Jawab Yuju sembari meminum susu coklat nya.

"Kamu mau ikut apa emang kak?" Tanya Yuju.

"Gatau juga sih, gak ikut apa-apa paling." Jopan menjawab dengan acuh, ia memang malas untuk ikut lomba semacam itu.

"Ikut lah!"

"Lu maksa?"

"Iya!"

"Oke gua ikut." Yuju tersenyum simpul mendapat jawaban itu.

Tak lama segrombolan laki-laki datang, teman-teman Jopan. Jopan terlihat acuh melihat teman-teman nya. Tapi yang Yuju sadari adalah tatapan tidak suka dari Jaka.

"Kak, aku duluan ya. Kamu gabung sama mereka aja." Ucap Yuju. Jopan menolak, dan menahan Yuju pergi.

"Disini aja. Tolong temenin gua." Ucap Jopan sembari memegang tangan Yuju. Yuju pun akhirnya menurut untuk menamani Jopan.

Di meja lain Jaka tampak kesal dengan Jopan.
"Cemburu bilang."

"Apa sih tai."

"Lagian si Jopan bisa-bisa nya deketin Yuju, udah tau lu demen." Ucap Naka.

"Tapi si Jaka juga diem-diem bae, makin gencar lah si Jopan." Ucap Aming.

"Gua gak diem, Yuju nya gak mau gua deketin." Jaka jujur-jujuran saja pada kedua teman nya, memang Yuju sering menolak.

"Di larang sama cewenya Aming kali." Celetuk Naka.

"Siapa cewe gua?"

"Una."

"Apa dah bacot. Gak demen gua. Lagian ya jak, lu deketin dia mah harus nya kayak Jopan aja tuh lembut penuh perhatian." Aming mengembalikan topik obrolan.

"Urusan gituan gampang ming, gua emang biarin dulu. Karena gua lebih mikirin masalah Jjakpri sama kita." Ucapan Jaka membuat Aming serta Naka menatap Jaka serius.

"Ada apa lagi?" Tanya Naka dengan tenang.

"Kemarin si Haikal di pukulin tapi untung banyak orang yang nolongin." Jaka terlihat menghela nafas panjang.

Aming tampak terkejut, ia pikir Jjakpri tidak membuat ulah lagi, ternyata anggota mereka yang lebih muda dari mereka juga di incar. Ya Aming pikir hanya menyerang anggota inti-inti saja.

"Lu serius njing? Kok gak bilang dari tadi malem sih jak? Kita bisa langsung serang mereka anjing." Kesal Aming.

"Ming turunin nada bicara lu." Naka memperingati.

"Ini udah ke anggota kita yang muda ka, mereka harus nya gak dapet serangan kayak gini. Gua pikir dia incer inti-inti doang."

"Iya gua paham ming, tapi gua juga takut buat langsung serang. Gua bingung apa masalah mereka." Ucap Jaka memperjelas semua nya.

"Alasan lu dari dulu juga begitu kan jak? Gak tau masalah nya, gatau apa yang mereka permasalahin. Kalo gatau itu kita samperin jak, gak diem kayak pengecut. Bilang sama bang Wirangga, inget dia ketua nya. Bukan lu."

Ketiga nya menoleh, Jopan lah yang bersuara, ternyata obrolan itu sampai ke telinga nya. Karena keadaan kantin hanya ada mereka, jadi wajar itu dapat terdengar.

Usai mengucapkan hal tersebut, Jopan mengajak Yuju untuk pergi. Yuju tampak bingung, tidak mengerti dengan semua nya.

"Kalo lu lupa, gua wakil nya disini." Ucap Jaka memperingati Jopan. Kemudian Jopan membalikan badan nya, menatap Jaka remeh.

"Wakil pengecut maksud lu?"

"Maksud lu apaan jo?" Jaka menghampiri Jopan.

"Bukan nya perkataan gua udah jelas? Lu terlalu diam jak, lu mau nunggu sampe kapan sih? Sampe semua anak 95 di serang? Hah?"

"Kalo gatau masalah mereka, samperin ke markas nya! Bukan diem kayak batu doang!" Jopan menaikan nada bicara nya.

"Lu, gak berhak ngatur-ngatur gua." Jaka memegang kerah baju Jopan.

"Kenapa? Gua bilang demi kebaikan 95."

"Gua gak suka di atur anjing." Satu pukulan lolos ke pipi Jopan, Aming dan Naka langsung menahan Jaka ketika ia ingin melayangkan pukulan lagi.

"Jak sadar, dia Jopan. Temen lu." Ucap Naka.

"Kalo lu gasuka sama gua, sama keputusan gua di 95. Lu keluar aja jo!" Ucapan Jaka membuat Aming dan Naka menatap Jaka dengan pandangan bingung.

Jopan mendekat ke arah Jaka, mengarahkan mulut nya tepat di telinga Jaka." Lu marah kan karena gua bisa deket sama Yuju? Padahal gua ajak saingan baik-baik. Tapi berhubung lu usir gua dari 95, gua gak akan saingan dengan sehat."

"Thanks, gua keluar." Jopan menempuk bahu Jaka lalu pandangan nya kembali kepada Yuju yang diam terpaku dengan semua hal yang ia lihat.

"Ayo." Ajak Jopan dan menarik tangan Yuju pergi. Yuju menatap Jaka, ia melihat bahwa Jaka benar-benar marah.

"Jak gua kecewa, saran Jopan udah bagus tapi yang lu lakuin apa? Malah usir dia dari 95." Aming pergi meninggalkan Jaka dan Naka di situ. Sungguh Aming kecewa.

Naka menatap Jaka, Naka juga tentu kecewa dengan ucapan Jaka kepada Jopan. Tapi jika ia ikut marah kepada Jaka tentu saja keadaan akan lebih kacau dari ini.

"Nanti malem keluar sama gua, kita ngobrol." Ucap Naka lalu pergi ke kelas. Jaka terdiam sendirian di situ, mengacak rambut nya frustasi.

Di sisi lain, Yuju tengah mengobati Jopan di UKS. Ia diam, tidak bertanya apapun tentang kejadian tadi. Yuju merasa itu bukan ranah nya.

"Jaka gitu karena dia gabisa deket sama lu." Yuju terdiam, ingin mendengarkan lagi penjelasan Jopan.

"Beberapa anggota udah di serang sama geng motor lain, gua suruh Jaka buat jangan cuma diem doang. Gua khawatir sama anggota lain, tapi dia malah bawa-bawa perasaan nya."

"Maksud kakak gabisa deket sama aku itu apa?"

"Dia suka sama lu Juwita." Ucap Jopan gemas.

"Hmm, suruh kak Jaka jangan suka sama aku."

"Kenapa? Biar gua doang yang suka sama lu?"

"Apasih kak, enggak. Aku gasuka ada pertemanan yang hancur karena aku." Yuju merasa tidak enak sungguh.

"Gampang. Gua juga gak ada niatan musuhan sama Jaka, udah tenang aja." Jopan mencoba menenangkan gadis tersebut.

"Udah selesai, aku balik duluan ya kak. Takut nya udah pada selesai rapat." Pamit Yuju dan di setujui oleh Jopan.

Jopan sendiri? Ia akan membolos, ia butuh hal yang menenangkan sekarang.

__________________

Waduh waduh waduh kok jadi Jopan Yuju?😩

95.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang