6.ke rumah sakit

12 3 0
                                    

Bruk

Suara itu adalah suara tubuh seseorang yang baru saja ambruk ke tanah. Dia adalah seorang gadis yang berada di barisan paling belakang. Rambut sepinggang nya menutupi wajah cantik sang gadis. Orang orang yang ada di dekta barisan mulai heboh dan memanggil petugas PMR. Namun, sebelum petugas PMR datang seseorang sudah lebih dahulu membawa tubuh sang gadis pergi meninggalkan lapangan dan berjalan menuju UKS.

Lagi lagi suara menjadi heboh Karna sosok yang dikenal dingin dan tidak pernah ikut campur apalagi hal sepele seperti ini tiba tiba melakukan sesuatu yang diluar pikiran mereka.

Mahendra Arzelix, si kutub es ke-2 tiba tiba membantu dan menggendong seorang gadis yang sedang menjadi bahan bully di angkatan kelas X. Sang gadis adalah Lucia Arandela Reynarthonz. Yang mungkin lebih di kenal dengan nama samaran Lucia A.R.

Mengapa demikian? Ya Karna selama ia mendaftar sekolah dari TK sampai sekarang. Nama itulah yang ia jadikan, Karna ia tak ingin orang orang mengenal dan bertanya tanya tentang dirinya kalau ia berasal dari keluarga Reynarthonz yang hampir di kenal oleh sebagian orang Indonesia.

Selepas kepergian Zelix yang membawa Lucia ke UKS. Barisan para murid masih saja berisik dan beberapa menit kemudian baru bisa di tenangkan dan upacara bendera di mulai lagi.

Saat upacara sedang berlangsung ada tiga orang murid dengan pikirannya masing masing di barisan kelasnya.

Yang pertama ada Arsean yang memikirkan ada hubungan apa Zelix teman kelasnya dan bestinya itu dengan Lucia.

Yang kedua ada Maxcine Arzon Deandrion, sepupu laki laki Lucia. Dia merasa khawatir dengan kondisi sepupunya yang tiba tiba pingsan.

Yang ketiga adalah Clara Evania, dia menatap Punggung Zelix dengan sangat tajam. Lucia dan Clara satu kelas, maka ia dapat dengan jelas melihat Zelix yang menggendong Lucia. Api kecemburuan menjalar di hatinya, Zelix sosok kakak kelas dan cinta pertamanya waktu di SMP, rela dan mau menggendong Lucia si gadis beasiswa. Niat jahat telah tersusun rapi di otak Clara untuk membalas Lucia.

****

Sedangkan di UKS

Tuk
Tuk
Tuk

Suara langkah kaki yang mendekat ke ruang UKS terdengar oleh para petugas yang berjaga. Setelah melihat ke asal suara, dapat terlihat seorang Zelix menggendong seorang gadis yang pingsan.

" Dia kenapa?" Tanya seorang petugas PMR perempuan.

" Lo nggak liat dia lagi pingsan! Mala nanya lagi." Kicep, hal itu yang di lakukan oleh sang petugas PMR perempuan yang bertanya tadi setelah pertanyaan nya di balas dengan nada tajam dan ketus Zelix.

" Lo, Baringin di disini aja" sahut seseorang petugas PMR kaki laki yang muncul dari belakang petugas PMR perempuan, ia pun mengarahkan Zelix ke salah satu bangkar yang kosong.

" Lo urus dia, kalau udah sadar telfon gue!" Dan yaa, zelixpun melengseng pergi dari UKS.

Si petugas PMR yang diperintahkan tadi hanya geleng geleng oleh perbuatan Bestaiknya itu wkwkkw.

"Untung Lo teman gue, kalau bukan, udah gue suntik mati Lo!"

Dia adalah Arhan Rionziko, salah satu Most wanted di Damien High School. Dia adalah anggota DGXI ( Damien Generation XI ). Diantara temanya yang lain, dia bisa di bilang paling baik dan pengertian atau setidaknya masih punya perasaan. Tapi kalau dia udah marah, Lo bisa bisa di beri suntikan mematikan oleh Arhan.

*****

Sudah dua jam lamanya tapi Lucia belum juga sadar dari pingsannya. Pera petugas yang menjaganya di buat agak panik. Ia merasa tidak biasanya kalau ada yang pingsan sadarnya lama.

Segala cara udah dilakukannnya untuk membuat Lucia sadar, namun hal itu berujung sia sia.

" Kak Arhan, ini gimana. Dia belum juga siuman. Ini udah dua jam dan aku udah berusaha buat dia sadar. Tapi nggak berhasil" Keluh panik petugas yang menjaga Lucia tadi.

Arhan mulai mengambil ponselnya dan menelfon seseorang.

" Lo kesini buruan, cewek yang Lo bawa tadi belum sadar sadar juga. Lebih baik bawa ke rumah sakit. Untuk di periksa lebih lanjutt. Cepatan Lo ke..."

Tutttttt

Sambungan diputuskan oleh salah satu pihak, yang pastinya bukan Arhan. Karna ia anak yang baik dan tidak sombong.

Beberapa menit kemudian datanglah seorang Zelix sosok yang di telfon Arhan tadi. Kemudian setelah itu Zelix menggendong Lucia dan pergi ke parkiran dan di ikuti oleh Arhan di belakang.

Di perjalannan ke parkiran, banyak orang yang memperhatikan mereka, Karna ada beberapa kelas yang sedang olahraga.

" Bang, dia mau di bawa kemana?" Tanya salah seorang yang memakai baju olahraga.

" Ke rumah sakit " Zelix? Bukan dia yang menjawab, melainkan itu adalah Arhan. Mana mungkin seorang Zelix mau menjawab wkwkwk.

" Gue ikut dong" ucap si cowok yang pakai baju olahraga yang terus mengikuti Zelix dan Arhan.

Tak ada sahutan dari mereka berdua, yang artinya mereka setuju setuju aja.

"Nih kunci" lempar Arhan ke arah cowok yang pakai baju olahraga.

"Mentang mentang gue paling kecil, enak banget yaa Lo printah printah" celotenya, yaa walaupundemikian ia tetap melakukan perintah Arhan.

Si cowok yang memakai baju olah raga tadi adalah Maxcine Arzon Deandrion, sepupu Lucia yang sangat baik dan menyayangi Lucia.

Sejujurnya alasan ia ingin ikut Karna ia khawatir dengan Lucia. Ia takut terjadi apa apa pada Lucia, sehingga ia memilih untuk ikut.

Dari keluarganya yang lain, ia dan kedua orang tuanyalah yang waras untuk tidak menyalakan Lucia atas kepergian tantenya Emyllie.

Ia dan keluarganya telah berusaha membuka mata keluarga besar mereka namun itu semua sia sia. Mereka seolah memilih menutup mata dan telinga mereka tentang kebenaran yang ada.

Di perjalannan menuju rumah sakit, Maxcine terus mencuri pandang ke arah belakang. Ia melihat kondisi Lucia yang ada di gendongan Zelix di kursi kemudi. Lucia sang sepupu yang masih menutup mata dengan wajah yang pucat membuat Zelix makin khawatir Karna takut terjadi apa apa.
Sedangkan Arhan duduk di samping kemudi.

"Ngapain Lo " ucap Zelix tajam karna ia menciduk Maxcine yang mencuri pandang ke arah belakang.

"Ehhh, nggak ada bang, gue cuma sedikit khawatir sama tu cewek. Mukanya pucet amat dah" ucap Maxcine, sedang Zelix dan arhan yang mendengar hanya mengangguk dan memandang wajah Lucia yang memang sudah sangat pucat dan kering.

Maxcine mempercepat laju mobil dan jalan untuk bisa segera sampai ke rumah sakit yang memang jaraknya agak jauh mengingat rumah sakit ada di pusat kota sedangkan Damien High school berada di pinggir kota.

LURELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang