The Way u Speak (3)

781 64 17
                                    


Happy Reading

Seperti hari hari sebelumnya, Junghwan harus memiliki kesabaran ekstra dalam menghadapi masa muda sang bapak. Dan hari ini Junghwan di buat ingin menyerah saja atas pemberontakan yang di lakukan Jeongwoo.
Dengan panik nenek menyuruh untuk mengantarkan bekal makan siang dan seragam ganti Jeongwoo yang tertinggal, namun saat sampai di sana Jeongwoo rupanya sudah membolos pelajaran dari jam pertama.
Junghwan masih ingat betul ekspresi khawatir nenek saat sadar seragam olahraga jeongwoo telah koyak minggu lalu, ia bergegas menyetrika seragam yang baru karena takut bila cucunya sampai membolos sekolah.

Junghwan ingin memukul siapa saja saat ini, melihat si bapak malah asyik bermain gitar saat jam pelajaran. Belum lagi eksistensi Doyoung yang notabene nya dari sekolah lain duduk sambil menontonnya kagum.

Bugh !!


Jeongwoo tercekat sejenak saat merasakan kebas di pipi kanannya, ia menoleh " gue salah apaan nyet ! "

Doyoung dengan sigap berdiri, membantu jeongwoo yang tersungkur.


" gue udah bilang kan, gue bakal ajarin lo gitar asal sekolah yang bener, udah berapa kali gue bilang ! " 

Jeongwoo mengernyit " lah kok ngamok ? "
" Masih untung gue bolehin lo numpang di rumah ! " nadanya masih terkesan tengil, seakan tidak serius menanggapi Junghwan.

" di sekolah belajar yang bener ! lo harus kuliah ! ga kasian sama nenek yang punya harapan besar buat lo ?! " 

" lo tau apa tentang gue ? lagian siapa juga yang mau kuliah ? ga minat " Jeongwoo tertawa hambar.

Bukan... dalam hati bukan itu yang ingin ia ungkapkan, tentu saja ia ingin kuliah, namun ia sadar ia tidak cukup pintar untuk mengambil beasiswa, sedangkan jalur mandiri juga tidak memungkinkan. Ia tak tahu jika sebenarnya pintar, memang agak benci belajar, ia lebih memilih sesuatu yang menyenangkan dan lebih menguntungkan dalam hal menghasilkan uang. membentuk band contohnya.

Junghwan yang kepalang kesal menarik pergelangan tangan Jeongwoo dengan kasar, menyeretnya keluar dari ruang musik, meninggalkan Doyoung.


"lo apa apaan ?! ga usah berlagak sok peduli ! di bayar berapa lo sama nenek ?! lo cuma orang asing yang numpang tinggal di rumah gue sama nenek !  " Jeongwoo menepis tangan Junghwan hingga cekalan pemuda itu terlepas.

" Jauh jauh lo ! Jangan mikir lo udah ngajarin gue bisa ngelakuin seenaknya, lo udah gue izinin numpang, jangan campuri urusan gue sama sekali " Rasa sesak menggerogoti setelah ia melihat Junghwan hanya diam tak berkutik, apakah kata katanya tadi keterlaluan ia tidak sempat memikirkannya. Jeongwoo langsung pergi begitu saja mengingat ia meninggalkan Doyoung sendirian.


Kata kata yang di lontarkan Jeongwoo memang tidak seberapa, namun saat Junghwan sadar jika kalimat tersebut keluar dari mulut bapaknya sendiri ia tidak bisa menahan air matanya untuk turun. 2 minggu bukanlah waktu yang sebentar untuknya yang tinggal di rumah Jeongwoo. Pikirannya menerawang jauh, Jeongwoo yang selalu kesal dengan tingkahnya, dan nenek buyut yang selalu pulang malam setelah menjual habis dagangan bunganya. Ia merogoh saku, tadi pagi ia baru saja mendapat saku dari nenek atas upah karena menjadi mentor matematika sekligus mengajari Jeongwoo gitar. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fukuoka sub Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang