Stupid •Jiharu•

1K 64 26
                                    

cw/tw : toxic relationship, hashword, violence

Happy Reading

.

.

.

" urus diri lo sendiri bisa kan ? Yujin lagi butuh gue " Jihoon bangkit setelah menerima telepon, ia segera membersihkan badannya yang lengket dengan bau cairan yang khas. Haruto ingin melayangkan protes, tak ingin di tinggalkan begitu saja seperti jalang, dengan sisa tenaganya ia mencegah jihoon, menggenggam tangannya yang hendak pergi.

" aku juga butuh kakak " ucapnya serak

" lo laki bukan ? gue benci laki laki lemah " Jihoon menepis genggaman tangan Haruto, lagi lagi yang seperti ini tak membuat Haruto sadar. Ia terlalu bodoh dengan yang namanya cinta hingga mau di perbudak oleh kekasihnya sendiri. Kekasih ? kata itu bahkan sangat tak cocok untuk keduanya.

Dari awal tujuan Jihoon hanya karena syarat warisan mendiang ayah Haruto yang merupakan rekan bisnis ayahnya. lagipula siapa juga yang menyukai anak penyakitan sepertinya, seumur hidup pun Jihoon akan bersumpah tidak akan menikahi pemuda ringkih itu. dan memang yang di dapatkan Haruto hanya perlakuan kasar dari pada afeksi penuh cinta.

" jangan lupa minum obat. gue gak sudi punya anak dari lo "

" kak- "
Suara bedebum pintu terdengar sebelum Haruto menyelesaikan kata kata nya.

sungguh Haruto sangat malas untuk sekedar berjalan ke kamar mandi, seluruh tubuhnya sakit, terlebih ia sedang demam, namun sialnya pria itu datang dan dengan tak berperasaan memaksa Haruto untuk melayaninya hingga ia lemas. Haruto tak bisa menolak, setiap kata kata kasar di selingi dengan pujian yang cukup vulgar saat bercinta membuatnya terbuai, ia suka saat Jihoon memujinya dengan kata kata kasar, mengatakan bahwa tubuh indah milliknya ini adalah milik Jihoon seorang. Ia suka saat Jihoon melontarkan kata kata vulgar hanya untuk mendeskripsikan bagaimana cantiknya ia saat sedang di bawah kendali Jihoon. Memang sedikit aneh. katakan lah ia Bodoh.

Yang haruto fikirkan sekarang adalah, bagaimana ia harus berjalan membersihkan dirinya dengan kondisi mengenaskan seperti ini ? sedikit hiperbola, tapi Haruto benar benar kehabisan tenaga saat ini, tubuhnya yang telanjang terkulai lemah di atas ranjang dengan cairan menjijikkan yang meluber dimana mana. Siapapun yang melihat nya akan bergidik ngeri dan reflek mendial ambulance kapan saja.

Jika di tanya seberapa lelah nya Haruto ? tentu ia sangat lelah hinga rasanya ingin mati saja. hari harinya hanya mendengar kata kata kasar dan di akhiri dengan pergumulan ranjang, sebuah siklus yang tidak pernah berubah. Berpisah ? jika ia sanggup melakukannya hal itu juga pasti ia lakukan sedari dulu, namun rasa cintanya terlalu besar untuk melarikan diri dari cekalan manusia egois tersebut. Ia benar benar tidak waras sekarang, jika sudah benar benar lelah ia merasa lebih baik mati.

Haruto sendiri masih melamun, membiarkan tubuhnya tergeletak begitu saja, ia sudah memutuskan akan istirahat terlebih dahulu, mengumpulkan tenaga untuk membersihkan kekacauan yang telah Jihoon buat.

Pemuda itu baru saja memejamkan matanya, ia hampir terbawa alam sadar sebelum suara ketukan pintu yang tidak sabaran itu menyeruak seisi ruangan.

" Ru ! Lo ada di dalem nggak ?! Gue bawa martabak ! "

Haruto segera menutupi tubuhnya dengan selimut, " masuk... Pintunya ngga di kunci... " Ucapnya serak.

Fukuoka sub Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang